Laporkan Masalah

STRATEGI PENENTUAN PEMBIAYAAN DAN ASURANSI BENCANA GEMPA BUMI PADA BANGUNAN GEDUNG NEGARA (Studi Kasus di Kantor Pencarian dan Pertolongan Bengkulu)

HESTI MARLINA, Prof. Ir. Teuku Faisal Fathani, S.T., M.T., Ph.D. IPM., ASEAN Eng. ; Dr. Ir. Dina Ruslanjari, M.Si.

2020 | Tesis | MAGISTER MANAJEMEN BENCANA

Asuransi bencana menjadi salah satu alternatif pembiayaan kerusakan bangunan gedung negara. Pembiayaan melalui asuransi diharapkan dapat mempercepat pemulihan pascabencana dan mengurangi ketergantungan pada APBN. Tidak semua bangunan dapat diasuransikan, faktor ancaman bencana, kerentanan bangunan, dan fungsi bangunan menjadi prioritas bangunan yang diasuransikan. Bangunan gedung Kantor Pencarian dan Pertolongan Bengkulu yang berada di daerah dengan tingkat kegempaan sangat tinggi memenuhi krieria untuk diasuransikan. Pemeriksaan kerentanan bangunan, memprakirakan nilai kerugian ekonomi, dan analisis pembiayaan risiko bencana perlu dilakukan terlebih dahulu untuk menentukan strategi yang akan diambil. Pada penelitian ini, kerentanan bangunan diperiksa dengan menggunakan Rapid Visual Screening FEMA P-154, sedangkan prakiraan nilai kerugian ekonomi dihitung berdasarkan probabilitas kerentanan bangunan dan biaya pembangunan baru. Penentuan strategi pembiayaan risiko bencana dilakukan dengan menganalisis prakiraan biaya perbaikan yang ditanggung sendiri risikonya dan premi asuransi yang dibayarkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bangunan gedung Kantor Pencarian dan pertolongan Bengkulu memiliki kerentanan yang rendah. Bangunan berpotensi mengalami kerusakan ringan pada komponen struktur dan kerusakan sedang pada komponen nonstruktur. Kerugian ekonomi dari kerusakan bangunan gedung diprakirakan sebesar Rp43.753.769,30. Sementara itu, analisis biaya menunjukkan jumlah premi asuransi yang dibayarkan untuk satu tahun pertanggungan tiga kali lebih besar dari biaya perbaikan. Dengan demikian, strategi pembiayaan yang tepat digunakan adalah dengan membiayai sendiri risiko bencana melalui APBN.

One of the alternatives financing of state buildings damage is a National Disaster Insurance. The financing through it could hopefully accelerate post-disaster recovery and reduce the dependancy to the State Budget. Some priority factors which could be insured are disaster threat factor, building vulnerability factor and building function instead of the whole building. In this case, the building of National Search and Rescue Agency in Bengkulu which situated in the extremely high seismicity area definitely meets with the criterias to be insured. Prior to determine the strategy to take, the vulnerability investigation and disaster risk financing analysis need to be conducted. In this research, Rapid Visual Screening FEMA P-154 is used to investigate the building vulnerability while to determine the disaster risk financing, is by analyzing the repair cost estimation in which the risk would be at their own expense and the paid insurance premium. The result of the research shows that the building of National Search and Rescue Agency in Bengkulu has a low building vulnerability. The building would have potential minimum damage to the structural components and medium damage to the non-structural components. Economic losses from damage buildings are estimated at IDR 43.753.769,30, The cost analysis, in the meantime, shows that the amount of paid insurance premium for a year coverage is three times higher than the repair cost. Consequently, the right financing strategy used should be disaster risk self-financing through the State Budget.

Kata Kunci : Asuransi Gempa Bumi, Pembiayaan Bencana, Rapid Visual Screening

  1. S2-2020-435233-abstract.pdf  
  2. S2-2020-435233-bibliography.pdf  
  3. S2-2020-435233-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2020-435233-title.pdf