Laporkan Masalah

Perencanaan Stasiun Bekasi Melalui Pendeketan Transit Oriented Development

ARDIWIRYAWAN WIBOWO, Dr. Eng., Muhammad Sani Roychansyah, S.T., M.Eng.

2019 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Stasiun Bekasi terletak di pusat perekonomian Kota Bekasi lebih tepatnya berada di BWP Kota Bekasi. Lokasinya yang strategis membuat stasiun ini menjadi salah satu stasiun terpadat di Jabodetabek (ketiga) meskipun Kota Bekasi memiliki 3 Stasiun. Tinggi kegiatan yang ada di sekitar Kawasan Stasiun Bekasi sedangkan pelayanan transportasi umum di Kota Bekasi masih minim, membuat pengguna Stasiun Bekasi lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam menuju Stasiun Bekasi sehingga menghasilkan bangkitan perjalanan yang cukup tinggi dan menyebabkan kemacetan pada saat jam puncak. Oleh karena itu perlu dilakukannya manajemen transportasi yaitu melalui perencanaan Stasiun Bekasi berbasis Transit Oriented Development (TOD) untuk penanganan permasalahan. Konsep TOD dalam perencanaan ini didapatkan melalui elaborasi dari beberapa Konsep TOD yang dikemukakan oleh beberapa ahli yaitu Reconnecting America, Instititue for Transportation and Development Policy (ITDP) , Peter Calthorpe, dan perencanaan perundang undangan tentang TOD di Indonesia. Prinsip tersebut kemudian diimplementasi dalam elemen rancang kota yang dielaborasi melalui teori dari Shirvani (1985) dan Talen (2009) yang disesuaikan dengan prinsip TOD, sehingga ditemukannya kondisi ideal dari kawasan perencanaan. Kondisi eksisting dianalisis metode Gap Analysis sehingga ditemukan potensi dan masalah kawasan sehingga dapat menentukan kawasan prioritas perencanaan yang ada di Kawasan Stasiun Bekasi. Berdasarkan analisis kawasan kemudian direncanakan yang ditemukan 2 alternatif yang kemudian dipilih melalui metode UVA (Utlity Value Analysis). Untuk mengimplementasikan perencanaan kawasan nantinya dibagi menjadi 2 bagian yaitu zona inti dan zona peripheral serta program pembangunan dibagi menjadi 4 tahap yang masing masing tahap berjangka 5 tahun.

Bekasi Station is located in the center of Kota Bekasi economic zone. Based on the strategic location make Bekasi Station became the third most crowded station in Jabodetabek despite Kota Bekasi already have 3 stations. High activity in this area and lack of public transport make the user use private transport because more efficient and more effective than public transport. Its regenerate big amount of trip generation that can make congestion at peak hours. Transit Oriented Development (TOD) is the solution to fix the problem in this area because of the management of transportation on this theory. The principle of TOD that author used to conduct the area Bekasi Station is the elaboration of the principle of TOD presented by Institute for Transportation and Development Policy (ITDP), Reconnecting America, Peter Calthorpe TOD, and regulation about TOD in Indonesia. The principle then expressed on the element of urban design presented by Shrivani (1985) and Talen (2009). Elaboration between the principle of TOD and urban design made TOD Ideal area. Gap analysis used to find potential and problem of the existed area and determine priority area. Utility Value Analysis (UVA) used to choose the best alternative to be masterplan of the planning. The planning divided into two parts, the core zone, and the peripheral zone. The planning implemented through 4 stages (5 years each stage) program.

Kata Kunci : Transit Oriented Development (TOD), Integrasi Transportasi, Kota Bekasi, Stasiun Bekasi

  1. S1-2019-384877-abstract.pdf  
  2. S1-2019-384877-bibliography.pdf  
  3. S1-2019-384877-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2019-384877-title.pdf