Eksistensi Abdi Dalem Muda pada Upacara Garebeg dalam Perspektif Ketahanan Budaya di Keraton Yogyakarta
YARDEMA MULYANI, Prof. Dr. Sudjito, S.H., M Si;Prof. Dr. Djoko Soerjo, M.A
2019 | Tesis | MAGISTER KETAHANAN NASIONALDewasa ini, kiprah pemuda Daerah Istimewa Yogyakarta dalam bidang kebudayaan kembali terlihat eksistensinya seiring dengan perkembangan zaman. Tidak hanya berkegiatan di sanggar-sanggar, pemuda Daerah Istimewa Yogyakarta juga mengambil peran sebagai abdi dalem di Keraton Yogyakarta. Abdi dalem merupakan para pegawai Keraton yang sudah mendapatkan surat ketetapan dari keraton. Abdi dalem bertugas untuk membantu kegiatan dan kehidupan raja dalam menjalankan roda pemerintahan, termasuk sebagai pelaksana dalam Upacara Garebeg. Upacara Garebeg merupakan sedekah raja yang diberikan kepada rakyatnya, dengan tujuan untuk menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Penelitian ini dilaksanakan di Keraton Yogyakarta sebagai tempat dilaksanakannya Upacara Garebeg. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran abdi dalem muda dalam melestarikan Upacara Garebeg sebagai budaya yang mampu menjadikan ketahanan budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, mengumpulkan data terkait latar belakang dilaksanakannya Upacara Garebeg melalui pengumpulan data dalam bentuk wawancara dan penelaahan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan abdi dalem dan pelaksanaan Upacara Garebeg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa eksistensi abdi dalem muda dan Upacara Garebeg dalam mendukung ketahanan budaya Daerah Istimewa Yogyakarta sangat baik. Abdi dalem muda menunjukkan tiga peranan penting dalam mendukung ketahanan budaya, yaitu abdi dalem muda sebagai suksesor Upacara Garebeg, sebagai penyampai nilai-nilai dalam upacara Garebeg kepada masyarakat, dan terakhir sebagai generasi penerus abdi dalem, sebagai abdi budaya di Keraton Yogyakarta. Ketahanan budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta tidak diukur dengan angka secara statistik, namun keberhasilannya dapat dilihat dari kondisi yang ada dalam masyarakat, seperti budaya santun dalam masyarakat, kepeminatan pemuda dalam giat kebudayaan yang tidak hanya sebagai penonton, tetapi juga sebagai pelaksana dalam kegiatan kebudayaan.
Today, Yogyakarta's Special Region's youth involvement in the field of culture has shown its existence along with the times. Not only doing activities in studios, youth of the Special Region of Yogyakarta also take the role as abdi dalem in Keraton Yogyakarta. Abdi dalem is a court servant who has received a decree from keraton. Abdi dalem works to assist the activity and life of the king in running the government, including as an executor in Garebeg Ceremony. Garebeg Ceremony is the king's alms given to the people, its main aim is to show gratitude to the Almighty God. This study takes place in Keraton Yogyakarta as the place which hold Garebeg Ceremony. This study aims to determine the role of abdi dalem in preserving Garebeg Ceremony as a culture that is able to create cultural resilience in the Special Region of Yogyakarta. The method used in this study is qualitative method, collecting data in the form of interview and review of documents related to abdi dalem and the implementation of Garebeg Ceremony. The result shows that the correlation between abdi dalem, Garebeg Ceremony in supporting the cultural resilience of the Special Region of Yogyakarta is very good. Young abdi dalem show three important roles in supporting cultural resilience, they are: young abdi dalem as a successor of Garebeg Ceremony, as a conveyers of falues in the Garebeg Ceremony to the community, and finally as the next generation of abdi dalem as a cultural servant in the Keraton Yogyakarta. Cultural resilience in the Special Region of Yogyakarta is not measured by numbers statistically, but its success can be seen from the conditions that exist in society, such as politeness in society, youth interest in cultural activities that are not only spectators, but also as implementers of cultural activities.
Kata Kunci : Abdi Dalem Muda, Upacara Garebeg, Ketahanan budaya