Pelayanan Angkutan Umum Sebagai Feeder dalam Melayani Kawasan Permukiman di Sekitar Stasiun MRT Lebak Bulus

GHIFARI PRANURANI P, Dr. Yori Herwangi, S.T., MURP.

2019 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Pembangunan MRT dilakukan untuk mengatasi masalah kemacetan di Jabodetabek. Keberadaan MRT berpotensi mengurangi pemakaian kendaraan pribadi. Moda MRT pada saat ini sudah beroperasi dari Stasiun MRT Lebak Bulus hingga Stasiun MRT Bunderan Hotel Indonesia. Kawasan Stasiun MRT Lebak Bulus menjadi kawasan yang direncanakan menjadi Kawasan Berorientasi Transit (Transit Oriented Development). Sebagai sebuah kawasan TOD, Stasiun MRT Lebak Bulus membutuhkan integrasi dengan moda angkutan umum sebagai feeder. Pada area di sekitar Stasiun MRT Lebak Bulus saat ini terdapat halte Transjakarta serta pangkalan angkot. Sebagai Stasiun MRT yang pada area sektiarnya didominasi oleh permukiman, moda angkutan umum harus dapat melayani penumpang MRT yang akan menuju ataupun dari Stasiun MRT Lebak Bulus. Penelitian ini menggunakan metode deduksi campuran. Analisis terbagi menjadi dua proses besar berdasarkan pertanyaan penelitian, yaitu analisis pola pelayanan feeder Stasiun MRT Lebak Bulus serta efektivitas angkutan umum sebagai feeder Stasiun MRT Lebak Bulus. Berdasarkan dua proses besar tersebut, peneliti memberikan beberapa rekomendasi yang terkait dengan pelayanan intermoda di Stasiun MRT Lebak Bulus. Analisis pola pelayanan feeder menggunakan variabel rute pelayanan angkutan umum serta pemilihan moda feeder. Sementara itu, analisis efektivitas pelayanan angkutan umum menggunakan variabel kinerja pelayanan angkutan umum serta kecukupan angkutan umum terhadap distribusi penduduk. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa pemilihan feeder Stasiun MRT Lebak Bulus masih didominasi oleh paratransit. Pelayanan angkutan umum yang tidak door to door serta kondisi kendaraan yang kurang nyaman menyebabkan warga lebih memilih paratransit dan kendaraan pribadi. Terlebih, angkutan umum belum menjangkau pada seluruh area permukiman. Pada headway angkutan umum Transjakarta perlu ada yang diperbaiki pada beberapa rute, sedangkan pada angkutan umum angkot secara keseluruhan rute sudah memiliki headway yang baik namun jadwal keberangkatan masih belum teratur karena menunggu penumpang. Aksesibilitas Stasiun MRT Lebak Bulus dari halte Transjakarta dan pangkalan angkot sudah tergolong baik karena masih dalam radius jangkauan TOD. Meski bukan menjadi pilihan utama sebagai feeder Stasiun MRT Lebak Bulus, angkutan umum yang sudah beroperasi pada saat ini masih belum mencukupi kebutuhan pada area permukiman di sekitar Stasiun MRT Lebak Bulus.

The project of MRT aims to resolve the traffic problem in Greater Jakarta. The existence of MRT potentially reduce the use of private vehicles. At this time, MRT has been operated from Lebak Bulus Station to Bunderan Hotel Indonesia Station. The neighborhood of Lebak Bulus MRT Station planned to become the area of Transit Oriented Development. As the area of TOD, Lebak Bulus MRT Station needs the integration with other public transportation to become feeder. Moreover, in the area of Lebak Bulus Station, there is a Transjakarta stop and angkot base. As a station which is dominated by residential in the surrounding area, public transport must serve the passengers of MRT either headed or from the Lebak Bulus MRT Station. This research will use mix method of deduction. The analysis consists of two process based on research question, that is the service pattern of the feeder of Lebak Bulus MRT Station and the effectiveness of public transport to become the feeder of Lebak Bulus MRT Station. From that processes, the research will give some recommendation about the intermode service at Lebak Bulus MRT Station. The analysis of the service pattern of the feeder used the public transport routes and the choice of the feeder mode as the variables. Whereas, the analysis of the effectiveness of public transport uses the variable of public transport service performance as well as the adequacy of public transport for the people. The analysis found that the choice of the feeder mode of Lebak Bulus MRT Station still dominated by paratransit. Public transport services that are not door to door and the condition of vehicles that are less comfortable causes the people to prefer paratransit and private vehicles. Moreover, not all residential areas are reached by the public transport. There are some routes of Transjakarta that need some improvement on the headway, while the overall headway of angkot is good but the schedule is uncertain due to the time of waiting for passengers. Accessibility of Lebak Bulus MRT Station from Transjakarta stop and angkot base is relatively good because it is still within the TOD radius. Although public transport is not the first choice of feeder mode of Lebak Bulus MRT Station, public transport that is already operating in this time is still considered not sufficient for the residential area around the Station.

Kata Kunci : MRT, feeder, permukiman, pola pelayanan, efektivitas angkutan umum