Kesantunan di Media Massa dan Fungsinya: Studi Kasus Talkshow Indonesia Lawyers Club Episode Corona
AENI SURYA NINGSIH, Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, M.A.
2020 | Skripsi | S1 BAHASA DAN SASTRA INDONESIAKesantunan dalam berbahasa adalah konsep yang perlu diperhatikan sehingga tuturan dapat diterima secara baik oleh lawan tutur. Namun demikian, dalam talkshow berbentuk debat, tuturan yang mengancam muka atau harga diri kerap ditemukan. Pada saat yang sama, penutur tetap berusaha untuk mempertahankan muka dengan kesantunan. Indonesia Lawyers Club (ILC) episode corona termasuk salah satu talkshow faktual dengan konsep debat sehingga di dalamnya ditemukan tuturan pengancaman muka yang disertai dengan upaya mempertahankan muka pada saat yang bersamaan. Dalam penelitian ini, talkshow ILC akan ditinjau berdasarkan ranah kajian pragmatik dengan rumusan masalah (1) jenis-jenis kesantunan menurut teori Brown dan Levinson, dan (2) fungsi kesantunan menurut Searle. Data yang digunakan adalah lima video ILC episode corona berdurasi masing-masing 210 menit yang diunduh melalui laman youtube.com Pengumpulan data dilakukan sejak bulan Maret --- April 2020 dengan metode simak dan teknik simak bebas libat cakap. Selanjutnya, analisis data dilakukan dengan metode padan pragmatis dan teknik pilah unsur tertentu. Hasil penelitian disajikan secara informal dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan perhitungan frekuensi kemunculannya, klasifikasi TMM terhadap muka negatif yang paling banyak ditemukan adalah tuturan menyarankan, menasihati, sedangkan pada TMM terhadap muka positif adalah tuturan menyela saat P2 berbicara. Dari klasifikasi tersebut ditemukan bahwa kesantunan yang paling dominan dilakukan dengan menggunakan kalimat interogatif untuk menghindari tuturan langsung. Artinya, kalimat tanya dominan digunakan penutur untuk menyampaikan pengancaman sekaligus kesantunan. Sementara itu, fungsi kesantunan yang paling dominan ditemukan adalah memberikan pemahaman atau pandangan kepada lawan tutur dan penonton berkaitan dengan isu yang tengah dibicarakan melalui tindak tutur representatif.
Politeness in a language is a concept that needs attention so that speech can be received well by the interlocutor. However, in talk shows in the form of debate, speeches that threaten one's face or self-respect are often found. At the same time, speakers keep trying to keep the face with politeness. The corona episode of the Indonesia Lawyers Club (ILC) is one of the factual talk shows with the concept of the debate so that there are found some face-threatening speeches accompanied by efforts to defend one's face at the same time. In this study, ILC talk show will be reviewed based on the realm of pragmatic studies with problem formulations, (1) politeness according to Brown and Levinson's theory, and (2) the function of politeness according to Searle. The data used are five ILC videos of corona episodes with a duration of 210 minutes each, which are downloaded via youtube.com. The data collection was carried out from March to April 2020 using the listening method and the listening-free, engaging technique. Furthermore, data analysis was carried out using pragmatics matching methods and element sorting techniques. The results of the research are presented informally with a qualitative descriptive. The results of this study indicate that based on the calculation of the frequency of appearance of the FTA classification on negative faces, the most common finding is speech suggesting, giving advice, while in FTA classification on positive faces, the most dominant finding is interrupting when P2 is speaking. It means that the dominant interrogative sentence is used as a speaker to convey threats as well as politeness. Meanwhile, the most dominant function of politeness found in this study is to provide understanding or views to the interlocutor and the audience regarding the issues being discussed through representative speech.
Kata Kunci : kesantunan, TMM Brown dan Levinson, tindak tutur Searle, talkshow