Laporkan Masalah

CARA PEMBENTUKAN CAMPUR KODE BAHASA KOREA DAN BAHASA INGGRIS DALAM MAJALAH FESYEN

NINING SETYANINGSIH, Hwang Who Young, M.A.

2021 | Skripsi | S1 BAHASA DAN KEBUDAYAAN KOREA

Penelitian ini membahas campur kode bahasa Korea dan bahasa Inggris dalam majalah fesyen. Data penelitian ini bersumber dari artikel majalah fesyen Elle Korea yang terbit online melalui Naver Post edisi bulan Oktober dan November 2019. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah bentuk dan faktor penggunaan campur kode bahasa Korea dan bahasa Inggris dalam majalah fesyen Elle Korea. Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan teori Hoffmann (1991) mengenai tataran dan bentuk campur kode serta teori Holmes (1992) mengenai faktor penggunaan campur kode. Hasil penelitian menunjukkan, dari 18 artikel yang diteliti, campur kode bahasa Korea dan bahasa Inggris terjadi dalam tataran intra-kata dan intra-kalimat. Bentuk campur kode yang ditemukan berupa kata, frasa, dan singkatan. Pada tataran intra-kata, campur kode yang terjadi meliputi (i)pengimbuhan afiks bahasa Korea pada nomina bahasa Inggris; (ii)pengimbuhan afiks bahasa Korea pada verba bahasa Inggris; (iii)pengimbuhan afiks bahasa Korea pada adjektiva bahasa Inggris; dan (iv)gabungan nomina bahasa Korea dan bahasa Inggris. Sementara itu, pada tataran intra-kalimat, campur kode terjadi pada penggunaan kata, frasa, dan singkatan bahasa Inggris dalam kalimat bahasa Korea. Kata, frasa, dan singkatan bahasa Inggris tersebut dilekati partikel dan ending bahasa Korea. Kata yang ditemukan berupa nomina, adjektiva, verba, dan adverbia. Frasa yang ditemukan berupa frasa nominal dan frasa verbal. Singkatan yang ditemukan berupa gabungan huruf dan gabungan suku kata. Penggunaan campur kode bahasa Korea dan bahasa Inggris dalam majalah fesyen Elle Korea dipengaruhi oleh dua faktor. Pertama, nilai sosial yang meliputi i)kesamaan latar belakang penulis dan pembaca, ii)maraknya penggunaan bahasa asing di Korea, dan iii)kebutuhan untuk mengakomodasi perkembangan dunia fesyen dengan cepat. Faktor yang kedua adalah adanya topik-topik khusus dalam fesyen yang menyebabkan i)istilah bahasa Inggris lebih familiar daripada bahasa Korea bagi penulis dan pembaca, ii)istilah bahasa Inggris lebih relevan dalam dunia fesyen daripada bahasa Korea; dan iii)istilah bahasa Inggris dipilih karena tidak adanya istilah padanan yang tepat dalam bahasa Korea.

This paper discusses the mixing of Korean and English codes in fashion magazines. The data was obtained from articles in the Elle Korea fashion magazine published online through the Naver Post on October and November 2019 editions. This study aims to examine the forms and factors of Korean and English code mixing use in fashion magazines. This paper uses Hoffmann's (1991) theory regarding the level and form of code mixing and Holmes’ (1992) theory regarding the use of code mixing factors. The analysis indicates that Korean and English code mixing occur at the intra-word and intra-sentence levels from a total of 18 articles being examined. The form of code mixing found are of words, phrases, and abbreviations. At the intraword level, code mixing that occurs includes (i)Korean affix attached to English nouns, (ii)Korean affix attached to English verbs, (iii)Korean affix attached to English adjectives, and (iv)compounding of Korean and English nouns. Meanwhile, at the intra-sentence level, code mixing occurs in the use of English words, phrases,and abbreviations in Korean sentences. Particles and endings attached to Korean words, phrases and abbreviations are also found in English words, phrases, and abbreviations. The words found are nouns, adjectives, verbs, and adverbs. The phrases found are nominal phrases and verbal phrases. The abbreviations found are initials and acronyms. There are two factors contributing to the Korean and English code mixing in Elle Korea fashion magazine. First, social values which include i)the similarity of the backgrounds of writers and readers, ii)the widespread use of foreign languages in Korea, and iii)the need to accommodate the rapid development of the fashion world. The second factor is the need to discuss special topics in fashion which leads to i)English terms being more familiar than those of Korean for the writers and readers in Korea; ii)English terms being more relevant than those in Korean in the fashion world, and iii)English terms being more proper in use than those in Korean.

Kata Kunci : sosiolinguistik, campur kode, majalah fesyen Elle Korea

  1. S1-2021-394712-abstract.pdf  
  2. S1-2021-394712-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-394712-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-394712-title.pdf