KETIDAKADILAN GENDER DALAM EMPAT CERKAK YANG DIMUAT PADA MAJALAH DJAKA LODANG PARUH PERTAMA TAHUN 2017 ANALISIS KRITIK SASTRA FEMINIS
SERAFINA APRILLIA KRISMAWANTI , Dra. Wiwien Widyawati Rahayu, M.A.
2019 | Skripsi | S1 SASTRA JAWACerkak adalah karya sastra berbentuk padat dengan jumlah kata, konflik dan ide yang lebih sedikit daripada novel yang ditulis dalam Bahasa Jawa, dan merupakan gambaran realitas atau cerminan masyarakat Jawa dengan berbagai aspek sosial dan kulturalnya. Cerkak "Tanpa Dupa", "Lagi Nemu Apes", "Ambyar", dan "Rikala" yang dimuat dalam majalah Djaka Lodang pada paruh pertama tahun 2017 menarik untuk diteliti karena mengandung unsur ketidakadilan gender yang terjadi dalam fenomena umum masyarakat pada cerkak-cerkak tersebut. Pada masing-masing struktur cerkak yaitu alur, karakter, latar, tema, judul, sudut pandang, gaya dan tone, simbolisme, serta ironi saling berkaitan dalam menggambarkan ketidakadilan gender yang termuat dalam peristiwa-peristiwa dan konflik-konflik cerita. Selain unsur ketidakadilan gender, penelitian ini juga mengungkapkan bentuk perilaku manipulatif yang menjadikan targetnya sebagai korban kekerasan berbasis gender. Tujuan teoretis penelitian ini adalah mengidentifikasi unsur ketidakadilan gender yang ditampakkan pada setiap bagian struktur cerita cerkak seperti marginalisasi, subordinasi, stereotip, kekerasan, dan beban kerja yang lebih berat yang dialami para tokoh dalam cerita. Kemudian tujuan praktis penelitian ini adalah untuk meningkatkan kesadaran pembaca terhadap bentuk-bentuk ketidakadilan gender yang jamak terjadi di masyarakat agar dapat berbenah dan menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik. Penelitian ini juga bertujuan untuk memperkaya khazanah keilmuan Sastra Jawa. Analisis penelitian ini didasarkan pada teori strukturalisme Robert Stanton yang membagi unsur pembangun karya sastra menjadi tiga bagian, yaitu fakta cerita, tema, dan sarana sastra. Fakta cerita berupa alur, karakter, dan latar, sedangkan sarana sastra berupa judul, sudut pandang, gaya dan bahasa, simbolisme dan ironi. Dari analisis mengenai unsur pembangun karya sastra tersebut, unsur ketidakadilan gender dianalisis melalui metode kritik sastra feminisme mengenai ketidakadilan gender menurut Mansour Fakih. Menurut Fakih jenis ketidakadilan gender yang termanifestasi dalam berbagai situasi umum di masyarakat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu : marginalisasi, subordinasi, stereotip, kekerasan, dan beban kerja yang lebih berat. Melalui penelitian ini, didapatkan kesimpulan bahwa dalam keempat cerkak tersebut terdapat unsur ketidakadilan gender. Ketidakadilan gender berupa subordinasi ditemukan pada cerkak "Tanpa Dupa" dan "Lagi Nemu Apes". Marginalisasi ditempukan pada cerkak "Ambyar". Kekerasan terdapat pada cerkak "Tanpa Dupa", "Lagi Nemu Apes", dan "Ambyar". Sedankan stereotip terdapat pada semua cerkak.
Cerkak is a compact form of literature work with lesser ideas, conflicts, and number of words than novel which is written in Javanese, and serves a purpose as a reality portrait of the Javanese society with its various social and cultural aspects. Cerkak "Tanpa Dupa", "Lagi Nemu Apes", "Ambyar", and "Rikala" that had been published on the first half of the year 2017 in Djaka Lodang magazine are interesting to be researched because of the gender inequality element which presented in common phenomenon of the society that are contained each cerkak. Every structure of the cerkak, namely plot, character, setting, theme, title, point of view, style and tone, simbolism, and irony are all related in presenting gender inequalities contained in the events and conflict of the story. Besides of the gender inequality element, this research also revealed form of manipulative behaviour that made its targets as victims of gender-based violence. The theoretic purpose of this research is identifying the gender inequality element seen on every part in the story structure of cerkak as marginalization, subordination, stereotype, violence, and heavier work load that are experienced by the characters of the story. Meanwhile the practical purpose is raising readers' awareness about types of gender inequality that are often occured in the society in order to fix the problem and create a better social environtment. This research also directed to enrich the scientific Javanese literature studies. This research is analyzed based on the structuralism theory by Robert Stanton who divided the elements of literature work into three parts that are facts of the story, theme, and literary tools. Facts of the story consist of plot, character, and setting. Meanwhile the literary tools consist of title, point of view, style and tone, symbolism and irony. From the analysis about the elements of literature work, the element of gender inequality were identified by the feminsm literary criticism method by Mansour Fakih. According to Fakih, gender inequalities manifested in the various events in the society are classified into several type that are marginalization, subordination, stereotype, and heavier work load. Through this research, it is concluded that there are gender inequalities element in all four cerkak. Gender inequalities in the form of subordination was found in the cerkak "Tanpa Dupa" and "Lagi Nemu Apes". Marginalization was found in the story of cerkak "Ambyar". Violence was exist in cerkak "Tanpa Dupa", "Lagi Nemu Apes", and "Ambyar." Meanwhile stereotype was found in all of the cerkak.
Kata Kunci : cerkak, Djaka Lodang, strukturalisme Stanton, ketidakadilan gender