REVITALISASI KOMUNIKASI EMOSI DALAM PROSES REINTEGRASI PENYINTAS NARKOBA DENGAN KELUARGA (RISET AKSI PARTISIPATORIS)
YEYENTIMALLA, Prof. Dr. Tina Afiatin, M.Si.; Prof.Drs. Koentjoro. MBSc, Ph.D;dr. Mora Claramita, MHPE, Ph.D
2019 | Disertasi | DOKTOR ILMU PSIKOLOGIPenyintas narkoba umumnya mengalami kesulitan untuk kembali dari rehabilitasi ke keluarga mereka karena kerusakan hubungan emosional dengan anggota keluarga. Program reintegrasi sosial harus mencakup peningkatan komunikasi emosional dalam keluarga penyintas narkoba. Penelitian ini menggunakan pendekatan Riset Aksi Partisipatoris melibatkan empat keluarga penyintas narkoba dari suku Dayak Ngaju di Provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia, yang menolak anggota keluarga mereka pulang dari rehabilitasi. Peneliti bersama setiap keluarga mengidentifikasi masalah komunikasi dan menyusun rencana intervensi. Untuk mentransfer gagasan komunikasi emosi, peneliti menggunakan strategi Narrative in Action enam langkah meliputi: dialog, edukasi, persuasi, motivasi, promosi dan pemberdayaan. Pendampingan keluarga dilakukan melalui kehadiran fisik, percakapan telepon, layanan pesan singkat, WhatsApp dan Facebook. The Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scale � FACES IV digunakan untuk mengukur dampak revitalisasi komunikasi emosi terhadap kohesivitas dan fleksibilitas yang menunjukkan peningkatan skor pada empat keluarga. Satu keluarga berada di kotak somewhat connected dan flexible. Tiga keluarga berada di kotak somewhat connected dan somewhat flexible. Pengukuran kualitatif menunjukkan kemajuan dalam ungkapan dan keputusan keluarga, terjadi transformasi sikap mental dari tidak berdaya menjadi berdaya. Pengukuran kualitatif menunjukkan kemajuan dalam ungkapan dan keputusan keluarga, terjadi transformasi sikap mental dari tidak berdaya menjadi berdaya. Empat penyintas narkoba diterima pulang oleh keluarga mereka dan menerima dukungan untuk menyusun rencana kehidupan masa depan mereka. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pendekatan Riset Aksi Partisipatoris berguna untuk meningkatkan hubungan dalam keluarga penyintas narkoba. Berdasarkan hasil penelitian ini direkomendasikan kepada penyusun kebijakan dalam segmen rehabilitasi dan reintegrasi sosial agar mempertimbangkan pendampingan profesional bagi penyintas narkoba dan keluarganya sejak hari pertama menjalani rehabilitasi.
Drug survivors generally have difficulty in returning to their families from rehabilitation due to impaired emotional relationships between family members. Social reintegration program, therefore, should include improving emotional communication. This study used the Participatory Action Research approach, which involved four families of drug survivors from the Dayak Ngaju tribe in Central Kalimantan Province, Indonesia, who refused their family members returning home from rehabilitation. Together with each family, the researcher identified communication problems and planned interventions. To transfer the idea of emotional communication, a strategy of six steps Narrative in Action was used: dialogue, education, persuasion, motivation, promotion and empowerment. Accompaniment to the families was done through the presence of physical, telephone, Short Message Services, WhatsApp, and Facebook. The Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scale - FACES IV was used to measure the impact of revitalizing emotional communication on cohesiveness and flexibility which showed an increase in scores in four families. One family was in a somewhat connected and flexible box. Three families are in a somewhat connected box and are somewhat flexible. Qualitative measurements showed progress in family phrases and decisions, transforming mental attitudes from helpless to empowerment. Four drug survivors were welcomed at home by their families and received support to prepare their future life plans. This study concludes that the Participatory Action Research approach is useful for improving relationships within the drug survivors� family. Based on the results of this study it was recommended to policy makers in the segment of social rehabilitation and reintegration to consider professional accompaniment for drug survivors and their families from the first day of rehabilitation.
Kata Kunci : penyintas narkoba, penolakan keluarga, reintegrasi sosial, pendampingan profesional, Riset Aksi Partisipatoris.