GAMBARAN PELAKSANAAN MOBILISASI DINI DALAM PROGRAM ENHANCED RECOVERY AFTER SURGERY (ERAS) PADA PASIEN PASCA LAPARATOMI DI RUANG CENDANA RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

Exsanti Jeri Prawesti, Dr. Christantie Effendy, S.Kp., M.Kes.; Melyza Perdana, S.Kep., Ns., MS.; Khudazi Aulawi, S.Kp., M.Kes., MNSc., Ph.D.

2020 | Skripsi | S1 ILMU KEPERAWATAN

Latar Belakang: Laparatomi merupakan salah satu tindakan operasi yang berisiko tinggi untuk terjadi komplikasi pasca operasi. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meminimalisir komplikasi pasca operasi adalah dengan menerapkan program ERAS. Enhanced Recovery After Surgery merupakan serangkaian protokol program perawatan perioperatif (pre-intra-post) yang bertujuan untuk menurunkan komplikasi pasca operasi, menurunkan stress, mengoptimalkan proses penyembuhan, dan memperpendek lama hari rawat. Di dalam program ERAS mobilisasi dini menjadi salah satu kuci penting dalam perawatan postoperatif. Mobilisasi dini setelah operasi sangat dianjurkan untuk dilakukan sesegera mungkin. Namun, pada kenyataannya banyak pasien yang masih khawatir jika tubuh digerakkan pada posisi tertentu pasca pembedahan. Tujuan Penelitian: Mengetahui gambaran pelaksanaan mobilisasi dini dalam program ERAS pada pasien pasca laparatomi di Ruang Cendana RSUP Dr. Sardjito. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Responden dalam penelitian ini sebanyak 20 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling pada bulan Oktober-Desember 2019. Penelitian ini menggunakan instrumen aktivitas latihan setelah operasi laparatomi. Analisa data yang dilakukan adalah analisis univariat. Hasil: Rata-rata waktu pertama kali pasien melakukan mobilisasi dini setelah laparatomi adalah 8,55 jam setelah operasi. Dari 12 aktivitas latihan pasca operasi, mayoritas responden melakukan 8 aktivitas. Adanya peralatan medis, merasa lemah, dan adanya luka operasi menjadi alasan pasien tidak melakukan mobilisasi dini setelah operasi. Kesimpulan: Sebagian besar pasien pasca laparatomi di ruang Cendana RSUP Dr. Sardjito melakukan mobilisasi dini setelah operasi setelah sebelumnya diberikan edukasi perioperatif ERAS.

Background: Laparatomy is associated with high rates of postoperative complications. One method that can be used to minimize postoperative complications is implement an ERAS program. ERAS (Enhanced Recovery After Surgery) is a protocol for perioperative care programs that aim to reduce postoperative complications, reduce stress, optimize the healing process, and shorten the length of stay. In the ERAS program early mobilization is an important key in postoperative care. Early mobilization after surgery is recommended to be carried out as soon as possible. However, in the reality many patients are still worried if the body is moved in certain position after surgery. Objective: To know the implementation of early mobilization in the ERAS program in post-laparotomy patients in the Cendana Ward of RSUP Dr. Sardjito. Method: This study is a descriptive quantitative study with cross sectional design. Sample of study was 20 respondents with total sampling techniques on October-December 2019. This study used an instrument of exercise activity after laparotomy surgery. Data analysis conducted was univariate analysis. Result: The average time for patients to mobilize early after laparotomy was 8,55 hours after surgery. From 12 postoperative exercise activities, the majority of respondents conducted 8 activities. The presence of medical equipment, feeling weak, and the presence of surgical injuries are the reasons for patients not mobilizing early after surgery. Conclusion: Most of the patients after laparotomy in the Cendana Room of RSUP Dr. Sardjito conducted early mobilization after being given ERAS periopreative education.

Kata Kunci : Laparatomi, Mobilisasi Dini, Pelaksanaan