PROSES PEMBERDAYAAN DESA WISATA WANUREJO (MAGELANG) DAN KARANG TENGAH (BANTUL)
M. CHAYRUL UMAM, Prof. Dr. Sunyoto Usman, M.A.
2018 | Tesis | MAGISTER SOSIOLOGIBanyak kegiatan pemberdayaan masyarakat yang diinisiasi oleh perusahaan melalui CSR masih bersifat karikatif. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam program CSR serta dampaknya terhadap kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Wanurejo, Borobudur dan Desa Karang Tengah, Imogiri. Dua desa tersebut adalah sasaran kegiatan CSR pemberdayaan dari perusahaan perbankan. Jenis penelitiannya menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu berupa wawancara, observasi, dan studi dokumen. Penentuan informan dilakukan dengan purposive sehingga mendapatkan informasi yang dapat mendukung dan menjawab masalah dalam penelitian. Tahap analisis data menggunakan analisis model interaktif Miles dan Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, menyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, mengenai proses pelaksanaan pemberdayaan masyarakat di dua desa tersebut diawali dengan pemberian akses informasi melalui sosialisasi terkait dengan program pemberdayaan Kampoeng BNI. Sosialisasi yang dilakukan diawal tidak menyeluruh ke masyarakat sehingga berdampak pada terjadinya konfik. Kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pelatihan dan pendampingan pengelolaan desa wisata, pendampingan pemasaran akan tetapi belum sepenuhnya dijalankan. Selain itu, untuk menunjang kegiatan pemberdayaan juga diadakan penambahan sarana dan prasarana pendukung berupa gapura, papan nama dan penunjuk arah, sepeda ontel, bantal selimut untuk kamar penginapan di masing-masing homestay, kendaraan pengangkut sampah. Selanjutnya melibatkan masyarakat (partisipasi) dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan melalui koperasi. Pelibatan masyarakat belum sepenuhnya maksimal karena hanya sesuai dengan apa yang disosialisasikan tanpa adanya inovasi dan kreativitas dari masyasakat. Kedua, keberlanjutan program pemberdayaan secara aspek sumber daya alam bisa dikatakan sustainable dalam eksploitasi alam tidak berlebihan. Kemudian untuk aspek ekonomi direalisasikan dalam program balkondes di Desa Wanurejo dan pemetaan ulang potensi wisata Bukit Hijau di Desa Karang Tengah.
Many community empowerment activities initiated by companies through CSR are still charitable. Therefore this study aims to determine the process of community empowerment activities in CSR programs as well as their impact on people's welfare. This research was conducted in Wanurejo, Borobudur and Karang Tengah, Imogiri. The two villages are the target of empowering CSR activities from a banking company. This type of research uses descriptive qualitative research methods with a case study approach. Data collection techniques carried out in this study were in the form of interviews, observation, and document studies. The selection of informants was done purposively to get information that could support and answer the problems in this study. The data analysis phase uses the analysis of the Miles and Huberman interactive models including data collection, data reduction, data presentation and conclusion drawing. The results of this study are as follows. First, the process of implementing community empowerment in the two villages began with the provision of information through socialization related to the Kampoeng BNI empowerment program. The socialization carried out at the beginning of the program was not carried out comprehensively so that this caused conflict. Then the program continued with training activities and assistance in village tourism management and marketing assistance, but not yet fully implemented. In addition, to support the empowerment activities, additional facilities and infrastructure were also provided in the form of gates, signboards and directions, ontel bikes, cushion covers for lodging rooms in each homestay, garbage transport vehicles. Then the program continues on involving community participation in the implementation of empowerment activities through cooperatives. Community involvement has not been fully maximized, because it is only based on what is socialized without involving innovation and creativity from the community. Second, the sustainability of the empowerment program in terms of natural resources can be said to be sustainable with natural exploitation that is not excessive. Then for the economic aspects realized in the Balkondes program in Wanurejo and re-mapping the Bukit Hijau tourism potential in Karang Tengah Village.
Kata Kunci : pemberdayaan masyarakat, kampoeng BNI, program PKBL