BEKERJA SEBAGAI SALES PROMOTION GIRL PARUH WAKTU: MEKANISME BERTAHAN MAHASISWI RANTAU DI YOGYAKARTA

RR ANNISA SURYA K, Dr. Setiadi, M.Si.

2021 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

Dewasa ini pekerjaan sebagai SPG Paruh Waktu memiliki daya tarik bagi kalangan mahasiswi. Terdapat sekelompok mahasiswi yang secara ekonomi berada di lapisan bawah dan memerlukan sebuah pekerjaan. Kegiatan menjadi SPG Paruh Waktu nyatanya bagi sebagian mahasiswi merupakan upaya untuk menambah penghasilan demi terpenuhinya kebutuhan dan melalui pekerjaan ini mereka dapat bertahan hidup dalam situasi sulit. Dalam prosesnya banyak permaslahan yang dihadapi, seperti permasalahan ekonomi dan permasalahan sosial. Dengan adanya permasalahan tersebut membuat para SPG Paruh Waktu memiliki beberapa mekanisme untuk mempertahankan eksistensinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme yang dilakukan oleh seorang SPG Paruh Waktu dalam mempertahankan eksistensinya di tengah permasalahan yang ada. Metodologi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian berasal dari empat mahasiswi yang bekerja sebagai SPG Paruh Waktu di Yogyakarta. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dan wawancara mendalam (indepth interview). Penelitian ini mengadaptasi pandangan tentang etika subsistensi milik James C. Scott untuk mekanisme bertahan pada kalangan petani. Sedangkan dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan mekanisme bertahan yang dilakukan oleh SPG Paruh Waktu untuk mengatasi permasalahan ekonomi dan permasalahan sosial dalam kehidupannya. Penelitian ini menemukan beberapa permasalahan yang dihadapi oleh SPG Paruh Waktu saat bekerja. Permasalahan yang dihadapi berupa (1) pembagian upah tidak tepat waktu, (2) pemotongan upah, (3) penggelapan upah, (4) terdapat persaingan antar rekan kerja dan (5) perilaku konsumtif. Hal-hal tersebut mengakibatkan para SPG Paruh Waktu harus melakukan mekanisme bertahan, seperti (1) penghematan pengeluaran, (2) sebisa mungkin memiliki cadangan pekerjaan agar tercipta perekonomian yang stabil dan (3) memanfaatkan jaringan sosial yang dimiliki untuk mempermudah jalan informasi pkerjaan yang tersedia.

Nowadays, working as a part-time SPG has an attraction for female students. There is a group of students who are economically in the lower class and need a job. The activity of becoming a part-time SPG is actually an effort for some students to increase their income in order to fulfill their needs and through this work they can survive in difficult situations. In the process, many problems are faced, such as economic problems and social problems. With these problems, part-time SPGs have several mechanisms to maintain their existence. This study aims to determine the mechanism used by a part-time SPG in maintaining its existence in the midst of existing problems. The methodology in this study uses a qualitative descriptive approach. Sources of research data came from four female students who worked as part-time SPG in Yogyakarta. Data collection techniques were carried out through observation, and in-depth interviews. This study adapts James C. Scott's view of subsistence ethics for survival mechanisms among farmers. Meanwhile, in this study, it is used to describe the survival mechanism carried out by the part-time SPG to overcome economic problems and social problems in their lives. This study found several problems faced by part-time SPGs while working. The problems face are (1) the distribution of wages is not timely, (2) wage cuts, (3) embezzlement of wages, (4) there is competition between co-workers and (5) consumptive behavior. These things cause part-time SPGs to have to carry out defensive mechanisms, such as (1) saving on expenses, (2) as much as possible having job reserve in order to create a stable economy, and (3) taking advantage of their social networks to make it easier for available job information.

Kata Kunci : mahasiswi , SPG , paruh waktu , mekanisme bertahan