Tingkat Penerimaan Teknologi Aplikasi Jalan Kita (JaKi) pada Kegiatan Pelaporan Kerusakan Jalan Nasional (Studi Kasus: Penilik Jalan di Lingkungan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII)

ALFIAN NAJIB ANSHORI, Prof. Dr. Ir. Agus Taufik Mulyono, ST, MT, IPU, ASEAN Eng

2020 | Tesis | Magister Sistem dan Teknik Transportasi

Aplikasi Jalan Kita merupakan perangkat lunak hasil penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) yang dioperasikan pada smartphone berbasis sistem operasi android dan IOS. Aplikasi ini dirancang untuk mendapatkan informasi gangguan kondisi jalan secara langsung dari masyarakat. Pemanfaatan aplikasi Jaki merupakan bagian dari strategi Direktorat Jenderal Bina Marga dalam memanfaatkan teknologi informasi dalam mendukung penyelenggaraan jalan nasional khususnya pada tahap operasi dan pemeliharaan. Pengguna aplikasi Jalan Kita terdiri dari masyarakat umum dan para penilik jalan di Balai Besar/Balai di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII Surabaya merupakan Balai dengan jumlah pelaporan kerusakan jalan terbesar menggunakan aplikasi JaKi yaitu 57,3% dari total pelaporan seluruh Balai Besar/Balai Direktorat Jenderal Bina Marga di Indonesia pada rentang tahun 2017-2019. Hal ini menggambarkan banyaknya penilik jalan yang menggunakan aplikasi Jalan Kita dalam kegiatan penilikan jalan, meskipun dengan berbagai kendala dari aplikasi. Kondisi tersebut memunculkan pertanyaan bagaiamana sesungguhnya respon dari penilik jalan terhadap aplikasi Jalan Kita dan apa saja faktor -faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tersebut menggunakan Model Penerimaan Teknologi (Technology Acceptance Model (TAM)) yang telah dimodifikasi. Data pada penelitian ini diperoleh melalui survey menggunakan kuesioner kepada 114 responden penilik jalan di BBPJN VIII. Pengumpulan data primer juga dilakukan melalui wawancara kepada informan di BBPJN VIII dan Subdit Analisa Data dan Pengembangan Sistem, Direktorat Jenderal Bina Marga. Hasil survey dan wawancara dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan aplikasi JaKi terkini, serta menggunakan metode Partial Least Square Structural Equation Modelling (PLS-SEM) untuk mendapatkan faktor-faktor yang berpengaruh dan kontribusinya terhadap tingkat penerimaan teknologi aplikasi Jalan Kita oleh penilik jalan. Hasil analisis menunjukkan jumlah penilik jalan yang menggunakan aplikasi JaKi di BBPJN VIII telah mengalami penurunan signifikan yaitu 83,1% sejak pertama kali disosialisasikan. Kondisi aplikasi JaKI memiliki pengaruh terbesar yang secara tidak langsung mempengaruhi keinginan penilik jalan untuk menggunakan teknologi. Variabel kualitas teknologi berkontribusi 63,8% pada penilik jalan yang tetap menggunakan aplikasi JaKi, dan berkontribusi sebesar 40,9% pada penilik jalan yang telah berhenti menggunakan aplikasi JaKi melalui variabel kemudahan penggunaan. Model hubungan antar variabel telah memenuhi kelayakan sebagai sebuah model baik model pengukuran maupun model struktural berdasarkan parameter-parameter pengujian. Variabel Kualitas Teknologi yang memiliki pengaruh signifikan dengan kontribusi sebesar 33,3% terhadap keinginan menggunakan teknologi. Variabel lain yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat penerimaan teknologi adalah variabel fasilitasi organisasi sebesar 28,9%. Hasil analisis menunjukkan tingkat pendidikan, jumlah sosialisasi, serta pengalaman kerja tidak berpengaruh terhadap keinginan menggunakan teknologi. Hasil validasi model SEM menggunakan metode Delphi menyimpulkan tidak terdapat perbedaan signifikan antara bobot hasil pemodelan SEM dengan bobot hasil Delphi ditunjukkan dengan nilai Pvalue antara bobot pemodelan dengan bobot hasil konsensus Delphi sebesar 0,898 > 0,05 (Pvalue pada toleransi kesalahan 5%), sehingga model SEM dinyatakan valid. Koefisien jalur yang dihasilkan dari analisis SEM kemudian dikombinasikan dengan bobot hasil metode Delphi untuk melakukan penghitungan tingkat penerimaan teknologi. Hasil perhitungan menunjukkan tingkat penerimaan teknologi penilik jalan di BBPJN VIII terhadap aplikasi JaKi tergolong rendah dengan nilai 0,09. Hal tersebut memperkuat hasil analisis yang telah menunjukkan 69,1% responden telah berhenti menggunakan aplikasi JaKi. Kebijakan internal di lingkungan BBPJN VIII Surabaya perlu dirumuskan untuk mendorong penggunaan aplikasi JaKi dalam kegiatan penilikan jalan, sehingga dapat meningkatkan penerimaan aplikasi JaKi. Identifikasi faktor -faktor eksternal lain dan pengujian model di lokasi lain dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan model dalam menjelaskan tingkat penerimaan teknologi.

