ANALISIS HAMBATAN PENGGUNAAN ANGKUTAN UMUM UNTUK PERJALANAN SEKOLAH
FARIHA RISKA YUMITA, Dr. Eng. Muhammad Zudhy Irawan, S.T., M.T. ; Prof. Ir. Siti Malkhamah, M.Sc., Ph.D.
2020 | Tesis | Magister Sistem dan Teknik TransportasiPerjalanan ke sekolah cenderung menimbulkan permasalahan transportasi seperti kemacetan dan polusi udara, umumnya pelajar akan diantar oleh orang tua dalam bepergian ke sekolah ataupun naik kendaraan pribadi, padahal remaja pada usia siswa Sekolah Menengah sebagian belum memiliki izin mengemudi. Seharusnya angkutan umum dapat menjadi solusi perjalanan ke sekolah, namun adanya hambatan dalam pelayanan angkutan umum, khususnya Trans Jogja menyebabkan kinerja pelayanan menjadi rendah sehingga menjadikan penggunaan Trans Jogja tidak diminati oleh pelajar. Penelitian ini bertujuan menganalisis hambatan penggunaan angkutan umum oleh pelajar dalam perjalanan sekolah. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada pelajar SMP/SMA di Kota Yogyakarta dengan metode one stage cluster sampling. Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dalam menganalisis karakteristik pelajar pada perjalanan sekolah, Rasch Model digunakan untuk mencari estimasi parameter hambatan dan parameter kemampuan pelajar dalam menggunakan angkutan umum pada perjalanan sekolah. Kemudian dilakukan uji beda hambatan yang dirasakan berdasarkan karakteristik perjalanan dan demografi. Skenario prioritas penanganan disusun berdasarkan target penanganan kelompok dan peningkatan penanganan di setiap aspek. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pelajar hampir setiap hari melakukan perjalanan sekolah diantar sepeda motor dengan mayoritas jarak dari rumah ke sekolah berkisar 1-3 km. Hambatan tersulit yang dirasakan pelajar adalah waktu yang terbatas dan hanya 5% pelajar yang mampu mengatasinya.. Terkait hambatan yang dirasakan terdapat perbedaan berdasarkan jarak, jenis kelamin, usia, uang saku dan kepemilikan SIM C. Selain itu, target penanganan hambatan berdasarkan kelompok akan lebih efektif diarahkan pada pelajar yang berusia kurang dari 16 tahun dan menurunkan permasalahan hambatan pada aspek keandalan perjalanan dapat dijadikan prioritas penanganan hambatan antara lain dengan menambah jumlah kendaraan dan manajemen prioritas bus.
Travel to school tends to cause transportation problems such as traffic congestion and air pollution. Generally, students will be escorted by parents in traveling to school or riding in private vehicles, even though some youngers don't have a driving license. Public transport should be a solution to travel school, but there are barriers in public transport services, especially Trans Jogja, causing low service performance so that the use of Trans Jogja is not in demand by students. This study aims to analyze the barriers to the use of public transportation students on school trips. This research was conducted by distributing questionnaires to students of junior high school and senior high schools in Yogyakarta with the one-stage cluster sampling method. This study uses quantitative descriptive analysis of student characteristics on school trips and the Rasch Model is used in finding estimates of the parameters of barriers and parameters of the ability of students to use public transportation on school trips. Then different barriers were felt based on travel and demographic characteristics. Treatment priority scenarios are arranged based on the target group handling and improved handling in every aspect. The results showed that most students take school trips on motorbikes daily with the majority distance from home to school ranging from 1-3 km. The most difficult barriers felt by students is limited time and only 5% of students can overcome it. Regarding the perceived barriers there are differences based on distance, gender, age, pocket money and SIM C ownership. Besides, the target of handling barriers by the group will be more effectively directed at students aged less than 16 years and reducing the problem of barriers in the aspect of travel reliability can be made a priority handling barriers including increasing the number of vehicles and bus priority management.
Kata Kunci : Hambatan, Perjalanan sekolah, Kualitas angkutan umum, Rasch Model / Barriers, School Travel, Quality of Public Transport, Rasch Model