Laporkan Masalah

EKSISTENSI ALUN-ALUN UTARA SEBAGAI RUANG PUBLIK BERBASIS JALINAN NILAI-NILAI LAMA DAN NILAI TERKINI

AGIL PAHLEVI ALHAZMI, Prof. Ir. Sudaryono, M.Eng., Ph.D.

2020 | Tesis | MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Alun-Alun Utara merupakan salah satu bagian dari Keraton yang difungsikan sebagai ruang publik yang berada di kota Yogyakarta dengan hamparan pasir sebagai tutupan lahannya serta adanya dua buah pohon beringin yang berada di tengah-tengah Alun-Alun Utara. Pertama kali dibuka untuk umum pasca kemerdekaan pada masa HB IX menjadikan Alun-Alun Utara sebagai sebuah wadah untuk tempat berkumpul dan berpariwisata berbasis budaya, yang tentu saja menimbulkan dampak-dampak negatif dari dibukanya kawasan yang dahulunya difungsikan hanya untuk kepentingan Keraton menjadi ruang yang dapat diakses untuk semua kalangan. Tujuan daripada penelitian ini adalah untuk menemukan nilai-nilai terkini dari Alun-Alun Utara sebagai ruang publik, yang tentu saja sudah mengalami pergesaran fungsi dan makna secara keseluruhan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode yang menggunakan epistimologi dari sisi fenomenologi yaitu sebuah epistimologi yang mengamati sisi tingkat kesadaran pada tiap individu untuk dijadikan sebagai sebuah esensi dari hasil temuan dilapangan dengan cara pengamatan hasil dari survei lapangan serta wawancara dengan responden yang berada di Alun-Alun Utara dan juga responden dari pihak Keraton. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisis menunjukkan bahwa nilai-nilai terkini dari Alun-Alun Utara telah berubah secara signifikan menjadi sebuah ruang yang mewadahi adanya kegiatan komersil dan juga sebagai wadah untuk tempat berkumpul serta kegiatan aktivitas non Keraton lainnya yang juga berdampak pada sisi negatif dari adanya hal tersebut diantaranya : berubahnya tonggak awal fungsi Alun-Alun Utara dan adanya perbuatan asusila yang pernah terjadi di dua buah pohon beringin tengah yang menyebabkan rusaknya citra Alun-Alun Utara sebagai ruang yang memiliki citra sejarah panjang dan juga salah satu ikon utama kota Yogyakarta.

Alun-Alun Utara is one part of the palace that served as a public space in the city of Yogyakarta with a stretch of sand as the cover of the land, and the two banyan trees in the middle of the areas. First opened for the public post-independence during the period of HB IX made Alun-Alun Utara as a place to gather and a place for culture based-tourism, which can caused negative impacts from the opening of the area that was formerly opened for the sake of the palace to be accessible space for public. The purpose of this research is to find the space value of Alun-Alun Utara as a public space which has finished a shifting function and meaning completely. The method used in this research is a method that uses epistemology in terms of phenomenology, an epistemology that observes the level of awareness in each individual to be used as a key to findings by observing the results of the survey and interview with respondents in Alun-Alun Utara areas and also the respondents from the Palace. Based on the results of the research that has been analyzed showed that the current spatial value of the Alun-Alun utara has changed significantly into a space that has been the existences of commercial activities as well as a place for gathering and other Non-Keraton activities that affect the negative sides of things these include: changes the initial milestone function of Alun-Alun Utara and immoral acts that often occurs in two middle banyan trees that cause damage to the image of Alun-Alun Utara as a space that has a long historical image and also one of the main icons of the city of Yogyakarta.

Kata Kunci : Alun-Alun Utara, Kota Yogyakarta, Pariwisata Budaya, Fenomenologi, Nilai-Nilai Terkini

  1. S2-2020-434604-abstract.pdf  
  2. S2-2020-434604-bibliography.pdf  
  3. S2-2020-434604-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2020-434604-title.pdf