The Jalan Kita application is a software research result from the Road and Bridge Research and Development Center (Pusjatan) which is operated on smartphones based on the android and IOS operating systems. This application is designed to get information on road conditions directly from the public. The use of the Jaki application is part of the strategy of the Directorate General of Highways in utilizing information technology in supporting the implementation of national roads, especially at the operation and maintenance stages. Jalan Kita application users consist of the general public and road supervisors at Balai Besar / Balai within the Directorate General of Highways. The Center for National Road Implementation (BBPJN) VIII Surabaya is the Balai with the largest number of reports of road damage using the JaKi application, namely 57.3% of the total reports of all Balai Besar / Balai of the Directorate General of Highways in Indonesia in the 2017-2019 period. This illustrates the number of road viewers who use the Jalan Kita application in road surveillance activities, although with various obstacles from the application. This condition raises the question of how the street observer actually responds to the Jalan Kita application and what are the factors that influence it. This study aims to answer these questions using a modified Technology Acceptance Model (TAM). The data in this study were obtained through a survey using a questionnaire to 114 respondents of road inspectors at BBPJN VIII. Primary data collection was also carried out through interviews with informants at BBPJN VIII and the Sub-Directorate for Data Analysis and System Development, Directorate General of Highways. The results of the survey and interview were analyzed descriptively to obtain information about the latest developments in the JaKi application, as well as using the Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) method to obtain influencing factors and their contribution to the acceptance level of the Jalan Kita application technology by road viewers. The results of the analysis show that the number of road observers who use the JaKi application at BBPJN VIII has decreased significantly, namely 83.1% since it was first socialized. The condition of the JaKI application has the greatest influence which indirectly affects the desire of road viewers to use technology. The technology quality variable contributed 63.8% to road viewers who continued to use the JaKi application, and contributed 40.9% to road viewers who had stopped using the JaKi application through the ease of use variable. The relationship model between variables has fulfilled the eligibility as a model both measurement model and structural model based on test parameters. Technology Quality Variable which has a significant influence with a contribution of 33.3% to the desire to use technology. Another variable that has a significant effect on the level of technology acceptance is the organizational facilitation variable of 28.9%. The results of the analysis show that the level of education, the amount of socialization, and work experience do not affect the desire to use technology. The results of the SEM model validation using the Delphi method concluded that there was no significant difference between the weight of the SEM modeling results and the weight of the Delphi results indicated by the Pvalue value between the modeling weights and the Delphi consensus weight results of 0.898> 0.05, so the SEM model declared valid. The path coefficients generated from the SEM analysis are then combined with the weighted results of the Delphi method to calculate the level of technology acceptance. The results of the calculation show that the level of acceptance of road inspection technology at BBPJN VIII to the JaKi application is low with a value of 0.09. This strengthens the results of the analysis which has shown that 69.1% of respondents have stopped using the JaKi application. Internal policies within BBPJN VIII Surabaya need to be formulated to encourage the use of the JaKi application in road surveillance activities, so as to increase acceptance of the JaKi application. Identification of other external factors and testing the model in other locations can be done to increase the model's ability to explain the level of technology acceptance.

Kata Kunci : Technology Acceptance Model (TAM), Penilik, Jalan Nasional, Pelaporan, Jalan Kita