Museum Kerajinan Perak di Omah UGM 2 Kotagede Yogyakarta dengan Pendekatan Olah Desain Arsitektur Pusaka
Yusuf Aryo Pinandito, Dr. Eng. Ir. Laretna Trisnantari Adishakti, M. Arch.
2019 | Skripsi | S1 ARSITEKTURPerak menjadi salah satu logam mulia yang digemari sejak zaman dahulu. Perhiasan seperti cincin, gelang, dan kalung, serta peralatan makan, souvenir, hingga hiasan dinding dapat ditemui dalam hasil olahan logam perak. Tak heran, kerajinan perak mampu menjadi salah satu destinasi wisata belanja yang terkenal di Yogyakarta, tepatnya berada di kecamatan Kotagede. Selain terkenal akan kerajinan perak, Kotagede juga menjadi salah satu destinasi wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta, karena memiliki tempat wisata seperti Makam Raja Mataram, Pasar Kotagede, Masjid Mataram, dan Omah Joglo (rumah tradisional). Kerajinan perak Kotagede yang pernah mengalami masa kejayaannya saat ini sedang meredup. Menurunnya permintaan kerajinan perak di pasaran menjadi penyebab utama keterpurukan kerajinan perak Kotagede. Pergeseran budaya di masyarakat terkait pandangan terhadap nilai kerajinan perak juga berperan dalam terjadinya penurunan daya beli masyarakat. Dari data yang didapatkan dari KP3Y (Koperasi Produksi Pengusaha Perak Yogyakarta), diketahui bahwa jumlah pengrajin perak terus menurun. Pada tahun 1960 dengan jumlah anggota 225 perajin dan pada tahun 2016 tersisa 94 perajin dengan jumlah anggota aktif 50 perajin. Banyak perajin yang gulung tikar dan beralih profesi. Jumlah wisatawan yang dahulu banyak datang untuk wisata belanja perak di Kotagede pun berkurang. Untuk itu diperlukan upaya untuk mengenalkan kembali seni kerajinan perak Kotagede kepada generasi muda. Maka museum dipilih untuk menjadi fasilitas yang mampu mewadahi seni kerajinan perak Kotagede melalui fungsi edukasi, konservasi, dan rekreasi. Museum Kerajinan Perak Kotagede ini mengusung konsep Omah Perak Masa Kini. Terdapat tiga buah aspek yang membentuk konsep ini yaitu modern yang akan menjadi arahan desain pada teknologi yang akan digunakan pada museum, culture yang mewadahi perak sebagai benda koleksi museum serta Joglo sebagai bentuk bangunan yang akan dikonservasi, dan nature yang akan menjadi arahan desain pada bangunan museum.
Silver is one of the precious metals that favored since ancient times. Jewelry such as rings, bracelets, and necklaces, as well as tableware, souvenirs, wall decoration can be found in silver handicrafts. Silver handicrafts became one of the famous shopping destinations in Yogyakarta, at Sub-District of Kotagede. Kotagede is also a tourist destination in Yogyakarta because it has famous attractions such as Makam Raja Mataram (graveyard), Kotagede Market, Mataram Mousque, and Omah Joglo (traditional house). The gold old days of silver handicrafts in Kotagede has gone and now the business experiencing a downturn. Declining demand for silver handicrafts in the market being the main cause of the downturn. Cultural shift in society regarding the value of silver handicraft also plays a role in the decline of purchasing power. Based on data obtained from KP3Y (Koperasi Produksi Pengusaha Perak Yogyakarta), shows that the number silver silversmiths decreased. In 1960 with a total membership of 225 silversmiths and continue to fall, in 2016 left 94 silversmiths with remaining active members 50 silversmiths. Many silversmiths are bankrupts and switch jobs. The number of travelers who shop for silver at Kotagede also decreased. Therefore, it takes an effort to introduce the art of silver handicrafts from Kotagede back to the younger generation. A museum design was chosen to be a facility that embodies silver handcrafts through the functions of education, conservation, and recreation. Silver Handicrafts in Kotagede with a concept of Omah Perak Masa Kini (present silver house) has three supporting aspects. Modern as a direction for the technology that will be used in the museum. Culture will organize the silver handicrafts as museum collection and Omah Joglo as a form of building that will be conserved. Last, nature as a direction for designing the museum building.
Kata Kunci : Kotagede, museum, perak