Laporkan Masalah

ANALISIS KINERJA MANAJEMEN PROYEK PENGADAAN DAN PEMASANGAN ALAT PENERANGAN JALAN STUDI PADA PT QUMICON INDONESIA

KHAIRUNNISA, Wakhid Slamet Ciptono, M.B.A, M.P.M, Ph.D

2019 | Tesis | Magister Manajemen

Sejak tahun 2014 hingga 2018, pemerintah terus meningkatkan Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk sektor infrastruktur khususnya pembangunan jalan baru. Hal ini menjadi peluang bagi Badan Usaha Pembuat Perlengkapan Jalan (BUPPJ) untuk mendapatkan proyek pemerintah. Sebagai penyelenggara proyek, pemerintah memiliki beberapa kriteria calon perusahaan kontraktor. Salah satu kriteria yang dinilai oleh penyelenggara proyek terhadap kontraktor adalah kinerja proyek di masa lalu. Kinerja proyek di masa lalu menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mengerjakan proyek sesuai dengan kontrak yang disepakati. Masalah utama di dalam pengerjaan proyek konstruksi yaitu keterlambatan dan kelebihan biaya di atas anggaran (time and cost overrun), seperti halnya salah satu proyek yang dikerjakan oleh PT. Qumicon Indonesia di tahun 2017. Pengerjaan Proyek Pengadaan dan Pemasangan Alat Penerangan Jalan di Jalur Pantura tahun 2017 menghadapi masalah yang menyebabkan proyek dikerjakan lebih dari batas waktu yang disepakati pada kontrak awal dan biaya yang digunakan melebihi batas anggaran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja proyek, menganalisis faktor-faktor penghambat, dan mengidentifikasi strategi yang dapat dilakukan untuk mencegah masalah serupa di masa mendatang. Kinerja proyek Pantura 2017 dari segi pemenuhan target kualitas/spesifikasi adalah sebesar 96,79% dari target. Realisasi biaya yang digunakan lebih besar 20,18% dari target anggaran. Untuk realisasi waktu, dinilai tepat setelah diterbitkan addendum tentang perpanjangan batas waktu pengerjaan proyek. Dari hasil analisis, diketahui bahwa penyebab masalah pada proyek Pantura 2017 adalah: i) keterlambatan pengadaan baterai yang diimpor dari Cina; ii) penggalian tanah; iii) keterlambatan pengecoran pondasi; dan iv) keterlambatan pendirian tiang. Upaya pencegahan masalah dapat dilakukan dengan evaluasi tim dan manajemen proyek, serta menganalisis kelebihan dan kekurangan dari kerja sama dengan pemasok lokal untuk baterai. Kerja sama dengan pemasok lokal dapat menurunkan risiko dibandingkan dengan kerja sama dengan pemasok global. Selain itu, perusahaan juga bisa meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

From 2014 to 2018, the government continues to increase the State Budget and Expenditures (APBN) for the infrastructure sector, especially the construction of new roads. This has become an opportunity for Road Equipment Manufacturers (BUPPJ) to obtain government projects. As a project organizer, the government has several criterias for prospective contracting companies. One of the criteria assessed by project organizers towards contractors is the past project performance. The past project performance illustrates the company's ability to achieve project's target in accordance with an agreed contract. The prominent issue for most construction project is time and cost overrun, as well as one of the projects undertaken by PT. Qumicon Indonesia in 2017. Project for Procurement and Installation of Road Lighting Tools on the Pantura Line in 2017 faces a problem that causes projects to be carried out more than the deadline agreed on in the initial contract and the costs used exceed budget limits. This research was conducted to determine project performance, analyze inhibiting factors, and identify strategies to prevent similar problems in the future. The performance of the Pantura 2017 project in terms of meeting the quality target is 96,79% of the target. The cost realization used is 20,18% bigger of the budget targeted. For the realization of time, it is assessed right after the issuance of an addendum concerning the extension of the project deadline. From the results of the analysis, it is known that the causes of problems in the Pantura 2017 project are: i) the delay in procuring batteries imported from China; ii) soil excavation; iii) delay in casting foundations; and iii) delay in the pole erection. Prevention of problems can be done by team and project management evaluation, and analyzing the advantages and disadvantages of working with local suppliers for batteries. Collaboration with local suppliers can reduce risk compared to working with global suppliers. In addition, the company can also increase the Domestic Component Level (TKDN).

Kata Kunci : manajemen proyek, gap analysis, fishbone diagram

  1. S2-2019-407084-abstract.pdf  
  2. S2-2019-407084-bibliography.pdf  
  3. S2-2019-407084-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2019-407084-title.pdf