FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIPERTENSI PADA PENAMBANG TIMAH DI KABUPATEN BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

MARLINDHA SETYARINI, Prof.Dr.dr.Nyoman Kertia, Sp.PD-KER.; dr. Fatwa Sari Tetra Dewi,MPH,Ph.D

2019 | Tesis | MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Latar Belakang : Prevalensi hipertensi di Bangka Belitung menduduki peringkat tertinggi sebesar 30,9%, serta lebih tinggi dari prevalensi nasional sebesar 25,8%. Sebagai daerah penghasil timah, banyak penduduk yang beralih profesi dari nelayan atau petani menjadi penambang timah. Aktifitas penambangan yang dilakukan tidak hanya di darat, tetapi juga di laut, serta lokasinya yang terletak di pedalaman, membuat para penambang memerlukan waktu beberapa hari untuk bisa menghasilkan timah sebagai penyambung hidup. Hal ini membuat para penambang harus mempunyai persediaan makanan yang cukup, seperti mie instan, kopi, rokok, ikan sarden. Penderita hipertensi dari kelompok pekerjaan petani/nelayan/buruh sebesar 27,9%. Di Bangka Tengah prevalensi hipertensi sebesar 23,49% tertinggi di Bangka Belitung. Adanya pola makan yang tidak sehat seperti konsumsi makanan instant, merokok, konsumsi kopi merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi. Tujuan : Mengetahui hubungan kejadian hipertensi pada penambang timah dengan faktor-faktor risiko yang mempengruhinya Metode : Desain penelitian ini adalah case control dengan melakukan matching terhadap umur dan jenis kelamin. Metode pengumpulan data dengan wawancara langsung dengan menggunakan quesioner, formulir Semi Quantitatif Food Frequecy Questionnaire (SQFFQ), formulir International Physical Activity Questionaire (IPAQ) dan formulir kuesioner kondisi psikososial. Jumlah sampel 76 orang, kelompok kasus 38 orang, kelompok kontrol 38 orang. Kriteria inklusi pada kelompok kasus adalah laki-laki atau perempuan berusia >18 tahun dengan diagnosa hipertensi oleh petugas kesehatan, sedangkan pada kelompok kontrol adalah laki-laki atau perempuan berusia > 18 tahun dengan diagnosa tidak hipertensi oleh petugas kesehatan. Analisis data terdiri dari analisis univariat, analisis bivariat menggunakan uji mann whitney, t test, dan chi square, serta analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil : Konsumsi kopi, konsumsi garam dan konsumsi lemak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kejadian hipetensi pada penambang timah. Hasil uji t test menunjukkan konsumsi kopi nilai p=0,010, konsumsi lemak nilai p=0,000. Hasil uji mann whitney untuk konsumsi natrium nilai p=0,001. Konsumsi serat (p=0,13), konsumsi alkohol (p=1) mempunyai hubungan yang tidak bermakna dengan kejadian hipertensi pada penambang timah. Merokok, stres psikososial, IMT, aktifitas fisik mempunyai hubungan yang tidak bermakna dengan kejadian hipertensi pada penambang timah. Hasil chi square menunjukkan : (1) merokok (p=0,72); (2) stres psikososial (p=0,48); (3) IMT/obesitas (p=0,77); (4) aktifitas fisik (p=0,79). Hasil analisis multivariat menunjukkan konsumsi kopi dan konsumsi garam dapat memprediksi kejadian hipertensi pada penambang timah sebesar 36,3%. sedangkan sisanya sebesar 63,7% disebabkan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini, variabel konsumsi kopi dan konsumsi lemak merupakan faktor risiko yang paling dominan terhadap hipertensi pada penambang timah di Kabupaten Bangka Tengah. Kesimpulan: Ada hubungan yang bermakna antara konsumsi kopi, konsumsi garam dan konsumsi lemak dengan kejadian hipertensi pada penambang timah. Tidak cukup bukti hubungan antara konsumsi lemak, konsumsi serat, dan konsumsi alkohol, merokok, stres psikososial, obesitas, dan aktifitas fisik.

Background: The prevalence of hypertension in Bangka Belitung ranks highest at 30.9%, and is higher than the national prevalence of 25.8%. As a tin-producing region, many residents switch professions from fishermen or farmers to become tin miners. Mining activities are carried out not only on land, but also on the sea, as well as its location located in the interior, making miners take several days to be able to produce tin as a subsistence. This makes the miners must have adequate food supplies, such as instant noodles, coffee, cigarettes, sardines. Hypertension sufferers from the work group of farmers / fishermen / laborers amounted to 27.9%. In Central Bangka the prevalence of hypertension is 23.49%, the highest in Bangka Belitung. The existence of unhealthy eating patterns such as instant food consumption, smoking, coffee consumption are risk factors for hypertension. Objective: To find out the relationship between the incidence of hypertension in tin miners and the risk factors that influence it Method: The design of this study was case control by matching the age and sex. Methods of collecting data by direct interview using questionnaires, Semi Quantitative Food Frequecy Questionnaire forms (SQFFQ), International Physical Activity Questionaire (IPAQ) forms and psychosocial conditions questionnaires. The number of samples is 76 people, the case group is 38 people, the control group is 38 people. The inclusion criteria in the case group were men or women> 18 years of age with a diagnosis of hypertension by health workers, while in the control group men or women aged> 18 years with a diagnosis of not hypertension by health workers. Data analysis consisted of univariate analysis, bivariate analysis using Mann Whitney test, t test, and chi square, and multivariate analysis using logistic regression. Results: Coffee consumption, salt consumption and fat consumption have a significant relationship with the incidence of hypertension in tin miners. The results of the t test showed that coffee consumption was p = 0.010, fat consumption was p = 0.000. The results of the Mann Whitney test for sodium consumption p = 0.001. Fiber consumption (p = 0.13), alcohol consumption (p = 1) had a non-significant relationship with the incidence of hypertension in tin miners. Smoking, psychosocial stress, BMI, physical activity had a non-significant relationship with the incidence of hypertension in tin miners. The chi square results showed: (1) smoking (p = 0.72); (2) psychosocial stress (p = 0.48); (3) BMI / obesity (p = 0.77); (4) physical activity (p = 0.79). The results of multivariate analysis showed coffee consumption and salt consumption could predict the incidence of hypertension in tin miners by 36.3%. while the remaining 63.7% is caused by other factors not examined in this study, variable coffee consumption and fat consumption are the most dominant risk factors for hypertension in tin miners in Central Bangka Regency. Conclusion: There is a significant relationship between coffee consumption, salt consumption and fat consumption with the incidence of hypertension in tin miners. There is not enough evidence of the relationship between fat consumption, fiber consumption, and alcohol consumption, smoking, psychosocial stress, obesity, and physical activity

Kata Kunci : Faktor risiko, hipertensi, penambang timah, Risk factors, hypertension, tin miners