PERBEDAAN KUALITAS HIDUP PASIEN REFLUKS LARINGOFARING SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI
Windarti Isminarsih, dr. Agus Surono, Ph.D, M.Sc, Sp.T.H.T.K.L.(K)
2018 | Tesis-Spesialis | ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH KEPALA DAN LEHERLatar Belakang : Refluks laringofaring adalah kondisi yang disebabkan oleh aliran balik isi gaster ke area laringofaring menyebabkan gejala laringofaringeal kronis maupun intermiten. Penyakit refluks laringofaring sering dijumpai dan sekitar 10% pasien yang datang di poliklinik THTKL terdiagnosis dengan penyakit ini dengan lebih dari 50% disertai keluhan batuk kronis dan gangguan suara, serta pasien mengeluhkan rasa tak nyaman dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan : Untuk menentukan perbedaan kualitas hidup pasien sebelum dan sesudah terapi. Metode : Penelitian one group pre test dan post test pasien refluks laringofaring di poli THTKL RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta mulai bulan Mei - Juni 2018. Hasil : Dari 40 subyek penelitian terdiri dari 25 laki-laki & 15 perempuan terdiagnosis refluks laringofaring, pada penilaian pertama didapatkan nilai kualitas hidup dari skor Reflux Qual Short Form (RQS) dengan rentang antara 25.0-87.50 dengan nilai rerata 53,53�±15,451. Pada minggu kedua didapatkan rentang skor antara 37.5-87.50 dengan nilai rerata 61,03�±11,98. Pada penilaian minggu keempat rentang skor RQS antara 37.5-87.50 dengan rerata 71,11�±13,23. Terdapat perbedaan signifikan rerata kualitas hidup sebelum dan sesudah terapi (p=0,001), dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada RQS domain kenyamanan (p=0,263), dan domain kekhawatiran makan (p=0,107) setelah terapi. Kesimpulan : Terdapat perbedaan yang bermakna antara perubahan kualitas hidup pada pasien refluks laringofaring sebelum dan setelah terapi. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada kenyamanan dan kekhawatiran makan setelah terapi.
Background: Laryngopharyngeal reflux is a condition caused by a return flow of gastric contents to the laryngopharyngeal area that causes chronic or intermittent laryngaringeal symptoms. Laryngopharyngeal reflux disease is common and about 10% of patients who arrive in otorhinolaryngology clinic are diagnosed with this disease with more than 50% coming with chronic cough and voice disorders and patients complaining of discomfort in everyday life . Objective: To determine the difference of quality of life in patients with laryngopharyngeal reflux before and after treatment. Methods: One group pre test and post test studies of laryngopharingeal reflux patients and held in ORL-HNS Department of Dr.Sardjito Hospital Yogyakarta from May to June 2018. Results: From the 40 patients with 25 men & 15 women with laryngopharingeal reflux, in first assessment we got the quality of life score of Reflux Qual Short Form with range between 25.0-87.50 with the mean value 53,53�±15,451. In the second week of appraisal there was a score range of 37.5-87.50 with a mean score of 61,03�±11,98. In the fourth week assessment the range of RQS scores was between 37.5-87.50 and the mean of 71,11�±13,23. There was a significant difference in the mean of quality of life before and after treatment (p=0,001). There were no significant difference in RQS domain of well being (p=0,263) and eating concerns (p=0,107) after treatment. Conclusion: There is statistically significant difference in quality of life in laryngopharyngeal reflux patients before and after treatment. There are no statistically significant difference in well being and eating concerns after treatment.
Kata Kunci : laryngopharyngeal reflux, Kualitas Hidup, quality of life, Reflux Qual Short Form