STRATEGI MANAJEMEN PERUBAHAN MENTAL APARATUR DALAM MEWUJUDKAN REFORMASI BIROKRASI (STUDI PADA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN)
ICHSAN PAMUNGKAS, Herris B. Simandjuntak, Dr., M.M.
2020 | Tesis | MAGISTER MANAJEMEN (KAMPUS JAKARTA)Birokrasi merupakan salah satu instrumen penting dalam menjalankan sistem pemerintahan. Kualitas pelayanan yang buruk dan banyak oknum aparatur yang terlibat dalam perilaku koruptif menyebabkan citra buruk dari publik kepada birokrat hingga saat ini. Oleh karena itu pemerintah mendorong pelaksanaan reformasi birokrasi dimana salah satu area perubahan yang ingin diubah adalah mental aparatur. Setiap organisasi perlu untuk mengelola perubahan sehingga dapat berjalan dengan optimal. Penelitian ini menggambarkan kondisi lingkungan internal dan eksternal pada salah satu lembaga pemerintah, yaitu Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan. Perumusan strategi manajemen perubahan dilakukan menggunakan pendekatan fase perubahan Lewin, Kotter, dan ADKAR. Dapat terlihat bahwa masih ada kelemahan dan ancaman yang perlu untuk diatasi dengan mengoptimalkan kekuatan dan peluang bagi organisasi. Pimpinan dan seluruh anggota organisasi perlu untuk menjaga komitmen dalam menjalankan manajemen perubahan guna meningkatkan kinerja dan mampu memberikan pelayanan publik sesuai dengan tugas dan fungsi yang dimiliki oleh PPATK.
Bureaucracy is one of the important instruments in running a government system. Poor service quality and many unscrupulous personnel involved in corrupt behavior have caused a bad image from the public to bureaucrats to date. Therefore, the government encourages the implementation of bureaucratic reform where one of the areas of change to be changed is the apparatus mentality. Every organization needs to manage change so that it can run optimally. This study describes the internal and external environmental conditions in one government agency, the Indonesia Transaction Reporting and Analysis Center (INTRAC). The formulation of a change management strategy is carried out using the Lewin, Kotter and ADKAR change phase approaches. It can be seen that there are still weaknesses and threats that need to be overcome by optimizing the strengths and opportunities for the organization. The leadership and all members of the organization need to maintain commitment in carrying out change management in order to improve performance and be able to provide public services in accordance with the duties and functions of INTRAC.
Kata Kunci : Manajemen Perubahan, Lewins Three Step Model, Kotter Stages of Change, ADKAR, Reformasi Birokrasi