EVALUASI FASILITAS UMUM TERHADAP AKSESIBILITAS BAGI DIFABEL (STUDI KASUS: MUSEUM DI D.I. YOGYAKARTA)

Risma Nisrina Afifah, Ir. Rini Dharmastiti, M.Sc., Ph.D.

2019 | Skripsi | S1 TEKNIK INDUSTRI

Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dengan derajat dan hak yang sama untuk berkarya di muka bumi. Namun, tidak semua manusia terlahir secara sempurna seperti difabel. Jumlah difabel di Provinsi D.I. Yogyakarta termasuk yang tinggi, yaitu mencapai 29.530 jiwa pada tahun 2017. Setiap penyandang disabilitas memiliki kesamaan hak dan kesempatan dalam segala aspek kehidupan, salah satunya adalah hak untuk memperoleh aksesibilitas terhadap fasilitas umum. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi tingkat aksesibilitas 11 fasilitas umum yang terdapat pada lima museum di DIY dan memberikan informasi mengenai tingkat aksesibilitas fasilitas di museum dalam bentuk rating. Alat evaluasi yang digunakan pada penelitian ini berupa kuesioner yang telah terbentuk pada penelitian sebelumnya. Kuesioner ini dievaluasi terlebih dahulu dengan melakukan screening dan mengubah jumlah skala penilaian. Terdapat 8 pernyataan yang mengalami perubahan pada kuesioner yang baru. Kemudian kuesioner baru ini diberikan kepada responden yang pernah mengunjungi salah satu dari lima museum yang diteliti. Hasil penyebaran kuesioner menunjukkan bahwa terdapat beberapa fasilitas yang perlu diperbaiki, seperti jalur pemandu, area parkir, tempat mandi, lift, dan toilet. Selain itu, diketahui pula bahwa fasilitas rambu dan marka menjadi fasilitas yang paling mendekati standar pemerintah dengan persentase sebesar 88,05%. Pemberian rating pada museum dilakukan dengan metode clustering. Skor dari tiap fasilitas yang didapatkan dari hasil penyebaran kuesioner, digunakan sebagai dasar pengelompokan museum. Proses clustering pada penelitian ini menggunakan metode Kohonen Self-Organizing Maps (SOM) dan dilakukan dengan bantuan software R Studio. Hasil clustering ini menunjukkan bahwa Museum Soeharto berada di peringkat tiga dengan jumlah fasilitas umum sesuai dengan standar sebanyak dua fasilitas. Peringkat dua dimiliki oleh Museum Vredeburg, Museum Sudirman, dan Museum TNI AU Dirgantara dengan jumlah fasilitas yang sesuai dengan standar sebanyak tiga fasilitas. Museum Monjali berada di peringkat satu dengan enam fasilitas umum yang sesuai dengan standar. Dengan demikian, urutan museum yang direkomendasikan untuk difabel adalah Museum Monjali, kemudian Museum Vredeburg, Museum Sudirman, Museum TNI AU Dirgantara, dan yang terakhir adalah Museum Soeharto.

Humans are creatures with the same degree and rights to work on earth. However, not all humans are born perfectly, like diffable. Number of diffable in D.I. Yogyakarta is among the highest, reaching 29,530 people in 2017. Every person with disabilities has equal rights and opportunities in all aspects of life, one of which is the right to obtain accessibility to public facilities. The purpose of this research is to evaluate the accessibility of 11 public facilities in five museums in DIY and provide information on the level of accessibility of the museum in the form of rating. The evaluation tool used in this research is a questionnaire that has been formed in previous research. This questionnaire was evaluated first by screening and changing the number of rating scales. There are eight statements that have changed in the new questionnaire. The new questionnaire was given to respondents who had visited one of the five museums studied. The results of the questionnaire distribution showed that there are several facilities that need to repair, such as guiding blocks, parking areas, shower, lift, and toilets. In addition, it is also known that signs and markers is the facility that is closest to government standards with a percentage of 88.05%. Rating on the museum is conducted by clustering method. Scores of each facility obtained from the results of questionnaires are used as the basis for grouping the museum. The clustering process in this research uses the Kohonen Self-Organizing Maps (SOM) method that is conducted in R Studio software. The results of this clustering show that the Soeharto Museum is ranked third with the number of public facilities in accordance with the standard as many as two facilities. The second rank is owned by the Vredeburg Museum, Sudirman Museum, and the TNI AU Dirgantara Museum with a total of three facilities in accordance with the standard. Monjali Museum is ranked number one with six public facilities in accordance with the standard. Therefore, the sequence of recommended museum for diffable is Monjali Museum, then Vredeburg Museum, Sudirman Museum, TNI AU Dirgantara Museum, and the last is Soeharto Museum.

Kata Kunci : difabel, aksesibilitas, museum, kuesioner, clustering, Kohonen Self-Organizing Maps (SOM)