Variasi dan Fungsi Selubung Tiang Majapahit Koleksi Pusat Informasi Majapahit di Mojokerto
Bagas Kurniawan, Andi Putranto, S.S., M.Sc.
2021 | Skripsi | S1 ARKEOLOGIPenelitian ini bertujuan untuk mendapatkan variasi artefak selubung tiang yang merupakan salah satu jenis artefak terakota yang berasal dari Masa Majapahit (abad 13-16 M). Selain itu, penelitian ini juga menganalisis keberadaan fungsi sosial, ideologi, dan estetika yang melekat pada artefak tersebut. Seperti kita ketahui, banyak ahli yang meyakini bahwa penggunaan terakota pada Periode Klasik Indonesia mencapai pencapaian tertingginya pada Masa Majapahit. Artefak selubung tiang ditemukan dalam berbagai bentuk dan desain. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh para ahli menyimpulkan bahwa artefak tersebut digunakan sebagai elemen bangunan dan memiliki fungsi teknis untuk menutupi dan melindungi struktur tiang kayu yang ada di dalamnya. Akan tetapi, masih belum diketahui keberadaan fungsi lainnya sampai saat ini. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, saya membandingkan 20 artefak selubung tiang yang disimpan di Pusat Informasi Majapahit (PIM) di Mojokerto, Jawa Timur dengan menggunakan analisis tipologi untuk membuat tipe dan variasinya. Untuk membantu interpretasi terhadap fungsi, digunakan data pendukung lain seperti relief candi kontekstual dan manuskrip kuna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 6 tipe dan 18 variasi selubung tiang di PIM dengan rincian Tipe IA (3 varian), IIA (2 varian), IIB (1 varian), IIIA (9 varian), IIIB (2 varian), dan IIIC (1 varian). Hasil penelitian juga menunjukkan indikasi bahwa artefak tersebut mungkin memiliki fungsi sosial yang dikaitkan dengan status sosial, fungsi ideologi untuk memberi pengetahuan mengenai filosofi teratai, dan fungsi estetika untuk membangkitkan lango orang yang melihatnya. Dari segi arkeologi, penelitian ini mengimplikasikan bahwa para kalula (pembuat tembikar) dari Majapahit sudah memiliki kreativitas tingkat tinggi dalam pembuatan tanah liat yang perlu kita perhatikan.
This research aims to obtain the variance of pillar cover artifact, which is one form of terra-cotta artifacts dating from the Majapahit Era (13th-16th century AD). In addition, this study also analyzes how the social, ideology, and aesthetic functions inherent to these artifacts exist. As we know, many experts believe that the use of terra-cotta in Indonesia Classical Period reached its highest level of achievement in the Majapahit Era. Pillar cover artifacts are found in various shapes and design. Previous researches concluded that these artifacts were used as architectural element and have technical functions to cover and protect the wooden pillar structure inside it. However, whether or not the existence of other functions remains unknown. To answer the questions, I compared 20 pillar cover artifact that is stored in Pusat Informasi Majapahit (PIM) in Mojokerto, East Java by using typology analysis to create the types and variations. In order to assist the interpretation of the functions, other supporting data such as contextual temple relief and old manuscript are applied. The result showed that there are 6 types and 18 variations of pillar cover in PIM with details of Type IA (3 variants), IIA (2 variants), IIB (1 variant), IIIA (9 variants), IIIB (2 variants), and IIIC (1 variant). Result also revealed indications that these artifacts may have social function attributed to social-status, ideology function to carry knowledge about lotus philosophy, and aesthetic function to evoke the lango of those who see it. From the archaeological perspective, this research implies that the kalula (pottery maker) from Majapahit had already had a high level of creativity in clay making in which we need to take into account.
Kata Kunci : terakota, selubung tiang, Majapahit, tipologi, fungsi