Dari Upacara Menjadi Acara: Komodifikasi Ritual Wanakerti Menjadi Atraksi Pariwisata di Desa Wisata Wonosadi, Gunungkidul, Yogyakarta

AZIS MUSLIM FAUZI, Dr. Laksmi A. Savitri, M.Si

2018 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

Penelitian ini membahas proses komodifikasi sebuah upacara keagamaan Umat Hindu yaitu upacara Wanakerti menjadi sebuah atraksi pariwisata. Upacara Wanakerti rutin diselenggarakan setiap tahun di Hutan Adat Wonosadi Desa Beji, Ngawen, Gunungkidul. Wanakerti dari yang sebelumnya hanya upacara sakral dan bersifat ekslusif kemudian menjadi sebuah acara yang dapat dinikmati oleh masyarakat umum. Proses komodifikasi tersebut tidak terlepas dari peran aktor-aktor yang terlibat didalam komodifikasi Wanakerti. Dalam penelitian ini penulis mempertanyakan permasalahan bagaimana proses komodifikasi upacara Wanakerti menjadi atraksi pariwisata, bagaimana elit-elit lokal melakukan modifikasi tersebut serta bagaimana dampak Wanakerti setelah menjadi atraksi pariwisata. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian kualitatif dengan melakukan observasi, wawancara mendalam dan studi pustaka. Penelitian ini menemukan fakta bahwa proses modifikasi Wanakerti menjadi atraksi pariwisata oleh Majelis Umat Hindu (PHDI) Gunungkidul, Pokdarwis Desa dan Pemerintah Desa Beji tidak seutuhnya berjalan lancar dan mudah. Terdapat banyak negosiasi dari beberapa pihak pemangku kepentingan Wanakerti yang memiliki pandangan dan kepentingan masing-masing. Kemudian dari temuan fakta dan hasil analisis yang telah dilakukan, penulis berkesimpulan bahwa ketika Wanakerti telah menjadi atraksi pariwisata menimbulkan beberapa dampak yang meliputi nilai ekonomi, sosial dan budaya bagi masyarakat Desa Wisata Wonosadi (Desa Beji).

This study discusses the process of commodification of a Hindu religious ceremony, namely the ceremony of Wanakerti to become a tourist attraction. The ceremony is held regularly every year in Wonosadi Customary Forest, Beji Village, Ngawen, Gunungkidul. However, from the previous only sacred and exclusive ceremonies then became an event that could be enjoyed by the general public. The commodification process is inseparable from the role of the actors involved in the commodification of property. In this study the authors questioned the question of how the process of commodification of ceremony Wanakerti became a tourist attraction, how local elites made these modifications and how the impact of Wanakerti after becoming a tourist attraction. The method used in the research is qualitative research by conducting observations, in-depth interviews and literature studies. This study found that the modification process of Wanakerti as a tourist attraction by the Hindu Community Foundation (PHDI), Pokdarwis Desa and the Beji Village Government were not entirely smooth and easy. There are many negotiations from several stakeholders, who have their own views and interests. Then from the findings of the facts and the results of the analysis that have been carried out, the authors conclude that when Wanakerti has become a tourist attraction there are several impacts which include economic, social and cultural values for the community of Wonosadi Tourism Village (Beji Village).

Kata Kunci : wanakerti, upacara, modifikasi, atraksi pariwisata, dampak