Laporkan Masalah

UPACARA DUKUTAN: ANTARA RASIONALITAS DAN TRADISI (Studi Tentang Perayaan Dukutan oleh Masyarakat Nglurah, Karanganyar)

DHEBY PANGESTU, Dr. Muhammad Najib,S.So., M.A.; Dr. Suharman, M.Si.; Fuji Riang Prastowo,S.Sos., M.Sc

2021 | Skripsi | S1 SOSIOLOGI

Tradisi Dukutan merupakan rutinitas tahunan yang dilaksanakan oleh masyarakat Dusun Nglurah dengan tujuan memohon kepada Tuhan melalui para leluhur agar diberikan hasil panen yang melimpah dan sebagai ucapan terimakasih kepada alam atas segala pencapaian selama satu tahun ini. Walaupun masyarakat Dusun Nglurah secara keseluruhan menganut agama Islam. Kendati demikian masyarakat masih mempercayai adanya kekuatan gaib dan tidak meninggalkan tradisi Dukutan. Bahasan ini menjadi penting dan menarik apabila dilihat secara sosiologis, karena secara tidak langsung masyarakat lebih mementingkan tradisi ini daripada mendahulukan pemenuhan kebutuhan lain yang lebih penting. Oleh karena itu, pertanyaan kunci dari penelitian ini adalah 1) Mengapa masyarakat Dusun Nglurah masih mempertahankan tradisi Dukutan hingga saat ini? 2) Bagaimana masyarakat Dusun Nglurah mengkonstruksikan rasionalitas dalam menyelenggarakan tradisi Dukutan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif guna mendeskripsikan fenomena tradisi Dukutan yang masih terus di pertahankan dalam keseharian masyarakat Dusun Nglurah. Kemudian data dikumpulkan dan dianalisis menggunakan teori ritual Catherine Bell dan teori tindakan sosial Max Weber yang memiliki kesamaan dalam melihat persoalan rasionalitas khusunya berkaitan dengan ritual tradisi yang merupakan fenomena modern bukan tradisonal di dalamnya terdapat simbol-simbol atau nilai-nilai yang dirangkul dan sejalan dengan kebutuhan baru dalam masyarakat. Hal menarik yang didapat memperlihatkan bahwa tradisi Dukutan memiliki fungsi dan makna di dalam kehidupan masyarakat. Maka, masyarakat berusaha untuk tetap mempertahankannya dengan alasan tradisi ini sebagai media eksistensi mereka untuk menujukkan identitas lokal yang tetap permanen. Kemudian, ini sebagai upaya masyarakat untuk mengaktifkan relasi sosial dan partisipasi sosial dengan harapan kehidupannya kedepan menjadi lebih baik. Selain melihat ragam alasan, penelitian ini juga mendeskripsikan konstruksi ragam rasionalitas tindakan sosial masyarakat Dusun Nglurah dalam menyelenggarakan tradisi Dukutan. Secara umum tindakan sosial mayarakat Dusun Nglurah menyelanggarakan tradisi Dukutan merupakan tindakan tradisional atas dasar kebiasaan, adat istiadat yang turun temurun. Namun, seiring perkembangan zaman tradisi Dukutan tidak hanya dimaknai sebagai tindakan tradisional atas dasar kebiasaan melainkan sudah mulai bergeser kedalam tindakan yang lebih rasional yaitu tindakan rasionalitas instrumental yang bertujuan untuk menjaga ikatan persaudaraan serta media bersosialisasi dengan masyarakat lokal, dan tindakan rasionalitas berorientasi nilai didalamnya terdapat nilai-nilai kesolidaritasan atau nilai kebersamaan, nilai agama, dan nilai budaya. Tradisi Dukutan untuk saat ini telah banyak mengalami pergeseran dari tradisi untuk kegiatan ritual menjadi aspek komersial. Adanya modifikasi kirab agung tempuk gelang dan masuknya aspek pariwisata lain seperti bazzar dan fetsival sewu kembang mengakibatkan kesakaralannya sudah mulai berkurang dan melahirkan kebiasaan baru dalam masyarakat yang berkaitan dengan aktivitas ekonomi. Oleh karena itu, keterlibatan warga yang secara aktif dalam hal komersialiasi dan hiburan kecil juga mendorong eksistensi suatu tradisi termasuk dalam konteks perubahan dan pembangunan Dusun Nglurah. Maka dari itu tradisi ini menjadi penting bagi masyarakat Dusun Nglurah dan berusaha untuk dipertahankan hingga saat ini.

The Dukutan tradition is an annual routine carried out by the resident of Nglurah Village with the aim of asking God through their ancestors to be given bountiful harvests and as a thank you to nature for all the achievements during this one year. Although the resident of Nglurah Villaget as a whole adhere to Islam. However, resident still believe in supernatural powers and do not abandon the Dukutan tradition. This discussion becomes important and interesting when viewed sociologically, because indirectly the community prioritizes this tradition rather than prioritizing the fulfillment of other more important needs. Therefore, the key questions of this research are 1) Why do the people of Dusun Nglurah still maintain the Dukutan tradition to this day? 2) How do the resident of Nglurah Village construct rationality in carrying out the Dukutan tradition. This study uses a descriptive qualitative method to describe the phenomenon of the Dukutan tradition which is still maintained in the daily lives of the people of Nglurah Village. Then the data were collected and analyzed using Catherine Bell's ritual theory and Max Weber's theory of social action which have similarities in seeing the problem of rationality, especially those related to traditional rituals, which are modern, not traditional phenomena in which there are symbols or values that are embraced and in line with needs. new in society. The interesting thing that is obtained shows that the Dukutan tradition has a function and meaning in people's lives. So, the community tries to keep it by reason of this tradition as a medium for their existence to show a permanent local identity. Then, this is a community effort to activate social relations and social participation in the hope that their future life will be better. Apart from looking at the various reasons, this research also describes the construction of various rationalities for the social actions of the people of Nglurah Village in carrying out the Dukutan tradition. In general, the social actions of the resident of Dusun Nglurah to carry out the Dukutan tradition are traditional actions based on habits, customs passed down from generation to generation. However, over time the Dukutan tradition is not only interpreted as a traditional action based on habit but has begun to shift into a more rational action, namely the act of instrumental rationality which aims to maintain brotherhood ties and the media to socialize with local communities, and the act of value-oriented rationality has values. -values of solidarity or togetherness values, religious values and cultural values. Currently, the Dukutan tradition has shifted from a traditional ritual to a commercial aspect. The modification of the kirab agung Tempuk Gelang and the inclusion of other aspects of tourism, such as bazzar and fetsival sewu kembang, has resulted in less annoyance and has created new habits in society related to economic activities. Therefore, the active involvement of residents in terms of commercialization and small entertainment also encourages the existence of a tradition, including in the context of change and development of Nglurah Village. Therefore, this tradition is important for the resident of Nglurah Village and tries to be maintained until now.

Kata Kunci : Tradisi Dukutan, Praktik Ritual, Rasionalitas Tindakan Sosial

  1. S1-2021-409921-abstract.pdf  
  2. S1-2021-409921-bibliography.pdf  
  3. S1-2021-409921-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2021-409921-title.pdf