Laporkan Masalah

ANALISIS FASHION BERDASARKAN TEORI KOMUNIKASI TERHADAP KEBEBASAN BERPAKAIAN DI HARAJUKU JEPANG

Shafira Naarah Deswina, Dr. Tatang Hariri, M.A.

2020 | Skripsi | S1 SASTRA JEPANG

Skripsi ini meneliti tentang kebebasan berpakaian yang terdapat di kawasan Harajuku. Di kawasan Harajuku terdapat beberapa gaya berpakaian yang berbeda dengan gaya berpakaian di luar kawasan ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan alasan kawasan Harajuku sebagai tempat mempertontonkan beraneka ragam gaya berpakaian makna dari gaya berpakaian yang dipertontonkan di kawasan Harajuku. Tujuan penelitian diharapkan dapat dicapai dengan pendekatan fashion sebagai komunikasi yang mengkomunikasikan identitas sosial, seksual, dan gender. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan bersifat kualitatif untuk menjelaskan dan mendeskripsikan kebebasan berpakaian di Harajuku. Penelitian ini akan berisikan kutipan-kutipan yang berasal dari sumber kepustakaan dan dianalisi menggunakan teori komunikasi oleh Malcom Barnard. Skripsi terdiri dari penjelasan tentang beberapa gaya berpakaian di Harajuku seperti lolita, visual kei, dan decora dan gaya berpakaian di luar Harajuku. Berdasarkan hasil penelitian, kawasan Harajuku dijadikan sebagai tempat berpakaian bebas karena pengaruh dari perkembangan fashion apparel pada tahun 1960-an di Omotesando dan Takeshita doori dan secara terorganisir pada tahun 1970-an anak muda Jepang mengadakan kegiatan di belakang taman Yoyogi. Kebebasan berpakaian yang terdapat di Harajuku adalah kebebasan untuk mengembangkan pakaian yang sudah ada dengan ciri individu, melakukan mix and match pakaian dan melakukan cross-dressing. Makna dari pakaian Harajuku yang mengutamakan ideologi identitas individu dan pembebasan diri dari peran gender yang ada di masyarakat.

This thesis analyzed the right to clothing in Harajuku. There are several types of fashion style in Harajuku which different with the fashion style outside Harajuku. The purposes of this research are to describe the reason why Harajuku is chosen to be the place for exhibit many types of fashion style and the meaning behind those type of fashion styles. Both of these purposes are expected to be reached by using the fashion as communication theory which will communicates the social, sexual and gender identity. This research using the descriptive method and has qualitative aspect to explain and describe the right to clothing in Harajuku. This research will contain quotes which taken from literary sources and will be analyzed using communication theory by Malcom Barnard. This thesis consist of explanations about several types of fashion styles such as lolita, visual kei, and decora, also fashion styles outside Harajuku. Based on the research, Harajuku is chosen as the place to express the right to clothing due to the effect of the fashion apparels growth in 1960s in Omotesando and Takeshita doori. In 1970s, Japanese teenagers organized weekly meeting behind Yoyogi Park. The right to clothing in Harajuku is the right to express their individual traits using basic clothes by doing mix and match and or cross-dressing. The meaning behind Harajuku fashion style is to prioritize the ideology of individual ideology and freedom from the gender roles that has been exist around.

Kata Kunci : Kata kunci: Fashion, Kebebasan, Harajuku, Komunikasi, Malcolm Barnard / Keyword: Fashion, Freedom, Harajuku, Communication, Malcolm Barnard

  1. S1-2020-381142-abstract.pdf  
  2. S1-2020-381142-bibliography.pdf  
  3. S1-2020-381142-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2020-381142-title.pdf