KEBERLANJUTAN KELAPA SAWIT MENURUT INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL (ISPO) PADA KEBUN PLASMA NGABANG PTPN XIII KABUPATEN LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

ANI MUANI, Prof. Dr. Ir. Dwidjono Hadi Darwanto, MS; Dr. Ir. Lestari Rahayu Waluyati, MP; Dr. Ani Suryantini, MM

2018 | Disertasi | S3 Ekonomi Pertanian

Isu negatif utama pengembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia dianggap adalah sebagai penyumbang Gas Rumah Kaca terbesar, penyebab deforestasi, dan kebakaran lahan yang diakibatkan oleh pembukaan kebun sawit. Dalam upaya memperbaiki tata kelola perkebunan kelapa sawit di Indonesia, pemerintah telah menerapkan sebuah instrument penilaian berdasar pada sistem keberlanjutan dalam pembangunan perkebunan kelapa sawit yakni Indonesian Sustainable Palm Oil-Certification System /ISPO. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan finansial usaha peremajaan kelapa sawit pada kebun plasma, mengetahui indeks dan status keberlanjutan kelapa sawit menurut standar Indonesian Sustainable Palm Oil / ISPO) baik secara multidimensi maupun dari masing-masing dimensi serta mengidentifiasi faktor-faktor sensitif yang berpengaruh terhadap indeks keberlanjutan kelapa sawit. Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui kelayakan finansial adalah analisis kriteria investasi, sedangkan untuk mengetahui indeks dan status keberlanjutan kelapa sawit serta factor-faktor sensitif yang berpengaruh terhadap keberlanjutan digunakan pendekatan Multi Dimensional Scaling (MDS) dengan teknik RAP-ISPO (Rapid Appraisal for Indonesian Sustanainable Palm Oil / ISPO) modifikasi teknik RAPFISH, yang hasilnya dinyatakan dalam bentuk indeks dan status keberlanjutan. Dengan analisis MDS juga dilakukan analisis Leverage untuk mengidentifikasi atribut-atribut sensitif yang mempengaruhi indeks keberlanjutan kelapa sawit. Hasil analisis menunjukkan secara finansisl usaha peremajaan kelapa sawit pada kebun plasma Ngabang layak untuk diusahakan. Hasil analisis RAP-ISPO keberlanjutan kelapa sawit terhadap lima dimensi dengan 41 atribut secara multidimensi termasuk ke dalam satus cukup berkelanjutan dengan nilai indeks keberlanjutan 69,77%. Nilai indeks keberlanjutan tertinggi terdapat pada dimensi teknologi yakni sebesar 81,91% (sangat berkelanjutan), sebaliknya nilai terendah terjadi pada dimensi kelembagaan (53,80%) namun masih termasuk cukup berkelanjutan, sedangkan dimensi sosial (70,45%), ekologi (72,18%) dan ekonomi (70,44%) termasuk kategori cukup berkelanjutan. Teridentifikasi 15 atribut sensitif/pengungkit yang berpengaruh terhadap keberlanjuan kelapa sawit. Kesimpulannya bahwa kebun plasma Ngabang dalam pengelolaannya telah mengimplementasikan ISPO walaupun belum optimal , namun melalui perbaikan 15 atribut pengungkit tersebut, status keberlanjutan kelapa sawit masih dapat ditingkatkan agar dapat memproduksi kelapa sawit yang layak ekonomi, layak sosial, dan ramah lingkungan sesuai standar ISPO.

The main negative issue of oil palm plantation development in Indonesia is considered as the largest contributor to Greenhouse Gases, the cause of deforestation and land fires resulting from the opening of oil palm plantations. In an effort to improve the governance of oil palm plantations in Indonesia, the government has implemented an assessment instrument based on the system the sustainable development of oil palm plantations namely Indonesian Sustainable Palm Oil-Certification System (ISPO). This study aims to determine the financial feasibility of palm oil renewal business in plasma plantations, determine the index and status of palm oil sustainability based on Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) standards both in multidimensional and from each dimension as well as identifying sensitive factors that affect the index sustainability of oil palm. The analytical method used to determine the financial feasibility is the analysis of investment criteria, while the approach of Multi Dimensional Scaling (MDS) with RAP-ISPO technique (Rapid Appraisal for Indonesian Sustanainable Palm Oil / ISPO) RAPFISH technique modification is used to know the index and status of oil palm sustainability and sensitive factors that affect the sustainability expressed in the form of index and sustainability status. With the analysis of MDS, Leverage analysis to identify sensitive attributes affecting the index of oil palm sustainability is also conducted. The results show that financially the oil palm rejuvenation project in Ngabang plasma plantation is feasible to cultivate. Based on RAP-ISPO analysis results, the sustainability of palm oil to five dimensions with 41 attributes multidimensi included into sustainable enough with the value of sustainability index 69.77%. The highest value of sustainability index is on technological dimension as much as 81,91% (very sustainable), on the contrary the lowest value occurs in institutional dimension (53,80%) but still sustainable enough, social dimension (70,45%), ecology 72.18%) and the economy (70.44%) are quite sustainable categories. 15 sensitive attributes / levers that affect palm continuity are identifued. In conclusion, the plasma plantation of Ngabang in its management has implemented ISPO although not yet optimal, but by improvingthe 15 attributes of the lever, the status of oil palm sustainability can still be improved in order to produce economically viable, socially appropriate, and environmentally appropriate palm oil according to ISPO standards.

Kata Kunci : Indeks keberlanjutan, ISPO, kebun plasma, kriteria investasi, multy dimensional scaling, Sustainability Index, ISPO, the plasma, investment criteria multydimension scalling