Konstruksi Sosial 100 Hari Pemerintahan Anies Baswedan-Sandiaga Uno sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Periode 2017-2022 (Analisis Framing di Akun Instagram @maklambeturah)
RAHMAT DWI MARTADI, Dr. Phil. Arie Setyaningrum, S.Sos., M.A.
2021 | Skripsi | S1 SOSIOLOGIMedia sebagai perantara alat berkomunikasi antar masyarakat dewasa ini mengalami perkembangan yang signifikan. Berkat teknologi internet proses komunikasi masyarakat melalui media sosial tidak lagi terhalang oleh batasan ruang dan waktu. Media sosial pun menjadi sebuah ranah publik yang baru di mana segala jenis isu dan topik dibicarakan. Akan tetapi perkembangan media tersebut diikuti oleh perubahan sifat media menjadi berbasis kapitalisme yang mengedepankan keuntungan kapital. Media digunakan untuk untuk melanggengkan kekuasaan dan menambah modal kapital melalui pembentukan opini di media. Pertarungan kepentingan yang terjadi di media pun menjadikan media sosial berisikan konten-konten yang telah dikonstruksi. Salah satu bentuk nyata pertarungan kepentingan di media adalah pada pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta 2017 dengan berbagai macam perang opini di media sosial dengan menggunakan bantuan buzzer untuk dapat membentuk opini publik. Terlepas dari pelaksaan Pilkada DKI Jakarta 2017 yang telah usai, buzzer-buzzer politik tetap bekerja untuk mempengaruhi opini publik dalam media. Media sosial pun bukan menjadi sebuah ranah publik yang aman bagi masyarakat di mana produksi informasi yang tidak kredibel berlangsung secara cepat dan interevensi pemerintah dalam membuat peraturan untuk dapat membatasi kebebasan berekspresi dari masyarakat.
Media as an intermediary means of communication between people today has experienced significant development. Thanks to internet technology, people's communication processes through social media are no longer hindered by the limitations of space and time. Social media has become a new public sphere where all kinds of issues and topics are discussed. However, the development of the media was followed by a change in the nature of the media to be based on capitalism which prioritizes capital gains. Media is used to perpetuate power and increase capital through the formation of opinion in the media. The battle of interests that occurs in the media also makes social media contain content that has been constructed. One of the real forms of conflict of interest in the media is the implementation of the Pilkada DKI Jakarta 2017 with various kinds of opinion wars on social media using the help of buzzers to form public opinion. Regardless of the implementation of the 2017 DKI Jakarta Pilkada which has ended, political buzzers are still working to influence public opinion in the media. Social media is also not a safe public space for the community where the production of non-credible information takes place quickly and government intervention in making regulations can limit people's freedom of expression.
Kata Kunci : ranah publik, media, konstruksi sosial, politik, kekuasaan.