Identitas Hijau dan Pengungkapan Informasi Lingkungan Simbolis: Investigasi Berbasis Teori Symbolic Self-Completion

UTPALA RANI, Prof. Indra Wijaya Kusuma, MBA., Ph.D.; Dr. Sumiyana, M.Si.; Fu'ad Rakhman, M.Sc., Ph.D.

2019 | Disertasi | DOKTOR ILMU AKUNTANSI

Penelitian ini menginvestigasi asosiasi identitas hijau dengan pengungkapan informasi lingkungan simbolis menggunakan retorika visual dan greenwash, serta implikasi tipe pengungkapan itu terhadap kinerja keuangan perusahaan. Pengembangan rerangka pikir didasarkan pada teori symbolic self-completion dan diinvestigasi menggunakan data cross-section 160 perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2016. Pengujian statistikal mengonfirmasi dugaan adanya asosiasi negatif antara kelengkapan indikator identitas hijau dengan strategi pengungkapan informasi lingkungan simbolis menggunakan retorika visual maupun greenwash. Selain itu, pengujian juga mengidentifikasi sumberdaya slack dan koneksi politis akibat latar belakang pekerjaan anggota dewan komisaris sebagai faktor spesifik yang berasosiasi dengan pengungkapan informasi lingkungan simbolis. Sumberdaya slack terindikasi berasosiasi negatif dengan greenwash, sedangkan koneksi politis akibat latar belakang pekerjaan anggota dewan komisaris berasosiasi positif dengan retorika visual. Penelitian ini juga mengonfirmasi dugaan bahwa greenwash berasosiasi negatif dengan kinerja ekonomik perusahaan. Secara umum, penelitian ini menunjukkan bahwa konsep simbolisasi diri yang dinyatakan oleh teori symbolic self-completion bisa terjadi pada level organisasi. Penelitian ini juga memberikan tilikan tentang kemungkinan perbedaan persepsi pemangku kepentingan terhadap retorika visual dan greenwash, meskipun keduanya merupakan bentuk pengungkapan informasi lingkungan simbolis. Temuan penelitian ini menggambarkan sejauhmana upaya internalisasi isu hijau oleh perusahaan publik di Indonesia untuk mendukung kampanye green economic maupun green business.

This study investigates the association of green identity with the symbolic environmental disclosure using visual rhetoric and greenwash, as well as the implications of this type of disclosure on the company's financial performance. Research's framework is based on the symbolic self-completion theory and investigated using cross-section data of 160 public companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2014-2016. Statistical testing confirms the existence of a negative association between the completeness of green identity indicators and symbolic environmental disclosure using visual rhetoric and greenwash. Slack resources and political connections due to the board of commissioners members' occupational backgrounds are identified as specific factors associated with symbolic environmental disclosure. Slack resources are indicated to be negatively associated with greenwash, while political connections due board of commissioners members' occupational background are positively associated with visual rhetoric. This study also confirms the idea that greenwash is negatively associated with the company's economic performance. In general, this study shows that the symbolic self-completion theory's conception of self-symbolization may well occur at the organizational level. This study also provides an insight into stakeholders' different perceptions of visual rhetoric and greenwash, although both are forms of symbolic environmental disclosure. The findings of this study illustrate the extent to which public companies in Indonesia strive to internalize green issues to support the green economy and green business campaign.

Kata Kunci : identitas hijau, pengungkapan simbolis, teori symbolic self-completion, retorika visual, greenwash, identitas organisasional, green business.