Kajian Strategi Kebudayaan pada Festival Lima Gunung
SARASWATI LAKSMI C G, Dr. Sartini, M.Hum
2020 | Skripsi | S1 FILSAFATPenelitian ini berjudul "Kajian Strategi Kebudayaan pada Festival Lima Gunung". Permasalahan yang diangkat adalah mengenai sebuah festival di Magelang yang masih bisa bertahan sampai sekarang hingga terlaksana untuk ke-18. Festival Lima Gunung dilaksanakan secara mandiri oleh Komunitas Lima Gunung. Mereka tidak menggunakan bantuan dana atau sponshor dari pihak manapun. Namun, jika dilihat dari perkembangan modernisasi, aspek ekonomis akan berpengaruh terhadap berlangsungnya suatu kegiatan. Hal itu membuat penulis tertarik untuk menelitinya lebih lanjut. Penulis menggunakan tiga tahapan dalam kebudayaan melalui teori strategi kebudayaan oleh van Peursen untuk mengetahui strategi apa yang digunakan masyarakat hingga festival dapat terlaksana sampai sekarang. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan mengenai Festival Lima Gunung, menjelaskan tahap perkembangan kebudayaan yang terjadi dalam masyarakat di sekitar lereng gunung Magelang, dan menjelaskan strategi kebudayaan pada Festival Lima Gunung. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan data kualitatif yang diperoleh melalui observasi lapangan dan wawancara. Data pustaka dijadikan sebagai bahan pendukung dalam penelitian ini. Data-data tersebut diolah menggunakan teknik interpretasi, induksi, deduksi, dan heuristik, sehingga akan menyajikan suatu analisis berupa temuan baru yang terstruktur dan dapat dipahami. Hasil dari penelitian ini adalah : (1) Festival Lima Gunung merupakan sebuah pesta rakyat yang dilaksanakan setiap setahun sekali oleh Komunitas Lima Gunung. Pada hakikatnya, Festival Lima Gunung adalah upaya masyarakat untuk mempertahankan kebudayaan tradisional yang menjadi identitas. Festival Lima Gunung termasuk ke dalam bentuk modern, namun tetap diwujudkan mengarah ke budaya yang bersifat tradisional. Bermula dari pengetahuan mengenai gunung, kemudian terdapat suatu gagasan sehingga terwujud suatu festival. Mereka menggunakan gunung sebagai simbol budaya untuk mengadakan sebuah festival. (2) Tahap perkembangan kebudayaan yang terdapat dalam masyarakat di sekitar lereng gunung Magelang dapat dilihat dari tahap pemikiran masyarakat gunung dan dimensi strategis kebudayaan dalam mitis, ontologis, dan fungsional. (3) Strategi kebudayaan dimulai dengan hakikat perubahan kebudayaan yang terjadi pada masyarakat sekitar lereng gunung Magelang. Perubahan tersebut terjadi karena sebuah dinamika kebudayaan. Perkembangan budaya Festival Lima Gunung dalam modernisme diwujudkan dalam bentuk pariwisata. Peneliti menggali setiap "lubang hitam" untuk menemukan suatu strategi, kemudian melakukan refleksi kritis sebagai evaluasi dari strategi yang telah ada melalui sikap magi, substansialisme, dan operasionalisme dalam Festival Lima Gunung.
This study is entitled "Kajian Strategi Kebudayaan pada Festival Lima Gunung". The issue raised is about a festival in Magelang which can still last until now for the 18th. Festival Lima Gunung is carried out independently by the Komunitas Lima Gunung. They not use funding or sponsorship. However, when viewed from the development of modernization, economic aspects will affect the ongoing activities. This makes the writer interested to investigate further. The author uses three stages in culture through cultural strategy theory by van Peursen to find out what strategies people use until the festival can be carried out until now. The purpose of this study is to explain the Festival Lima Gunung, explain the stages of cultural development that occur in communities around the slopes of Mount Magelang, and explain the cultural strategy at the Five Mountain Festival. This research is a field research using qualitative data obtained through field observations and interviews. Literature data is used as supporting material in this study. The data is processed using interpretation, induction, deduction, and heuristic techniques, so that it will present an analysis in the form of new findings that are structured and can be understood. The results of this study are: (1) Festival Lima Gunung is a people's party which is held once a year by Komunitas Lima Gunung. In essence, Festival Lima Gunung is an effort by the community to maintain traditional culture that has become an identity. Festival Lima Gunung belongs to its modern form, but is still manifested leading to traditional culture. Starting from the knowledge of the mountain, then there is an idea so that a festival is realized. They use the mountain as a cultural symbol to hold a festival. (2) The stage of cultural development contained in the community around the slopes of Mount Magelang can be seen from the stage of thought of the mountain community and the strategic dimensions of culture in mythic, ontological, and functional. (3) Cultural strategy begins with the nature of cultural change that occurs in communities around the slopes of Mount Magelang. These changes occur because of a cultural dynamic. The development of Festival Lima Gunung culture in modernism is manifested in the form of tourism. Researchers dig each "black hole" to find a strategy, then do a critical reflection as an evaluation of existing strategies through the attitude of magic, substantialism, and operationalism in the Festival Lima Gunung.
Kata Kunci : Festival Lima Gunung, Tahap Perkembangan Kebudayaan, Strategi Kebudayaan