Migration and Religion: Muslim Migrant Experience on Sumba and West Timor
QUINLAN, MICHAEL, Prof. Dr. Bernard Adeney-Risakotta; Dr. Zainal Abidin Bagir
2020 | Disertasi | DOKTOR INTER-RELIGIOUS STUDIESMigrasi menyebabkan perubahan sosial di seluruh kepulauan Indonesia sebagaimana pergeseran dalam demografi membentuk ulang komunitas. Proses migrasi tidak hanya mengubah komunitas tuan rumah, tetapi juga para pendatang (migran) yang turut serta di dalamnya. Studi etnografis dengan desian kualitatif ini membahas pengaruh migrasi dalam pembentukan keagamaan para migran Muslim di pulau Sumba dan Timor Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Data dikumpulkan melalui wawancara semi terstruktur terhadap 108 migran yang dilaksanakan antara Februari 2018 hingga Februari 2019. Lokasi penelitian melingkupi Waikabubak dan Anakalang di Pulau Sumba, dan Kupang, Baun, dan Oe'Ekam di Pulau Timor. Untuk menganalisis pengalaman migran Muslim, studi ini menggunakan lima pilar kerangka etnografi, yaitu (1) motivasi untuk bermigrasi, (2) adaptasi para migran, (3) perubahan pada keyakinan dan/atau praktik keagamaan migran, (4) institusi migran, dan (5) persepsi migran terhadap orang Kristen sebagai mayoritas. Secara luas mayoritas partisipan dalam penelitian ini memulai migrasi dikarenakan permasalahan ekonomi atau pekerjaan, hanya sedikit yang memiliki alasan keagamaan terkait kepindahan mereka. Pada ranah yang lebih pribadi, hal tersebut menawarkan sedikit rasa percaya kepada komunitas setempat atas perhatian mereka terhadap usaha Islamisasi. Keberagamaan para migran dan komunitas keagamaan, kelak, hanya memegang sedikit peran pada tahap awal proses perpindahan migran sebab jarang sekali ditemukan para migran yang mencari nasehat atau pun petuah spiritual terkait rencana kepindahan mereka. Migrasi dari daerah-daerah mayoritas Islam di Indonesia ke Nusa Tenggara Timur dengan mayoritas Kristen mengacaukan pola keagamaan dan kebudayaan para migran yang memicu adaptasi sosial dan keagamaan setelah mereka tiba di tempat yang baru. Para migran mengurangi rasa kehilangan akan ikatan kesukuan dan keagamaan ini melalui perubahan kebiasaan individual, partisipasi dalam komunitas keagamaan, dan perhimpunan kesukuan. Pengalaman bermigrasi terbukti merupakan pengalaman berteologi sebagaimana mayoritas partisipan melaporkan bahwa pengalaman mereka sebagai migran menghasilkan perubahan positif di dalam kepercayaan beragama mereka secara pribadi. Peningkatan intensitas kepercayaan keagamaan ini berasal dari proses individualisasi, peningkatan kebebasan individual, dan tingkat pertalian sosial yang tinggi yang disebabkan oleh kemajemukan hubungan dalam-agama dan lintas-agama dalam konteks komunitas lokal. Saat transformasi dari ekspresi pribadi migran tentang Islam sangat banyak jenisnya, keragaman dalam agama dan antar agama memiliki pengaruh yang membebaskan perspektif migran terhadap agama orang lain. Pengalaman para migran sebagai minoritas adalah pengalaman yang positif, sebagaimana peserta menemukan bahwa Nusa Tenggara Timur lebih toleran dari pada masyarakat dari tempat mereka berasal sebelumnya.
Migration induces social change across the Indonesian archipelago as shifts in demography reshape communities. The process of migration not only transforms host communities, but also the migrants involved. Drawn from ethnographic research, this qualitative study examines migration's influence in shaping Muslim migrant religion in Sumba and West Timor, East Nusa Tenggara Province, Indonesia. Data was collected through semi-structured interviews of 108 migrants between February 2018 and February 2019. Research sites include Waikabubak and Anakalang on Sumba Island and Kupang, Baun, and Oe'Ekam on Timor Island. To analyze Muslim migrants' experience, the study utilizes a five-pillared ethnographic framework. The pillars for this framework are: (1) motivations for migration, (2) adaptations of migrants, (3) changes to migrants' religious belief and/or practice, (4) migrant institutions, and (5) migrant perceptions of the Christian majority. The vast majority of participants to this study began their migration due to economic and employment concerns, few having religious motivations for their relocation. At the personal level, this offers little credence to host community concerns of motives of Islamization. Migrants' religiosity and religious communities, further, play little role in the initial stages of migration as migrants rarely seek spiritual advice and support concerning their move. Migration from Muslim-majority regions of Indonesia to Christian-majority East Nusa Tenggara disrupts the religious and cultural patterns of migrants which leads to social and religious adaptations after arrival. Migrants mitigate the loss of ethnic and religious bonds through changes in personal habits, participation in religious communities, and through ethnic enclaving. The experience of migration proves to be a "theologizing experience" as a majority of participants reported that their experience as migrants produced positive changes in their personal religious belief. The increased intensity of religious belief draws from processes of individualization, perceived increases in personal liberty, and higher levels of social coherence due to both intrareligious and inter-religious diversity in the host context. While the transformations of the migrants' individual expressions of Islam are numerous, the intrareligious and inter-religious diversity has a liberalizing effect on migrant perspectives of religious others. The experience of these migrants as religious minorities is positive, with participants finding their contexts to be more tolerant than their respective sending societies.
Kata Kunci : migrasi Muslim, agama, Indonesia, perubahan sosial, Muslim migration, religion, Indonesia, social change