NILAI FINANSIAL HUTAN TANAMAN DALAM BERBAGAI TINGKAT UMUR TEGAKAN ( Studi Kasus di HPH PT ( Persero ) INHUTANI I Administratur Satuan Pembangunan HTI Long Nah, Kalimantan Timur )
AHYAR GUNAWAN, Sofyan P. Warsito
1998 | Skripsi | S1 KEHUTANANPelaksanaan pembangunan Hutan Tanaman Industri (HTI) dimulai sejak tahun 1986 yaitu dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.320/Kpts-II/1986 tentang HTI. Namun untuk melaksanakan pembangunan HTI ini dibutuhkan biaya yang relatif besar, sehingga pemerintah memberikan insentif berupa bantuan 46,5% dari total biaya pembangunan HTI yang terdiri dari 14% penyertaan modal dan 32,5% pinjaman tanpa bunga. HTI yang pembangunannya membutuhkan biaya (cost) yang relatif besar tersebut tentu saja bagi perusahaan merupakan aset yang bemilai dan haras dikelola dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai finansial hutan tanaman yang berguna untuk dasar penetapan kebijakan pengelolaan bagi perusahaan dan bagi pemerintah. Perhitungan nilai finansial hutan ini menggunakan dua pendekatan yaitu berdasarkan cost value yang digunakan untuk menghitung nilai tegakan dalam berbagai tingkat umur. Pendekatan kedua adalah berdasarkan income value yang digunakan untuk menghitung nilai harapan lahan atau land expectation value (LEV). Perhitungan kedua nilai tersebut menggunakan harga tahun 1997 sebagai harga konstan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa HTI di areal Long Nah yang jenis utamanya meranti dan sengon pada umur 13 tahun nilai total tegakan aktual berdasarkan cost value adalah 84,36 milyar rupiah. Nilai ini merupakan nilai jual minimum apabila perusahaan dan pemerintah bila ingin menjual atau mengalihkan kepemilikannya kepada pihak lain agar tidak mengalami keragian. Selain itu didapat juga nilai harapan lahan atau LEV di mana untuk sistem penanaman meranti di bawah tegakan sengon didapat LEV sebesar Rp 8,01 juta/ha. Sedangkan untuk sistem penanaman meranti di bawah tegakan alam didapat LEV sebesar Rp 6,17 juta/ha. Dari sini diketahui bahwa LEV untuk sistem penanaman meranti di bawah tegakan sengon lebih besar yaitu Rp 1,8 juta/ha dibanding kan dengan sistem penanaman meranti di bawah tegakan alam.
Kata Kunci : Nilai, Umur