Laporkan Masalah

"Jentrififikasi Wisata" di Kampung Prawirotaman

SISKA ITA SELVIA, Dr. Eng. Muhammad Sani Roychansyah, ST, M.Eng.

2020 | Tesis | MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Perkembangan industri pariwisata di Kota Yogyakarta dari tahun ke tahun menjadi peluang untuk para investor melakukan pembangunan fasilitas-fasilitas penunjang pariwisata seperti hotel, guest house, homestay, cafe, restoran, toko souvenir dan jasa lainnya. Kampung Prawirotaman sebagai salah satu kampung di pusat Kota Yogyakarta yang dulunya dikenal sebagai "Kampung Batik" hingga bertransformasi menjadi "Kampung Bule" menjadi sasaran para investor untuk mengembangkan fasilitas-fasilitas penunjang pariwisata. Perkembangan fasilitas penunjang pariwisata yang terus meningkat, mengakibatkan Kampung Prawirotaman mengalami proses jentrifikasi wisata. Menurut Gotham (2005), jentrifikasi wisata merupakan suatu transformasi lingkungan kelas menengah menuju kelas atas yang ditandai dengan munculnya tempat-tempat hiburan pendukung pariwisata. Salah satu penanda adanya jentrifikasi adalah terjadinya displasi atau perpindahan masyarakat lokal keluar dari lingkungannya (Atkinson, 2000). Gentrifier atau pendatang dengan kelas ekonomi yang lebih tinggi dan memiliki modal besar lambat laun menggantikan keberadaan masyarakat lokal. Penelitian ini mendeskripsikan proses jentrifikasi wisata dalam empat periode mulai dari sebelum tahun 1960 hingga saat ini tahun 2019. Selanjutnya penulis mendeskripsikan displasi yang terjadi di Kampung Prawirotaman serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya jentrifikasi wisata. Pada penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus karena karakteristik jentrifikasi yang terjadi di setiap lokasi studi memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deret waktu, analisis penjodohan pola, analisis membangun suatu penjelasan dan analisis model logika. Adapun hasil temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa jentrifikasi wisata mulai muncul pada periode IV (Tahun 2009), dimana mulai banyak gentrifier yang membeli lahan atau aset milik masyarakat lokal Kampung Prawirotaman untuk digunakan menjalankan usaha fasilitas penunjang pariwisata. Selanjutnya, displasi yang terjadi di Kampung Prawirotaman berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, dimana biasanya displasi mengancam masyarakat lokal menengah kebawah. Namun untuk kasus jentrifikasi wisata di Kampung Prawirotaman justru terjadi pada kelas menengah atas atau yang sering disebut dengan juragan, yakni para pemilik usaha khususnya pemilik penginapan. Penulis juga melakukan pemetaan spasial terhadap lingkungan yang terjentrifikasi dan sebaran persil masyarakat lokal yang terdisplasi.

The development of the tourism industry in Yogyakarta City during several time period becomes an opportunity for investors to develop tourism supporting facilities such as hotels, guest houses, homestays, cafes, restaurant and other services. Kampung Prawirotaman is one of the traditional kampung in the center of Yogyakarta City which was formerly known as "Kampung Batik"until it was transformed into "Kampung Bule"was targeted by investor to develop tourism supporting facilities. The development of tourism supporting facilities that has continued to increase, becomes the cause of the gentrification in Kampung Prawirotaman. According to Gotham (2005), "tourism gentrification" is a transformation of the middle-class neighbourhood towards to upper class. One sign of the existence of the gentrification is the displacement of local communities that was out from their environment (Atkinson, 2000). Gentrifiers with a higher economic class and have large capital, gradually replaces local community. This research describes the process of tourism gentrification in four periods (....-1960 to 2019). Furthermore, The Author describe the displacement that occured in Kampung Prawirotaman and identifiy the factors causing the occurrence of tourism gentrification. In this study, qualitative approach is used with the case study method because the characteristics of gentrification that occurred at each study location had different characteristics. The analytical method that used in this study is time series analysis, pattern matching, explanation building, and logic model. The findings in this study indicate that tourism gentrification began to emerge in period IV (2009), where many gentrifiers began investment to be used to develop tourism supporting facilities in Kampung Prawirotaman. Furthermore, the displacement that occured in Kampung Prawirotaman is different from previous studies that is the displacement usually threatens the lower-middle classes. But, The case of tourism gentrification in Kampung Prawirotaman occurs in the upper-middle class who owned the hotel (Ex-Batik's Owner of An Enterprise). The author also conducts spatial mapping of the area that is gentrified and the distribution of building block of the local community who are displaced.

Kata Kunci : jentrifikasi wisata, proses jentrifikasi, displasi, pemetaan spasial, Kampung Prawirotaman

  1. S2-2020-434648-abstract.pdf  
  2. S2-2020-434648-bibliography.pdf  
  3. S2-2020-434648-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2020-434648-title.pdf