LUAPAN LUMPUR LAHAN RAWA PASANG SURUT UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI PADI DI KAWASAN HILIR SUNGAI BARITO KALIMANTAN SELATAN

MAWARDI, Prof .Dr.Ir. Bambang Hendro Sunarminto,SU; Prof .Dr.Ir. Putu Sudira,MSc. ; Prof .Dr.Totok Gunawan, MS; Dr. Ir. Benito H. Purwanto, M.Agr.Sc

2018 | Disertasi | DOKTOR ILMU PERTANIAN

Produktivitas padi di lahan rawa pasang surut masih rendah. Permasalahan utama di lahan pasang surut, sering terjadi keracunan besi terutama pada tipe B sedangkan tipe A jarang terjadi karena diduga adanya lumpur yang berperan dalam menekan terjadinya keracunan besi, untuk itu dilakukan serangkaian penelitian di lahan rawa pasang surut kawasan hilir Sungai Barito dan Laboratorium Tanah UGM, pada bulan Oktober 2015 sampai Oktober 2017. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mempelajari karakteristik lumpur dan sebarannya pada tipe luapan A dan B (frekuensi pasang surut) dan pasang surut (beda antara pasang maksimum dan surut maksimum) pasang surut, (2) mengkaji tingkat jerapan lumpur terhadap besi, menetralisir kemasaman (pH) serta penambahan unsur hara bagi tanaman padi berdasarkan karakteristik lumpur, (3) Mempelajari pengaruh pemberian lumpur pada lahan pasang surut tipe B dalam meningkatkan produksi padi. Penelitian ini dirancang menjadi lima tahap sebagai berikut : Tahap pertama adalah pemetaan lumpur lahan rawa berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu : Tipe luapan, pasang surut dan ketebalan lumpur. Tahap kedua, karakterisasi lumpur di lahan rawa pasang surut. Tahap ketiga kajian tingkat jerapan lumpur terhadap besi. Tahap keempat, mempelajari dinamika luapan lumpur dan hubungannya dengan pasang surut pasang surut. Tahap kelima, kajian pengaruh pemberian beberapa jenis dan takaran lumpur terhadap pertumbuhan dan produksi padi. Lumpur dari lahan pasang surut memiliki karakteristik yang beragam antar lokasi baik dari sifat fisika, kimia maupun laju pengendapan. Perbedaaan ini dipengaruhi oleh tipe luapan dan nilai perbedaan pasang surut. Sebaran Fe tertinggi terdapat pada zona I dan II pada pasang surut, sedangkan berdasarkan tipe luapan sebagian besar terdapat pada tipe A. Sebaran hara makro (NPK, Ca dan Mg) dengan kriteria tinggi sampai sangat tinggi terdapat pada tipe luapan A, kecuali P dan Ca yang tersebar merata pada tipe luapan A dan B dengan kriteria sedang sampai sangat tinggi. Lumpur pasang surut memiliki kemampuan dalam menjerap besi dan di temukan 4 jenis lumpur yang dapat menjerap besi diatas 750 mg kg-1, yaitu : Barambai kolam kiri, Anjir Serapat lama, Tinggiran Barudan Sei Kajang. Laju pengendapan lumpur di lahan pasang surut bervariasi baik dari segi lokasi (zona) maupun waktu (bulan). Zona tertinggi terdapat pada zona VII, sedangkan bulan tertinggi terjadi pada bulan Januari dan Februari. Pemberian dosis lumpur di lahan pasang surut tipe B berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan padi dan sangat nyata pada pengaruh interaksi jenis lumpur kolam kiri (L1) dengan dosis lumpur 20 ton ha-1. Sementara itu, pemberian dosis dan jenis lumpur tidak berpengaruh nyata terhadap hasil gabah kering panen maupun kering giling, tetapi bekorelasi positif terhadap hasil padi dengan peningkatan dosis lumpur. Pemberian jenis lumpur juga berpengaruh nyata terhadap penurunan konsentrasi Fe-tersedia. Jenis lumpur Tinggiran Darat Baru (L3) dapat menekan Fe-tersedia sampai konsentrasi terendah sebesar 369,7 mg kg-1.

The productivity of rice in tidal swamplands is still low. The main problem in the tidal land, iron toxicity often occurs especially in type B, while type A is rare because of suspected mud that plays a role in suppressing iron toxicity, for that doing a series of research on tidal swamp land downstream of Barito River and Soil Laboratory of UGM , from October 2015 to October 2017. This study aims to: (1) study the characteristics of mud and its distribution on the A and B overflow types (tidal frequencies) and tides (difference between maximum and maximum tide) tides, (2) assess the level of absorbs mud to iron, neutralize acidity (pH) and addition of nutrients to rice plants based on mud characteristics, (3) studying the effect of sludge on type B tidal land in increasing rice production. The mud from the tidal land has diverse characteristics between the locations of both physics, chemical and sedimentation rates. This difference is influenced by the overflow type and tides (tidal difference) values. The highest Fe distribution is found in zones I and II on tides, whereas by type of outflow it is mostly found in type A. Nutrient distribution of macronutrients (NPK, Ca and Mg) with high to very high criteria is found in type A, except P and Ca which is spread evenly on the overflow type A and B with medium to very high criteria. Tidal swamp mud has the ability to absorb iron and found 4 types of mud that can absorb iron above 750 mg kg-1, namely: Barambai pond left, Anjir Serapat lama, Tinggiran Baru and Sei Kajang he rate of settling of mud in tidal land varies both in terms of location (zone) and time (months). The highest zone is in zone VII, while the highest month occurs in January and February. Giving doses of mud in Type B tidal land have the significant effect on the number of saplings and very significant in the influence of the interaction of kolam kiri mud type (L1) with mud dose 20 ton ha-1. Meanwhile, dosage and mud type did not significantly affect the yield of dry and dry grain, but a positive correlation to rice yield with increasing dosage of mud. Sludge type administration also had a significant effect on the decrease of Fe-available concentration. Type of Tinggiran darat Baru (L3) can suppress Fe-available to the lowest concentration of 369.7 mg kg-1.

Kata Kunci : Lumpur pasang surut, Jerapan Fe, padi, Sungai Barito