Gaya Arsitektur Gedhong Purwaretna, Puro Pakualaman, Yogyakarta

AFIFAH SHOLIHAH, Sektiadi, S.S., M.Hum.

2018 | Skripsi | S1 ARKEOLOGI

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif yang membahas mengenai gaya arsitektur Gedhong Purwaretna, Puro Pakualaman, Yogyakarta. Gedhong Purwaretna merupakan satu sub-kompleks di halaman pertama Puro Pakualaman. Bangunan Gedhong Purwaretna memiliki keunikan dan terlihat mencolok dibanding bangunan di sekitarnya karena memiliki bentuk bangunan yang megah dengan dinding yang tebal, halaman depan tersendiri, dan bagian depan atau muka bangunan yang dihiasi dengan ornamentasi yang raya baik pada dinding maupun tepi atapnya, serta diperindah dengan penggunaan kaca warna-warni. Bangunan tersebut digunakan sebagai tempat tinggal bagi Paku Buwono X selama kunjungannya ke Puro Pakualaman untuk menjenguk putrinya yang menjadi permaisuri Paku Alam VII. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya arsitektur bangunan dan hal-hal yang melatarbelakangi penggunaanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat beberapa tahap yang dilakukan dalam penelitian ini. Tahap pertama adalah pengumpulan data primer dan sekunder. Kedua data tersebut diolah untuk tahap selanjutnya yaitu deskripsi Gedhong Purwaretna. Tahap ketiga adalah analisis dalam dua bagian, yaitu bagian pertama terhadap denah, tampak, bahan bangunan, sistem konstruksi, dan bagian kedua terhadap ornamentasi. Berdasarkan analisis tersebut, diketahui bahwa gaya arsitektur Gedhong Purwaretna adalah gaya arsitektur Transisi (1890-1915) dengan gaya ornamentasi Art Nouveau dan Art Deco. Kedua gaya ornamentasi tersebut termasuk dalam periode Ornamental Deco (sekitar tahun 1920an). Penggunaan gaya arsitektur Transisi dengan gaya ornamentasi Art Nouveau dan Art Deco menunjukkan perkiraan pendirian bangunan yaitu sekitar tahun 1910-1920an atau akhir periode gaya Transisi dan awal gaya Kolonial Modern. Penerapan ketiga gaya tersebut pada bangunan Gedhong Purwaretna dilatarbelakangi oleh faktor sosial, teknologi dan lingkungan.

This research is a qualitative research using descriptive analysis method. It discusses about architectural style of Gedhong Purwaretna, Puro Pakualaman, Yogyakarta. The building is a sub-complex in the first yard of Puro Pakualaman. It has a unique and striking appearance compared to the surrounding buildings because it has a magnificent building shape such as thick walls, a separate front yard, and the front face of the building decorated with great ornamentation, both on the walls and on the edge of the roof. And also it is enhanced by the use of colorful glasses. The building was used as a residence for Paku Buwono X during his visit to Puro Pakualaman to meet her daughter who became the Queen of Paku Alam VII. The purpose of this study is to determine the architectural style of the building and the background of its use. To achieve these goals, there are several steps performed in this research. The first step was the primary and secondary data collection. Both data were processed for the next stage, namely the description of Gedhong Purwaretna. The third step was an analysis in two parts: the first parts were on the floor plan, front view, building materials, and construction system. The second part was the ornamentation. Based on the analysis, it is known that the architectural style of the Gedhong Purwaretna is a Transitional architectural style (1890-1915) with Art Nouveau and Art Deco ornamentation styles. Both styles of ornamentation are included in the Ornamental Deco period (around the 1920s). The use of Transitional architectural style with Art Nouveau and Art Deco ornamentation styles shows the estimation of the building establishment which was around 1910-1920s or the end of Transition style period and the beginning of Modern Colonial style. The application of those three styles in the building is motivated by social, technological and environmental factors.

Kata Kunci : gaya arsitektur, puro pakualaman, gedhong purwaretna, architectural style