Peran APIKRI (Asosiasi Pengembangan Industri Kerajinan Rakyat Indonesia) dalam Memberdayakan Pengrajin di Kab. Bantul, Yogyakarta
MARISA GUSTIANI P, Danang Arif Darmawan S.Sos., M.Si.
2019 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAANSebagai salah satu kota yang menjadi destinasi wisata, Yogyakarta memberikan peluang tersendiri bagi para pengrajin untuk terus menciptakan berbagai produk kerajinan yang dapat menarik wisatawan untuk membelinya. Seiring dengan terbukanya peluang, pasti juga ada tantangan dan kendala yang mengiringinya, diantaranya berbagai kendala internal seperti keterbatasan modal dan strategi pemasaran, ditambah kendala eksternal dimana kebijakan yang ada kurang berpihak kepada pengusaha industri kecil. Bahkan masih banyak pengrajin yang tidak diuntungkan karena adanya pihak kedua, ketiga, dan seterusnya yang menyebabkan keuntungan yang didapatkan pengrajin tidak sesuai dengan produknya. APIKRI (Asosiasi Pengembangan Industri Kerajinan Rakyat Indonesia) mencoba untuk memotong rantai tersebut sesuai dengan tujuan utamanya yaitu menciptakan perdagangan yang adil antara pengrajin dan pembeli melalui peningkatan kapasitas produsen. Oleh karena itu penelitian ini berfokus pada pemberdayaan pengrajin yang dilakukan oleh APIKRI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran APIKRI dalam memberdayakan pengrajin di Kab. Bantul, Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui proses wawancara mendalam, observasi, dokumentasi dan studi pustaka. Teknik penentuan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa APIKRI merupakan lembaga koperasi berbasis fair trade dan sociopreneur yang melaksanakan market driven empowerment, yaitu pemberdayaan pengrajin yang dilakukan di APIKRI berkaitan erat dengan pasar dimana APIKRI menjadikan pasar sebagai alat untuk mengatasi masalah-masalah sosial yang dialami pengrajin. Walaupun kesannya APIKRI merupakan lembaga bisnis, yang membedakan APIKRI dengan lembaga bisnis lainnya adalah APIKRI merupakan lembaga bisnis beretika karena APIKRI menerapkan prinsip-prinsip fair trade dan juga mengalokasikan keuntungan yang diperoleh dari pemasaran produk kerajinan untuk program pemberdayaan pengrajin itu sendiri. APIKRI memberdayakan pengrajin dengan tujuan supaya pengrajin dapat mandiri dalam mencari/mendapatkan pasar. Peran APIKRI dalam pemberdayaan pengrajin adalah pendampingan dan fasilitasi, termasuk membuat MoU, merencanakan dan melaksanakan program/kegiatan pengembangan skill dan kualitas produk, memberikan uang muka sampel, dan mencarikan serta menyalurkan informasi terkait pasar dan produk agar pengrajin dapat mengembangkan usahanya.
As one of the cities which popular for its tourism, Yogyakarta provides an opportunity for craftsmen to create a variety of handicraft products that attracts tourists to buy them. Along with the opportunities, there must be challenges and obstacles that comes with it, such as the lack of capital and marketing strategy, and the external obstacles where some policies unfavorable for the craftsmen. In fact, there are so many disadvantaged craftsmens because their profits were cut by the second or third party. APIKRI (Association for Development of Indonesian People's Handicraft) tried to cut that chains in accordance to their main goal of creating a fair trade between craftsmen and buyer through producer capacity building. Therefore this study focuses on the empowerment of craftsmen in APIKRI. The purpose of this study is to find out the role of APIKRI in empowering craftsmen in Bantul Regency, Yogyakarta. The method used in this study is descriptive qualitative methods. The data in this study were obtained through in-depth interviews, observation, documentation and literature review. The technique used to determine the informants in this study is purposive technique. The result of this study indicate that APIKRI is fair trade and sociopreneur based cooperative institution that implements market driven empowerment. The meaning of market driven empowerment is that APIKRI uses market as a tool to address social problems of the craftsmen. Even though people sometimes looks at APIKRI as a basic trading institution, what distinguishes APIKRI from other trading institutions is that APIKRI implements fair trade principles and allocate their profits for the craftsmen empowerment programs. The craftsmen empowerment program in APIKRI has a main goal to help craftsmen to be able to independently finding/getting market. APIKRI's role in empowering craftsmen is assistance and facilitation, including making MoUs (Memorandum of Understandings), planning and implementing the development programs of skills and product quality, provides the down payment of products, and provides informations related to markets and products for craftsmen to develop their business.
Kata Kunci : APIKRI, Pemberdayaan Pengrajin, Fair Trade, Sociopreneur