Laporkan Masalah

Transit, Transisi, dan Transformasi Lipa' Sabbe di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan

ANDI FAUZIYAH H F, Dr. Christian Budiman, M.Hum;Dr. phil. Vissia Ita Yulianto, M.Hum

2020 | Tesis | MAGISTER PENGKAJIAN SENI PERTUNJUKAN DAN SENI RUPA

Penelitian ini bertujuan untuk membahas proses perubahan sosial yang terjadi pada lipa' sabbe (sarung sutera) yang merupakan warisan budaya masyarakat Bugis di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, yang memiliki nilai, makna, dan fungsi tertentu. Penelitian ini mewacanakan konsep dari Maruska Svasek mengenai transit, transisi, dan transformasi. Transit ialah pergeseran melalui ruang dan waktu yang melewati batas geografi (lokasi) atau batas sosial, sedangkan proses transisi adalah pergeseran terkait makna, nilai, dan status suatu objek, dan transformasi yaitu dinamika emosional subjeknya. Metode yang digunakan adalah metode penelitian etnografi yang mendeskripsiskan suatu kebudayaan dari sudut pandang penduduk asli. Batasan data penelitian temporalnya mulai masa Kerajaan Wajo (1474) sampai tahun 2019, batasan ruangnya dilakukan di daerah Kabupaten Wajo di antaranya Kota Sengkang, Kecamatan Tempe, Sabbangparu, dan Majauleng. Narasumber dari penelitian ini antara lain adalah penenun, penggiat sutera, pengusaha, ahli budaya, tokoh masyarakat, pegawai pemerintahan, dan masyarakat Wajo. Hasil dari penelitian ini menunjukka lipa' sabbe mengalami proses transit terkait perpindahan lokasi yaitu dari Wajo ke Samarinda dan dari Tosora ke Sengkang, serta pergeseran sosial dari bangsawan dapat digunakan secara umum, serta adanya perubahan alat dari tennung walida ke ATBM yang membuat bentuk dan struktur lipa' sabbe mengalami perubahan, sehingga produk sutera menjadi komoditi unggulan di Wajo. Demikianlah lipa' sabbe mengalami proses transisi yaitu pergeseran dalam hal simbol, makna sarung, makna motif, aturan penggunaan, fungsi, ritual pembuatan, dan mitos-mitosnya yang saat ini sudah tidak menjadi perhatian dan aspek penting bagi masyarakat Wajo, sehingga nilai-nilai yang ada pada lipa' sabbe seperti nilai kesakralan dan orisinalitasnya menjadi hilang. Terjadinya transit dan transisi, menyebabkan adanya transformasi yaitu dinamikan emosional masyarakat Wajo, sebagai akibat dari perubahan yang disebabkan oleh perkembangan lipa' sabbe, salah satunya kekhawatiran akan suatu hal yang dapat membuat hilangnya warisan budaya dan identitas milik masyarakat Bugis di Kabupaten Wajo.

This study aims to discuss the process of social change that occurs in lipa' sabbe (silk sarong) which is the cultural heritage of the Buginese community in Wajo Regency, South Sulawesi, which has certain values, meanings, and functions. The study has revealed the concept of Maruska Svasek regarding transit, transitions, and transformation. Transit is a shift through space and time that crosses geographic boundaries (location) or social boundaries, while the transition process is a shift in relation to the meaning, value and status of an object, and transformation is the emotional dynamics of the subject. The method used is the ethnographic research method describing a culture from the viewpoint of indigenous peoples. The limitation of its temporal research data began from the time of the Kingdom of Wajo (1474) until 2019, the limitation of the space is carried out in Wajo Regency, including Sengkang City, Tempe, Sabbangparu, and Majauleng districts. The sources of this study include weavers, silk activists, entrepreneurs, cultural experts, public figures, government officials, and the people of Wajo. Results of this study showed lipa' sabbe experiencing a transit process related to displacement is from Wajo to Samarinda and from Tosora to Sengkang, as well as the social shift from the nobility can be used in general, as well as the change in looms from tennung walida to ATBM which makes the shape and structure of lipa' sabbe changed, so that silk products become the leading commodity in Wajo. Thus, lipa' sabbe underwent a transition process that is shifting in terms of symbols, casing meanings, motive meanings, rules of use, functions, ritual making, and myths that have not been a concern and important aspect for the people of Wajo, so that the values that exist in lipa' sabbe such us the value of sacredness and originality are lost. The existence of the transit and transition, caused the transformation of the emotional dynamics of Wajo people, as a result of the changes caused by the development of lipa' sabbe, one of which is a worried about a thing that can make the loss of cultural heritage and identity belonging to the Buginese community in Wajo District.

Kata Kunci : lipa' sabbe, Bugis, perubahan, transit-transisi, dan transformasi

  1. S2-2020-420182-abstract.pdf  
  2. S2-2020-420182-bibliography.pdf  
  3. S2-2020-420182-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2020-420182-title.pdf