PROSPEK PENERAPAN KONSEP TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT DI STASIUN KERETA COMMUTER LINE KOTA DEPOK
MARIA ULFA, Deva Fosterharoldas S, ST., M.Sc., Ph.D.
2018 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAPerpindahan penduduk DKI Jakarta ke daerah sekitarnya meningkatkan jumlah komuter yang melakukan perjalanan dari pinggir kota ke pusat kota. Transit Oriented Development menjadi konsep yang sesuai untuk dikembangan dalam penataan di titik-titik simpul transportasi yang bertujuan untuk mengefisiensikan lahan yang terintegrasi dengan layanan transportasi. Oleh karena itu, perkembangan kota yang meningkatkan kebutuhan mobilitas tidak hanya bisa diatasi dengan pengadaan transportasi publik saja, tetapi juga mempertimbangkan karakter aktivitas di sekitar titik simpul dengan menganalisis interaksi titik simpul dan aktivitas kawasan di sekitarnya dan dikomparasikan dengan prinsip dan skala kawasan TOD yang sesuai. Dalam penentukan prospek penerapan konsep TOD, penelitian ini menggunakan paradigma penelitian deduksi-kuantitatif dengan menggabungkan analisis keseimbangan stasiun dengan analisis komparasi teori Transit oriented Development dan kondisi eksisting. Analisis keseimbangan stasiun menggabungkan nilai titik simpul dengan metode multycriteria analysis dan nilai kawasan dengan metode spatial entropy ke dalam scattergram. Penelitian ini menghasilkan bahwa tidak ada stasiun di Kota depok yang memiliki interaksi yang seimbang antara aksesibilitas titik simpul dengan kawasan disekitarnya. Akan tetapi, ketiga stasiun memiliki harapan untuk dikembangkan menjadi kawasan berorientasi transit dengan pengarahan pengembangan yang berbeda-beda. Stasiun Pondok Cina dan Stasiun Depok Baru yang merupakan stasiun unbalancedd Place memiliki potensi kawasan untuk dikembangkan menjadi TOD berskala perkotaan, sedangkan Stasiun Depok yang merupakan stasiun unbalanced node dapat dikembangkan menjadi TOD berskala lingkungan. Selain itu, penggambaran interaksi aksesibilitas titik simpul dengan kawasan sekitarnya oleh grafik node place perlu melihat prinsip dan skala TOD yang sesuai dengan karakter eksistingnya dalam mengembangkan kawasan transit.
The migration of DKI Jakarta to the surrounding areas increases the number of commuter�s movement from the suburbs to urban area. Transit Oriented Development is the most suitable concept for developing transit area that integrates land use and transportation system efficiency. Therefore, city development that increases mobility not only be solved by public transport procurement, but also consider the character of activities around the transportation node by analyzing the interaction of node and surrounding area based on the local characteristic This research uses the paradigm of quantitative-deduction research by combining station balance analysis with comparative analysis of Transit-oriented Development theory and the existing condition. The Balancing Station analysis combines the node index from the multi-criteria analysis method and the place index by the spatial entropy method into the scatter gram. This research concludes that there are no stations in Depok City that have a balanced interaction between the accessibility of transit node with the surrounding area. However, all three stations have a possibility to be developed into transit-oriented areas with different development directions. Pondok Cina Station and Depok Baru Station which is the unbalanced place station has the potential of the area to be developed into an urban-scale TOD, while Depok Station which is the unbalanced node station can be developed into neighborhood- scale TOD. In addition, the description of the transit node interaction with the surrounding area by the graph node place needs to look at the principle and scale of the TOD in accordance with its existing character in developing the transit area.
Kata Kunci : Perpindahan Penduduk, Transit Oriented Development, Node-Place Model, Skala Perkotaan, Skala Lingkungan