HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI PONDOK PESANTREN AL-FALAH GORONTALO
MURSYIDAH KHAIRIYAH, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.ED, SpOG(K), Ph D ; Dr.Drs. Abdul Wahab, MPH
2020 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKATLatar belakang : Dismenore merupakan keluhan yang paling sering dirasakan pada wanita dimana keluhan dismenore dapat terjadi primer maupun sekunder tetapi yang lebih sering ditemukan adalah dismenore primer. Prevalensi dismenore di Indonesia sebesar 64,25%, terdiri dari dismenore primer sebesar 54,89% dan 9,36% mengalami dismenore sekunder. Dismenore yang berat akan mempengaruhi aktivitas karena membuat penderita hanya dapat beristirahat serta meninggalkan kegiatan yang dilakukan dalam waktu beberapa jam hingga beberapa hari. Nyeri dismenore juga menandakan adanya kelainan yang terjadi seperti endometriosis, infeksi pelvis, serta tumor rahim. Tujuan : Untuk membuktikan apakah terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian dismenore pada remaja putri Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan studi desain cross-sectional. Analisis inferensial menggunakan uji Chi square serta dilanjutkan dengan analisis uji regresi logistik. Hasil : Hasil analisis multivariabel menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan dismenore primer dilihat dari nilai P-value 0,02. nilai PR = 0,28. Variabel luar yang memiliki hubungan yang bermakna dengan dismenore primer adalah IMT/U dengan kategori gemuk nilai P-value 0,011 dan nilai PR 0,30, menarche dengan nilai P-value 0,00 dan 0,025, nilai PR 2,92 dan 10,6. Kesimpulan : Aktivitas fisik tinggi lebih rendah untuk mengalami dismenore primer dibandingkan dengan yang memiliki aktivitas fisik sedang dan rendah. Faktor yang berhubungan dengan kejadian dismenore primer adalah IMT/U dengan gemuk, Usia menarche <12 tahun dan >13 tahun Kata kunci : Aktivitas Fisik, Dismenore, Santriwati
Purpose: To prove whether there is a relationship between physical activity and the incidence of dysmenorrhea in adolescent. Method: This research is an observational analytic study using a cross-sectional design. Inferential analysis using Chi square test and continued with logistic regression analysis. Result: Multivariable analysis showed a significant relationship between physical activity and primary dysmenorrhea seen from the P-value of 0.02. PR value = 0,28. External variables that have a significant relationship with primary dysmenorrhea are BMI / U with overweight category P-value 0.011 and PR value 0.30,menarche with P-value 0.005 and 0.025, the PR values are 2.92 and 10.6. Conclusion: high physical activity have a lower risk of experiencing a primary dysmenorrhea compared to those with low and moderate physical activity. Factors associated with the incidence of primary dysmenorrhea are BMI / U with overweight, and menarche age <12 years and> 13 years Keyword: Physical Activity, Dysmenorrhea, Teenager
Kata Kunci : Aktivitas Fisik, Dismenore, Santriwati