Laporkan Masalah

Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Tingkat Kepatuhan Apoteker Terhadap Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kota Kupang Nusa Tenggara Timur

MARIA M WATY PARERA, Dr. Nanang Munif Yasin, M.Pharm., Apt; Dr. Susi Ari Kristina, M.Kes., Apt

2021 | Tesis | S2 Magister Manajemen Farmasi

Latar Belakang : Kepatuhan terhadap standar pelayanan kefarmasian di apotek merupakan faktor penting dalam mewujudkan pelayanan kefarmasian yang berkualitas guna melindungi pasien dan masyarakat serta memberikan jaminan kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian. Temuan pengawasan terkait pelaksanaan standar masih sering terjadi sehingga kepatuhan terhadap standar perlu mendapat perhatian. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat kepatuhan apoteker dan faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam mengimplementasikan standar pelayanan kefarmasian di apotek pada praktik yang dilakukan oleh apoteker di kota Kupang NTT. Metode : Penelitian ini dilakukan dengan rancangan analitik deskriptif menggunakan desain cross sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner terstruktur yang disadur dari Permenkes RI No. 73 Tahun 2016 pada keseluruhan populasi apotek di kota Kupang yang berjumlah 85 dengan subjek penelitian adalah apoteker pengelola dan apoteker pendamping selama periode November 2020-Januari 2021. Analisa data menggunakan analisis univariat, uji chi square dan uji binary logistic dengan SSPS tipe 25 selanjutnya dideskripsikan dalam narasi. Hasil dan Pembahasan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pengelolaan sediaan farmasi, alkes dan BMHP sesuai standar telah terlaksana sebesar 66,1% dan pelayanan farmasi klinik 39,6%. Berdasarkan 64 responden kriteria inklusi, 37 responden (57,8%) patuh dalam mengimplementasikan standar sesuai dengan Permenkes RI No. 73 Tahun 2016 sedangkan 27 responden (42,2%) tidak patuh dalam mengimplementasikan standar. Besaran pendapatan yang diterima (p=0,036) dan waktu kerja yang terkait dengan tingkat kehadiran di apotek (p=0,004) sebagai faktor karakteristik apoteker yang memberikan pengaruh signifikan (p<0,05) terhadap tingkat kepatuhan apoteker di kota Kupang dan yang paling dominan adalah tingkat kehadiran apoteker. Karakteristik apotek yang terdiri dari kepemilikan dan jam operasional tidak menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan. Kesimpulan : Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan apoteker dalam mengimplementasikan standar di kota Kupang masih rendah dan faktor yang mempengaruhi adalah tingkat kehadiran di apotek.

Background: The compliance with pharmaceutical service standard in pharmacies played an important role in realizing quality pharmaceutical service to protect patients and to provide legal certainty for pharmaceutical personnel. Supervision findings related to the implementation of standards are still common. Therefore, the compliance with the standards needs attention. Objective: The study aims to examine the level of pharmacist compliance and the factors that influence the compliance of the pharmacists in practically implementing pharmaceutical service standards at pharmacies in Kupang City of East Nusa Tenggara. Methods: It was conducted using analytic-descriptive method with cross sectional design. Data were collected from the population of 85 pharmacies in Kupang City using structured questionnaire adapted from the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 73 of 2016. The subjects were the comunity pharmacists in the period of November 2020-January 2021. The data were analyzed using univariate analysis, Chi squre test and binary logistic test with SPSS of type 25 and described in narrative. Results and Discussion: The results of the study showed that the implementation of the management of the pharmaceutical supplies, medical equipments and disposable medical equipments was 66.1% and the implementation of the clinical pharmaceutical service was 39.6%. There were 64 respondents included in the study based on the inclusion criteria. Thirty seven respondents (57.8%) complied with the standard of the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 73 of 2016, while 27 respondents (42.2%) did not comply with the standard. The characteristics of the pharmacists included of the received income magnitude (p=0.036) and the working time thats related to the attendance rate in the pharmacies (p=0.004) had significant effect (p<0.05) on the compliance of the pharmacists in Kupang City and the most dominant characteristics was the attendance of the pharmacists. The characteristics of the pharmacies included the ownership and the operational hours did not have any significant effect. Conclusion: The study showed that the compliance of the pharmacists with the existing pharmaceutical service standard in Kupang City was still low and the influencing factor was the attendance in the pharmacies.

Kata Kunci : standar pelayanan kefarmasian, implementasi, apotek, tingkat kehadiran, Kota Kupang

  1. S2-2021-447963-Abstract.pdf  
  2. S2-2021-447963-Bibliography.pdf  
  3. S2-2021-447963-Tableofcontent.pdf  
  4. S2-2021-447963-Title.pdf