PANGADERRENG DALAM ETOS KERJA PEDAGANG SOMPE BUGIS DI KOTA JAKARTA
ARNAWAN ARIF, Dr. Setiadi., M.Si.
2020 | Tesis | MAGISTER ANTROPOLOGIPenelitian ini berangkat dari adanya anggapan dan pandangan bahwa suku bugis merupakan salah satu suku di Indonesia yang terbiasa mengembara (sompe) ke berbagai wilayah disertai dengan etos kerja yang menonjol sebagai pedagang. Tulisan ini bertujuan untuk mencoba mengupas dan mengetahui bagaimana falsafah dan nilai-nilai kebugisan yang terangkum dalam pangaderreng berperan dalam menentukan tindakan orang bugis yang sompe sebagai pedagang sehingga dinilai oleh banyak pihak memiliki peran dalam membentuk dan membangun etos kerja pedagang sompe bugis yang berefek terhadap kemampuan mereka dalam berdagang. Pendekatan dalam penelitian ini yakni deskriptif kualitatif dengan menggunakan kombinasi wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Sesuai dengan bentuk pendekatan kualitatif dan sumber data yang akan digunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah analisis hasil observasi, wawancara, dan dokumen. Dalam penelitian ini, penulis menemukan bahwa pedagang sompe bugis yang ada di Jakarta masih menggunakan beberapa falsafah dan nilai-nilai kebugisan yang terangkum dalam pangaderreng sebagai landasan etos kerja mereka. Terdapat dua bentuk etos yang didasari dari falsafah dan nilai-nilai yang ada dalam pangaderreng yang menjadi sikap dan prilaku pedagang sompe bugis. Pertama sikap dan prilaku yang menjunjung tinggi harga diri dan kehormatan mereka dalam bertindak saat bekerja, seperti sikap yang mengedepankan unsur ade yang terdiri dari nilai lempu (lurus), reso (usaha), ammacangeng (akal), awaraningeng (berani) dan getteng (konsisten), Kedua adalah sikap dan prilaku yang mengedepankan tindakan menjaga hubungan antar sesama manusia dengan menciptakan harmonisasi dengan berbagai rekan-rekan usaha, konsumen dan masyarakat sekitar mereka, seperti dengan menghadirkan rasa saling menghormati (sipakalebbi) dan membangun komunikasi dengan konsep tellu cappa yang mengutamakan musyawarah atau diskusi saat menjalin hubungan.
This research departs from the assumption and view that the Bugis tribe is one of the tribes in Indonesia which has greatness in wandering (sompe) to various regions accompanied by a prominent work ethic as a trader. This paper aims to try to explore and find out how the philosophy and values of kebugisan summarized in Pangaderreng play a role in determining the actions of Bugis people sompe as traders so that many parties consider it to have a role in shaping and building the work ethic of traders sompe Bugisthat affect their abilities. in trading. The approach used in this research is descriptive qualitative, namely a combination of in-depth interviews, observation, and documentation. In accordance with the form of qualitative approach and data sources to be used, the data collection techniques used were analysis of observations, interviews, and documents. In this study, the authors found that the traders sompe Bugisin Jakarta still use some of the philosophies and values summarized in Pangaderreng as the basis for their work ethic. There are two forms of ethos which are based on the philosophy and values that exist in Pangaderreng which become the attitudes and behavior of traders Sompe Bugis. First, attitudes and behaviors that uphold their self-esteem and honor in acting at work, such as attitudes that prioritize elements ade consisting of the values of lempu (straight), reso (effort), ammacangeng (reason), awaraningeng (brave) and getteng (consistent). Second are attitudes and behaviors that prioritize the act of maintaining relationships between fellow humans by creating harmony with various business partners, consumers and the community around them, such as by presenting mutual respect (sipakalebbi) and building communication with the concept tellu cappa that prioritizes deliberation. or discussion during a relationship.
Kata Kunci : Etos Kerja, Falsafah, Nilai, Pangaderreng, Pedagang sompe Bugis