Laporkan Masalah

Studi Sistem Bagi Hasil Nelayan Kapal Cantrang Desa Klidang Lor Kecamatan Batang Jawa Tengah

NAFRAREZA AJI N, Dr. Bambang Hudayana, M.A.

2018 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYA

Desa Klidang Lor, Kecamatan Batang, Jawa Tengah, merupakan salah satu desa dengan mayoritas penduduk bekerja sebagai nelayan Kapal Cantrang, sebutan lokal untuk Kapal Danish Seine. Dalam satu kapal Cantrang, ada seorang juragan pemilik kapal, dan nelayan buruh yang bekerja kepadanya. Nelayan buruh ini memiliki tanggung jawab yang berbeda-beda di atas kapal. Hal itu menyebabkan penghasilan yang didapat tiap nelayan berbeda-beda dihitung menggunakan sistem bagi hasil. Bagi hasil selalu menguntungkan pihak juragan, karena jatah juragan selalu lebih banyak dibanding nelayan buruh dalam keadaan pelayaran yang menguntungkan maupun merugi. Keadaan tersebut tidak lantas membuat nelayan buruh tidak berlayar menggunakan kapal cantrang. Para nelayan buruh hanya berganti juragan, namun tetap melaut menggunakan kapal Cantrang. Skripsi ini membahas mengenai sistem Bagi Hasil nelayan Kapal Cantrang dan mengapa sistem pengupahan tersebut masih dipertahankan. Data dikumpulkan dengan metode wawancara dan observasi partisipasi kepada beberapa anggota masyarakat Klidang Lor yang bekerja sebagai nelayan Kapal Cantrang, baik juragan maupun buruh.

Klidang Lor village, Batang district, Central Java is a village with the majority of the population working as a fisherman of Kapal Cantrang, a local term for Danish Seine ship. In Kapal Cantrang, there is a skipper owner of the ship and fisherman workers who work for him/her. These fishermen have different responsibilities on board. It causes the income earned by each fisherman calculated using the profit sharing system. Profit sharing always benefits the skipper, because the share is always bigger for the skipper rather than workers in the state of profitable or loss voyage. The situation does not necessarily make the fisherman workers not sailing using the Kapal Cantrang. The fishermen laborers only change skipper, but still voyaging using the Kapal Cantrang. This thesis discusses the waging system of Cantrang fisherman and why the wage system is still maintained. Data were collected by interview method and participant observation to some members of Klidang Lor community who worked as fisherman of Kapal Cantrang, both skipper and laborer.

Kata Kunci : Nelayan Cantrang, juragan, buruh, bagi hasil/Cantrang fisherman, skipper, labour, profit sharing

  1. S1-2018-318391-abstract.pdf  
  2. S1-2018-318391-bibliography.pdf  
  3. S1-2018-318391-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2018-318391-title.pdf