Laporkan Masalah

Wujud Tata Ruang Permukiman Hindu Jawa di Dusun Cetho Desa Gumeng Kecamatan Jenawi Kabupaten Karanganyar

FIRMAN SETO AJI, Prof. Ir. Sudaryono, M.Eng., Ph.D.

2020 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Kekayaan budaya di Indonesia tidak terbatas hanya pada seni dan literatur saja. Berbagai ajaran dan local wisdom di masyarakat tradisional yang diwariskan turun temurun juga merupakan bagian dari warisan budaya bangsa. Salah satu local wisdom ini adalah ajaran tentang penataan ruang permukiman yang ada dalam budaya Hindu Jawa. Ajaran ini penting untuk digali sebagai bagian dari usaha untuk memperkaya pengetahuan kita tentang warisan budaya Indonesia. Dusun Cetho merupakan sebagian kecil dari masyarakat Hindu Jawa yang tersisa dan masih memegang teguh berbagai ajaran dari nenek moyangnya, termasuk ajaran tentang penataan ruang. Ajaran ini berasal dari perpaduan antara ajaran keagamaan Hindu dan ajaran spiritual Kejawen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui wujud tata ruang lokal di permukiman Dusun Cetho. Penelitian ini menggunakan pendekatan induktif kualitatif dengan metode fenomenologi melalui observasi dan wawancara mendalam dengan berbagai narasumber. Konsep spasial di Dusun Cetho yang ditemukan dari penelitian ini adalah: (1) Konsep Ruang Sakral, yaitu ruang-ruang suci tempat melaksanakan ritual dan peribadatan (2) Konsep Ruang Transformable, yaitu ruang-ruang yang memiliki sifat ganda dan berubah-ubah sesuai waktu dan kondisi, dan (3) Konsep Organisasi Ruang, yaitu aturan-aturan yang mengatur penataan dua ruang tersebut. Ketiga konsep spasial ini membentuk pengertian Ruang Budaya yang secara spesifik menciptakan 2 teori: (1) Teori Ruang Mistik dan (2) Teori Ruang Nyata. Keduanya merupakan bentuk harmonisasi antara masyarakat dan lingkungan Dusun Cetho.

Cultural wealth in Indonesia is not limited to art and literature. Various teachings and local wisdom in traditional societies passed down from generation to generation are also part of the nation's cultural heritage. One of these local wisdoms is the spatial planning of settlements that exist in Javanese Hindu culture. This teaching is important to be explored as part of an effort to enrich our knowledge of Indonesia's cultural heritage. Cetho Hamlet is a small part of the remaining Javanese Hindu community that still holds fast to the teachings of their ancestors, including the teachings on spatial planning. This teaching comes from a combination of Hindu religious teachings and the spiritual teachings of Kejawen. The purpose of this research is to determine the form of local spatial planning in the Cetho Hamlet settlement. This study uses a qualitative inductive approach with a fenomenology method through observation and in-depth interviews with various speakers. Spatial concepts in Cetho Hamlet found from this research are: (1) The Concept of Sacred Spaces, namely sacred spaces where rituals and religious worships are held (2) The Concept of Transformable Spaces, namely spaces that have multiple properties and change according to time and conditions, and (3) The Concept of Space Organization, namely the rules governing the arrangement of that two spaces. These three spatial concepts form the definition of Cultural Space which specifically creates 2 theories: (1) Mystical Space Theory and (2) Real Space Theory. Both are the forms of harmonization between the community and their environment in Cetho Hamlet.

Kata Kunci : permukiman Hindu Jawa, kebudayaan Hindu Jawa, tata ruang, Dusun Cetho

  1. S1-2020-384885-abstract.pdf  
  2. S1-2020-384885-bibliography .pdf  
  3. S1-2020-384885-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-384885-title.pdf