Permasalahan Dalam Problem-Based Learning pada Konteks Kultur Paternalisme dan Kolektivisme padan Dengan egalitarianisme dan Individualisme : Sebuah Review Sistematik
SUPAK SILAWANI, Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed, Ph.D ; dr. Mora Claramita, MHPE, Ph.D
2019 | Tesis | MAGISTER ILMU PENDIDIKAN KEDOKTERAN DAN KESEHATANLatar Belakang Implementasi tutorial PBL secara global menunjukkan hasil inkonsisten. Adanya pengaruh dimensi kultur yang relevan terhadap hal tersebut belum pernah diteliti dalam lingkup luas. Analisis komprehensif diperlukan sebagai bukti pengaruh dimensi kultur yang berbeda terhadap implementasi PBL. Tujuan Penelian Menentukan peluang dan tantangan impelentasi tutorial PBL dari mahasiswa kedokteran tahap preklinik di kultur paternalisme-kolektivisme (PK) dan egalitarianisme-individualisme (EI). Metode Penelitian Metode penelitian adalah review sistematik naratif tematik. Pencarian sistematik dari EBCOHost, Scopus, ClinicalKey, Pubmed, JSTOR, dan ScienceDirect melalui http://www.lib.ugm.ac.id pada Maret-Mei 2019. Hasil Penelitian Kami mengidentifikasi 21 artikel (dari 8725 artikel) yang layak diikutsertakan dalam penelitian. Terdapat kesamaan peluang mahasiswa dari kedua kultur untuk membentuk pembelajaran konstruktif, kolaboratif, elaboratif, kontekstual, dan SCL, meningkatkan SDL mahasiswa, pemilihan pendekatan pembelajaran mendalam, akuisisi keterampilan akurasi diagnosis, komunikasi, menghargai kultur, kesadaran tanggung jawab profesi, adaptasi, dan refleksi diri di kedua kultur. Faktor pendukung keberhasilan yang sama di kedua kultur, yaitu sikap berbagi pengetahuan, menjaga hubungan sosial, dan kemampuan refleksi. Peluang yang spesifik dimiliki mahasiswa berkultur PK adalah sikap hormat kepada tutor tinggi. Sedangkan, pada mahasiswa berkultur EI adalah kesetaraan interdependensi dan pengembangan diri, pembelajaran SCL saat di SMA, kecilnya dependensi ke tutor, sikap asertif, kemampuan komunikasi baik, kebebasan berpendapat, dan tingginya efikasi tinggi. Tantangan yang sama dihadapi mahasiswa di kedua kultur dalam menerapkan tutorial PBL yaitu mengharap tutor ahli, kurangnya umpan balik tutor, pengaruh senior, dan motivasi berorientasi pada ujian. Tantangan yang spesifik terdapat di kultur PK, yaitu tingginya dependensi terhadap tutor, anggota kelompok, kurangnya obyektivitas umpan balik, perkembangan SDL yang statis,kondisi pembelajaran teacher-centered learning di SMA. Sedangkan pada kultur EI, yaitu kebutuhan arahan pre-reading, mengharap adanya laporan akhir, dan rasa aman dalam kelompok. Kesimpulan Mahasiswa berkultur paternalisme-kolektivisme dan berkultur egalitarianisme-individualisme terbukti berhasil membentuk pembelajaran yang terpusat pada mahasiswa, meningkatkan self-directed learning, penggunaan strategi pembelajaran mendalam dan akuisisi keterampilan yang wajib dimiliki oleh calon dokter.
Backgroud Globalization of the PBL method in the last five decades has shown inconsistent results. The influence of the cultural dimensions relevant to this has never been studied in a broad scope. Comprehensive analysis is needed as evidence of the influence of different cultural dimensions on PBL implementation. Objective This research aims to determine opportunities and challanges through preclinical medical students in paternalism-collectivism culture and egalitarianism-individualism culture when implementing tutorial PBL Methods Systematic search of EBCOHost, Scopus, ClinicalKey, Pubmed, JSTOR, dan ScienceDirect using a combination of keyword based on PICO (population = pre-clinic medical student, intervention = PBL tutorial, comparison = -, outcome = group dynamic, Self-directed learning (SDL), dan PBL outcome) through http://www.lib.ugm.ac.id on March-May 2019. Results we identified 21 (of 8725 studies). Same opportunities in forming constructive, collaborative, elaborative, contextual, and SCL learning, increasing student SDL, selecting in-depth learning approaches, acquisition of skills accuracy diagnosis, communication skills, respecting culture, professional responsibility awareness, adaptability, and self reflection in both cultures. Both cultures have supporting factors for success, namely: the attitude of sharing knowledge, maintaining good social relations, and the ability to reflect. The opportunities specifically possessed by PC culture students is respect for high tutors. In the othe hand, EI culture students are interdependence and self-development of equals between individuals, SCL learning in high school, low dependencies on tutors, assertiveness and good communication skills, freedom of expression, and high self-efficacy. The challanges for students applying PBL tutorials relate to dependencies on tutors, group members, and senior students, motivation on test results and the learning conditions while in high school. Conclusions PBL tutorial process conducted by students at both culture is proven successful at creating student-cented learning, attaining self directed learning (SDL), implemented of deeper learning strategies, and acquisition of competencies that must be possessed by candidate of doctors. Challanges in both cultures are the dependencies on tutors, group members, and senior students; and exam-oriented while following the PBL tutorial. Specific inhibitory factor in PC culture is the teacher-centered learning condition in previous basic schools (high school period). These differents factors may affected egalitarianisme-indvidualisme students more adaptable to tutorial PBL than students from paternalism-collectivism culture.
Kata Kunci : Problem-based Learning, PBL, medical student, culture, group dynamic, self-directed learning, outcome