Hubungan antara Regulasi Emosi dengan Asertivitas pada Perawat di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY
NUR WIDAYATI, Sri Warsini, S.Kep.,Ns.,M.Kes.,PhD; Puji Sutarjo, S.Kep.,Ns.,MPH
2019 | Skripsi | S1 ILMU KEPERAWATANLatar Belakang: Perawat merupakan profesi yang selalu berhubungan dengan pasien, keluarga pasien, dan juga tenaga kesehatan lain sehingga perawat selalu dituntut untuk bersikap baik dan memiliki kestabilan emosi agar terhindar dari tekanan pekerjaan, stres, dan perilaku yang tidak seharusnya dimiliki perawat seperti marah-marah dengan pasien, kesal, kurang tanggap terhadap pasien, menggerutu. Regulasi emosi dibutuhkan untukmenjaga kestabilan emosi sehingga perawat dapat berperilaku asertif. Perilaku asertif ini akan membantu perawat dalam berhubungan dengan orang lain. Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan antara regulasi emosi dengan asertivitas pada perawat di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif noneksperimen dengan jenis analitik korelatif dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Maret 2019 kepada 52 perawat di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner regulasi emosi menurut Gratz & Roemer yang dimodifikasi oleh Tarigan dan kuesioner Rathus Assertiveness Schedule (RAS) untuk mengukur asertivitas. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi Pearson. Hasil: Tingkat regulasi emosi mayoritas responden (92,3%) berada pada kategori tinggi, dan lebih dari setengah responden (57,7%) berada pada kategori asertif. Terdapat hubungan yang signifikan antara regulasi emosi dengan asertivitas (r= 0,363, p value= 0,008). Kesimpulan: Ada hubungan antara regulasi emosi dengan asertivitas pada perawat di Rumah Sakit Jiwa Grhasia DIY.
Background: Nurse is a profession that always deals with patients, families of patients, and other health workers so that nurses are always required to have good attitude and have emotional stability in order to avoid work pressure and stress. Emotion regulation is needed to maintain emotional stability so that nurses can behave assertively. Such assertive behavior will help nurses to deal with others. Objective: To identify the correlation between emotion regulation and assertiveness in nurses at Grhasia Psychiatric Hospital of Yogyakarta. Methods: This research is a quantitative non-experimental research with correlative analytic using cross sectional design. It was conducted in March 2019 to 52 nurses at Grhasia Psychiatric Hospital of Yogyakarta. The questionnaire used in this study was the emotion regulation questionnaire according to Gratz & Roemer modified by Tarigan and the Rathus Assertiveness Schedule (RAS) questionnaire to measure assertiveness. Data were analyzed using the Pearson correlation test. Results: The level of emotional regulation of the majority of respondents (92.3%) was high, and more than half of the respondents (57.7%) were assertive. There was a significant correlation between emotion regulation and assertiveness (r = 0.363, p value = 0.008). Conclusion: There is a correlation between emotion regulation and assertiveness in nurses at Grhasia Psychiatric Hospital of Yogyakarta.
Kata Kunci : Asertivitas, perawat, regulasi emosi