GERAKAN SOSIAL DI ISU LINGKUNGAN HIDUP OLEH SENIMAN (STUDI KASUS: TACTIC PLASTIC)
ALISSA SAVITRI, Dr. Amalinda Savirani, S.I.P., M.A.
2020 | Skripsi | S1 POLITIK DAN PEMERINTAHANPenelitian ini membahas mengenai gerakan sosisal baru yang dilakukan oleh kelompok seniman Yogyakarta dalam isu lingkungan yang direpresentasikan oleh TacTic Plastic. Gerakan yang dilakukan TacTic Plastic termasuk dalam gerakan sosial baru karena isu yang diangkat merupakan isu lintas kelas serta sedang hangat diperbincangkan dan dekat dengan masyarakat yaitu isu lingkungan, spesifiknya mengenai sampah plastik. Studi ini menarik untuk diangkat karena isu mengenai sampah plastik kian hari kian menjadi masalah di berbagai wilayah di Indonesia bahkan dunia. Begitu pula Yogyakarta yang masih berkutat dengan persoalan sampah hingga sempat mendapat julukan Jogja Darurat Sampah akibat ditutupnya Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan pada Maret 2019. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus dan wawancara mendalam sebagai teknik pengumpulan data utama. Studi kasus digunakan untuk dapat mengeksplorasi secara mendalam strategi gerakan yang diguakan TacTic Plastic, siapa saja aktor yang terlibat, serta bagaimana relasinya dengan pihak lain. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa TacTic Plastic melakukan gerakannya dengan strategi unik ala seniman yaitu dengan campaign art. TacTic tidak menempuh jalan konvensional, langkah yang ditempuh seluruhnya adalah langkan non negara. Ketidaktegasan pemerintah dalam membatasi sampah plastik dari sektor pasar membuat TacTic pesimis pada peran negara yang seharusnya menjadi regulator yang baik serta memiliki peran paling besar dalam mengatur pasar. Pada akhirnya relasi negara yang berada di balik pasar diduga sebagai alasan lemahnya pemerintah dalam membatasi penggunaan plastik sekali pakai.
This research discusses the new social movement performed by Yogyakarta artists group on environmental issues represented by TacTic Plastic. The movement which TacTic Plastic takes on belongs to the new social movement because the issues raised are cross-class issues. In addition, the issue has been warmly discussed and close to the community, namely environmental issues, specifically regarding plastic waste. This research is an interesting topic to be discussed because the issue of plastic waste is increasingly becoming a problem in various regions in Indonesia, even the world. Likewise, Yogyakarta is still struggling with the garbage problem, until it was nicknamed the Jogja Emergency Trash due to the closure of the Piyungan Integrated Waste Disposal Site (TPST) in March 2019. This research was qualitative study using case study methods and in-depth interviews as the main data collection techniques . The case studies are used to explore in depth the movement strategies used by TacTic Plastic, who are the actors involved, and how they relate to other parties. The result of this research indicate that TacTic Plastic performs its movements with a unique artist-style strategy namely campaign art. TacTic does not take the conventional way, the steps taken entirely are non-state balusters. The government's uncertainty in limiting plastic waste from the market sector makes TacTic pessimistic about the role of the state which should be a good regulator and has the biggest role in regulating the market. In the end, the state relations behind the market were allegedly the reason for the government's weakness in limiting the use of disposable plastics.
Kata Kunci : TacTic Plastic, seniman, sampah plastik, strategi, gerakan sosial baru, negara, pasar.