Analisis Willingness to Pay Konsumen terhadap Daging Sapi Halal dan Penentuan Prioritas Karakteristik Fisik dengan Metode Kansei Engineering
HANA WIDA MARDARITA, Prof. Dr. Ir. Moch. Maksum, M.Sc ; Dr. Mirwan Ushada, S.TP, M. App.life.Sc
2020 | Skripsi | S1 TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANBerdasarkan data sensus penduduk, 87,18% penduduk Indonesia merupakan masyarakat Muslim yang dalam agama Islam mengenal konsep halalan thayyiban dalam menetapkan standar kualitas untuk makanan. Dalam Undang-Undang no 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Porduk Halal, kehalalan produk tidak hanya mengenai penyediaan bahan dan pengolahannya, tetapi juga mengenai penjualan dan penyajian produk sehingga alat, lokasi, dan tempat wajib dipisahkan dengan produk tidak halal dan dijaga kebersihannya untuk mencegah kontaminasi. Kondisi penataan zona pangan basah pada pasar tradisional di Yogyakarta yang belum melindungi jaminan produk halal menimbulkan adanya risiko terkontaminasi dengan produk haram atau najis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai willingness to pay daging sapi dengan kondisi penjualan yang mampu meyakinkan konsumen mengenai jaminan kehalalannya melalui metode CVM dan mengetahui prioritas atribut teknis kondisi penjualan di pasar tradisional yang sesuai dengan nilai willingness to pay konsumen sehingga dapat memberikan rasa keyakinan bahwa status kehalalannya terjamin dengan metode Kansei Engineering. Penelitian ini melibatkan 100 responden ibu-ibu Muslim dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian menemukan bahwa konsumen bersedia membayar kebih mahal untuk daging sapi dengan kondisi penjualan yang mampu meyakinkan konsumen mengenai kehalalannya sebesar Rp130.959,00 dan prioritas kebutuhan atribut teknis yang terkumpul, yaitu bau tidak busuk, daging tidak berair (bukan daging gelonggongan), ada pembatas yang tegas dengan penjual produk haram, tidak dekat dengan penjual produk haram, tempat bersih, alat bersih, terdapat tanda halal, penjual bersih, dan tidak terdapat serangga.
According to the population census data, 87,18% of the population in Indonesia are Muslim who implement halalan thayyiban concept for determining the standard quality of food. Based on the Law No 33 of 2014 on Halal Product Assurance, halal is not just about the raw materials and manufacturing processes but also about the selling and serving that the equipment, location, and place must be separated from non-halal product and must be clean for preventing the risk of contamination. The layout conditions of the wet food zone at traditional markets in Yogyakarta have not protected the halal product assurance may cause a risk of contamination with non-halal or Najis. This research aims to find out the consumer's willingness to pay for halal beef with the condition that can reassure consumers about the halal assurance through CVM method and to understand the priority of technical attributes that correspond to the consumer's willingness to pay about the halalness with Kansei Engineering method. One hundred married women are involved in this research and determined by using purposive sampling method. The result of this research are consumers are willing to pay more for halal beef with the condition that can reassure them about the halal assurance at Rp130.959,00 and the priority of the technical attributes are the smell is not foul, the meat is not watery that shows it is not bark meat, there is strict boundary with non-halal seller, not be placed near non-halal seller, the place is clean, the equipment is clean, there is a halal mark, the seller is clean, and there are no insects.`
Kata Kunci : Willingness to Pay, Daging Sapi, Halal, Kansei Engineering/Willingness to Pay, Beef, Halal, Kansei Engineering