Perempuan di Tengah Perang Narkoba: Kebijakan War on Drugs dan Dampaknya terhadap Femicide di Ciudad Juarez, Meksiko
HEIDIRA WITRI H, Dr. Ririn Tri Nurhayati, S. IP., MA.
2020 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALMeksiko mengalami peningkatan femicide--pembunuhan terhadap perempuan yang merupakan bentuk ekstrim kekerasan berbasis gender--sebesar 112% pasca dimulainya War on Drugs yang diluncurkan Presiden Calderon dengan tujuan menghentikan aktivitas kartel-kartel narkoba dan drug-related crimes. Menjawab problematika peningkatan angka femicide tersebut sekaligus melengkapi gap penelitian yang ada, tulisan ini mengkorelasikan situasi dalam War on Drugs dengan kenaikan angka femicide yang terjadi, dengan bertumpu pada perspektif keamanan feminis. Ciudad Juarez dijadikan studi kasus karena statusnya sebagai kota perbatasan dengan aktivitas kartel narkoba maupun angka femicide yang tinggi. Dengan merekognisi kerentanan spesifik perempuan serta elemen-elemen War on Drugs di mana keduanya ditopang oleh maskulinitas hegemonik dalam kultur machismo, tulisan ini mengidentifikasi beberapa cara War on Drugs mempengaruhi peningkatan femicide. Pertama, pendekatan militeristik yang justru meningkatkan intensitas persaingan kartel meningkatkan angka femicide yang terkait aktivitas organized crime. Kemudian, secara tidak langsung, pelaksanaan War on Drugs yang disertai seperti penangkapan, pembunuhan ekstrajudisial, dan deteriorasi keamanan publik kian melemahkan emansipasi perempuan dari bentuk-bentuk kekerasan. Fokus negara pada War on Drugs juga semakin memarginalisasi penanganan isu femicide. Akhirnya, dengan memproblematisasi War on Drugs sebagai kebijakan yang dibuat dalam institusi maskulin serta didasari paradigma keamanan tradisional yang state-centric, tulisan ini mengekspos bagaimana justifikasi keamanan nasional negara seringkali mengorbankan keamanan perempuan.
Mexico experiences an increase of femicide--the killing of women because they are women, also an extreme form of gender-based violence--by 112% after the launch of War on Drugs by President Calderon to stop drug cartels and drug-related crimes. Responding to the problem of aforementioned femicide increase and simultaneously closing the existing research gap, this thesis aims to correlate War on Drugs with the persistent problem of femicide, guided by feminist security perspective. Ciudad Juarez is chosen as case study due to its status as border city with a high rate of both cartel activities and femicide. By acknowledging women's specific vulnerability and analyzing War on Drugs elements in which both are sustained by hegemonic masculinity under machismo culture, this thesis identifies the ways War on Drugs affects the increasing femicide numbers. First, militaristic approach that intensified cartel rivalry increases organized crime-related femicide instances. Secondly and indirectly, extrajudicial captures, murders, and the overall deterioration of public security during War on Drugs further weaken women's emancipation from forms of violence. The state's focus on cartels then alienates appropriate responses toward femicide. Finally, by problematizing War on Drugs as a policy formulated and carried through masculine institutions as well as built upon state-centric traditional security paradigm, this thesis exposes how justification of national security often sacrifices women security.
Kata Kunci : femicide, War on Drugs, kejahatan terkait narkoba, keamanan non-tradisional, keamanan feminis