DISKURSUS TENTANG PEKERJA SEKS ONLINE DALAM TAGAR #AVAILJOGJA DI TWITTER

FEBRIAN MOSESA A, Wahyu Kustiningsih, S.Sos., M.A.

2020 | Skripsi | S1 SOSIOLOGI

Penelitian ini meneliti tentang diskursus tentang pekerja seks online yang terjadi di media sosial Twitter khususnya dalam tagar #AvailJogja. objek penelitian dalam studi ini adalah tweet dengan tagar #AvailJogja yang dipublikasikan oleh para pekerja seks online. Konsepsi Michel Foucault mengenai seksualitas, diskursus dan relasinya dengan kuasa dan pengetahuan menjadi sudut pandang utama dalam penelitian ini. Batasan pengambilan data dalam penelitian ini adalah sepuluh tweet per hari dalam rentang waktu tiga puluh hari. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan data secara crawling secara daring, yaitu mengambil kumpulan data dari sebuah situs. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada dua diskursus yang terbangun dari adanya pekerja seks online di Twitter dalam tagar #AvailJogja. Pertama, pekerja seks online menyediakan fleksibilitas waktu dan tempat dalam melakukan prostitusi. hal ini disebabkan oleh fasilitas internet yang dapat diakses di manapun dan kapanpun. Kedua, pekerja seks online memiliki posisi kekuasaan dan pengetahuan yang kuat dalam praktik prostitusi online. Hal ini disebabkan oleh terjadinya normalisasi seksual dan objektivikasi diri yang dilakukan para pekerja seks online. Meskipun kegiatan prostitusi secara online dilarang oleh pemerintah, namun pekerja seks online sebagai penyedia layanan dan pelanggannya juga masih banyak ditemui di Twitter khususnya dalam tagar #AvailJogja. Hal tersebut dibuktikan pada observasi yang dilakukan peneliti. Kedua diskursus tersebut menyimpulkan bahwa walaupun pekerja seks online memiliki kekuasaan atas pelanggan dan regulasi, sehingga memiliki massa yang banyak dari segi penyedia maupun pelanggan.

This study examines the discourse on online sex workers that occurs on Twitter social media, especially in the hashtag #AvailJogja. The object of research in this study is a tweet with the hashtag #AvailJogja published by online sex workers. Michel Foucault's conception of sexuality, discourse and its relation to power and knowledge is the main concept in this research. The limitation of data collection in this study was ten tweets per day within a span of thirty days. This study used an online crawling data collection method, which was retrieving a data set from a site. The results of this study indicate that there are two discourses built up from the existence of online sex workers on Twitter in the hashtag #AvailJogja. Firstly, online sex workers provide flexibility of time and place to engage in prostitution. this is due to internet facilities that can be accessed anywhere and anytime. Second, online sex workers have a strong position of power and knowledge in the practice of online prostitution. This is due to sexual normalization and self-objectification by online sex workers. Although online prostitution is prohibited by the government, online sex workers as service providers and their customers are also still widely found on Twitter, especially in the hashtag #AvailJogja. This is proven by observations made by the researcher. Both discourses conclude that although online sex workers have power over customers and regulations, they have a large mass in terms of both providers and customers.

Kata Kunci : diskursus, pekerja seks online, prostitusi online