Laporkan Masalah

TRADISI SELAWATAN MAJELIS KAROMATUL HASAN (MKH) DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT KEBUDAYAAN CORNELIS ANTHONIE VAN PEURSEN

Moh. Ikrom Abit Anzah, Drs. Mustofa Anshori Lidinillah, M. Hum.

2019 | Skripsi | S1 FILSAFAT

INTISARI Tradisi selawatan Majelis Karomtul Hasan adalah salah-satu budaya yang ada di Desa Karangbong, Pajarakan, Probolinggo, Jawa Timur. Tradisi ini penting dikaji karena memberi kontribusi dalam mengubah moralitas masyarakat setempat, dan bukan tidak mungkin menjadi model pembinaan moral untuk masyarakat yang lain. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan wujud kebudayaan dan nilai-nilai dalam tradisi selawatan Majelis Karomatul Hasan, serta dinamika sejarah dan perkembangannya dari masa ke masa. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dan lapangan tentang isu aktual di masyarakat. Data-data yang diperoleh diolah dengan menggunakan metode hermeneutik untuk menemukan filsafat tersembunyi. Unsur-unsur atau langkah-langkah metodis yang digunakan dalam analis data adalah interpetasi, koherensi intern, refleksi, deskripsi. Hasil-hasil penelitian, pertama, tradisi selawatan Majelis Karomatul Hasan merupakan tradisi puji-pujian dan do’a yang bernuansa Islam, dilakukan dengan cara tertentu, yang ada di desa Karangbong. Tradisi tersebut lahir dari keresahan masyarakat terhadap dekadensi moral. Kedua, wujud kebudayaan –ide, aktivitas, produk-- tradisi selawatan Majelis Karomatul Hasan dalam perspektif teori tahap-tahap kebudayaan Van Peursen mengalami dinamika sebagai berikut. Ide dalam tradisi selawatan Majelis Karomatul Hasan pada tahap mitis adalah ide keselamatan. Pada tahap ontologis, ide tentang nilai peribadatan, dan pada tahap fungsional, masyarakat menekankan ide kemanfaat yang lebih praktis. Aktivitas tradisi selawatan Majelis Karomatul Hasan, pada tahap mitis adalah aktivitas pemujaan dan permohonan, pada tahap ontologis aktivitas penyampaian ajaran atau nilai-nilai peribadatan Islam, dan pada tahap fungsional selawatan sebagai aktivitas pembinaan moral dan hiburan. Produk tradisi selawatan Majelis Karomatul Hasan pada tahap mitis adalah terbentuknya perkumpulan pemujaan, dan bacaan-bacaan selawatan yang berisi pemujaan dan do’a. Pada tahap ontologis, bacaan selawatan dipelajari nilai-nilainya oleh kelompok selawatan. Pada tahap fungsional selawatan telah mengalami perkembangan fungsi, selawatan dilaksanakan dalam acara-acara penting di masyarakat, dan terbentuk kelompok-kelompok selawatan dalam masyarakat. Ketiga, tradisi selawatan mengandung nilai religius dan nilai kehidupan.Nilai religius, pada tahap mitis berupa keyakinan tentang daya-daya alam atas itu yang berdampak baik dalam kehidupan, pada tahap ontologis selawatan tersebut dipahami sebagai peribadatan. Pada tahap fungsional nilai religius dalam selawatan tersebut diekspresikan dalam kegiatan yang sifatnya akomodatif. Nilai kehidupan, pada tahap mitis diyakini sebagai jaminan dalam kehidupan, pada tahap ontologis dipahami sebagai pembelajaran moralitas, pada tahap fungsional dijadikan kebiasaan dalam kehidupan masyarakat.

The tradition of visiting the Karomtul Hasan Council is one of the cultures that exist in Karangbong Village, Pajarakan, Probolinggo, East Java. This tradition is important to study because it contributes to changing the morality of the local community, and it is not impossible to be a model of moral guidance for other communities. The purpose of this study is to explain the form of culture and values in the tradition of the Selawat Karomatul Hasan Assembly, as well as the dynamics of history and its development from time to time. This research is a library and field research about the actual issues in the community. The data obtained are processed using the hermeneutic method to find hidden philosophy. The elements or methodical steps used in data analysis are interpretation, internal coherence, reflection, description. The results of the study are, first, the tradition of visiting the Karomatul Hasan Assembly is a tradition of praise and prayer in Islamic nuances, carried out in a certain way, in Karangbong village. This tradition was born from people's unrest towards moral decadence. Second, the form of culture - ideas, activities, products - traditions selawat Hasan Karomatul Assembly in the theoretical perspective The idea in the tradition of selawat Karomatul Hasan Assembly in mythic is the idea of salvation. In the first stage, the idea of the value of worship, and in the functional part, the community determines the idea of a more practical benefit. The traditional activities of the Karomatul Hasan Board of Trustees, in mythic activities, are worship activities and requests, on the ontological activities the delivery of Islamic teachings or values, and on the functional activities of the selawat as moral fostering and entertainment activities. The product of the tradition of the Hasan Karomatul Assembly in the mythic is the formation of worship gatherings, and recitation-reading which contains worship and prayers. In the ontological stage, the reading that is studied is valued by the nursing group. At the functional stage, jam is carried out, slides are carried out at important events in the community, and groups of care are formed in the community. Third, the tradition of selawat contains religious values and values of life. Religious values, in the end, mythic is a belief about the natural forces above which live well in life, in the ontological cell, the selawat is in accordance with worship. The religious functional value in the selawat is expressed in accommodative activities. The value of life, when mythic is agreed as Guarantee in life, at the time of ontology is understood as learning morality, at the functional level used in people's lives.

Kata Kunci : Selawatan, form of culture, values, dynamics

  1. S1-2019-377492-abstract.pdf  
  2. S1-2019-377492-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-377492-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-377492-title.pdf