Pendidikan Yang Membebaskan (Studi Pada Sekolah Alam Baturraden)
WAHYU ADJI NUGROHO, Dr. M. Supraja, SH. MSi
2018 | Tesis | MAGISTER SOSIOLOGIPendidikan di Indonesia secara mayoritas, tak lain hanyalah tempat untuk menghasilkan ijazah semata. Mental para siswanya pun sangat pragmatis, dimana pendidikan hanya menjadi alat untuk mendapatkan pekerjaan. Pendidikan tak lagi menjadi tempat belajar yang mengasyikkan. Sekolah Alam Baturraden hadir sebagai usaha untuk mengkritisi dan mengubah kondisi yang menindas tersebut. Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk menjawab bagaimana Sekolah Alam Baturraden menjalankan proses pendidikannya. Selain itu, penulis juga ingin mengetahui posisi Sekolah Alam Baturraden dalam melakukan kritik terhadap pendidikan di Indonesia. Tidak luput juga penulis juga ingin mengetahui apakah sepak terjang Sekolah Alam Baturraden ini merupakan perjuangan murni pendidikan atau hanyalah sebuah kapitalisme pendidikan. Sekolah Alam Baturraden menggunakan metode integrated learning dalam proses pembelajarannya. Sementara kurikulum yang dimiliki terdiri dari 4 pilar: akhlak, logika, leadership dan kewirausahaan. Selanjutnya dilakukan analisis menggunakan pendidikan yang membebaskan dari Paulo Freire. Dimana konsep pendidikan yang membebaskan meliputi: Subjek dan subjek dalam pendidikan; pendidikan hadap masalah (problem posing education); metode dialog; prinsip praxis dan konsientisasi (penyadaran). Berdasarkan teori tersebut, digunakan membaca sistem pembelajaran yang diterapkan di Sekolah Alam Baturraden. Penelitian ini merupakan jenis kualitatif yang menggunakan metode studi kasus. Peneliti melakukan observasi langsung ke lapangan untuk dapat melihat dan mengamati secara langsung proses belajar-mengajar pada sekolah Alam Baturaden. Selain itu peneliti juga telah melakukan wawancara terhadap direktur dan kepala Sekolah Alam Baturaden terkait kurikulum, sistem pengajaran dan manajemen Sekolah Alam Baturaden. Wawancara juga dilakukan terhadap Lendo Novo, selaku penggagas konsep sekolah alam yang menjadi inspirasi bagi Sekolah Alam Baturraden dalam menjalankan proses pendidikannya. Demi kelengkapan data yang dibutuhkan peneliti juga melakukan wawancara terhadap para fasilitator Sekolah Alam Baturaden tentang metode pengajaran yang mereka lakukan secara langsung kepada anak-anak Sekolah Alam Baturaden. Tidak kalah pentingnya, wawancara juga sudah dilakukan terhadap para siswa Sekolah Alam Baturaden terkait apa saja yang sudah mereka pelajari, pengalaman mereka selama belajar di Sekolah Alam Baturraden. Demi melengkapi sudut pandang agar lebih komprehensif peneliti juga telah melakukan wawancara terhadap orang tua dari anak-anak Sekolah Alam Baturaden terkait motivasi mereka menyekolahkan anaknya dan bagaimana interaksi pihak Sekolah Alam Baturaden terhadap para orang tua. Setelah melakukan proses penelitian ini, menunjukan bahwa pendidikan yang membebaskan diterapkan di Sekolah Alam Baturraden. Selanjutnya, posisi Sekolah Alam dalam konteks pendidikan di Indonesia menjadi kritik dimana pendidikan yang membahagiakan yang digagas oleh konseptor sekolah alam yang bernama Lendo Novo berhasil dipraktikkan di Sekolah Alam Baturraden. Hal tersebut menunjukkan bahwa perjuangan pendidikan masih terbuka lebar di Indonesia. Sementara itu, proses konsientisasi juga dilakukan terhadap siswa maupun fasilitator Sekolah Alam Baturraden. Proses konsientisasi ini pula yang kemudian dapat menjaga Sekolah Alam Baturraden untuk tetap pada perjuangan murni pendidikan serta terbebas dari jebakan kapitalisme pendidikan.
Dominantly education in Indonesia is nothing but a place to produce diplomas. The students' mentality is also very pragmatic, where education is only a means to get a job. Education is no longer an exciting learning place. Baturraden Nature School is present as an effort to criticize and change to the "oppressive" conditions. From this background, the author is interested to determine the Baturraden Nature School runs its education process. In addition, the author also wants to know the position of the Baturraden Nature School in criticizing the education in Indonesia. The writer also wanted to know if the action of the Baturraden Nature School was a purely educational struggle or just an educational capitalism. Baturraden Nature School uses integrated learning method in the learning process. While the curriculum consists of 4 pillars: morality, logic, leadership and entrepreneurship. The analysis is carried out using "liberating education" according to Paulo Freire. Where the concept of liberating education includes: Subjects and education subjects; problem posing education; dialogue method; the principle of "praxis" and consolidation (awareness). This theory was used to determine the learning system applied in the Baturraden Nature School. This research is a qualitative type that uses case study methods. The researcher made direct observations to the field to be able to see and observe directly the teaching and learning process at the Baturraden Nature School. In addition, researchers have also conducted interviews with the directors and heads of the Baturraden Nature School regarding the curriculum, teaching and management systems of the Baturaden Nature School. The interview was also conducted on Lendo Novo, as the initiator of the school natural concept which was the inspiration for the Baturraden Nature School in carrying out its education process. For the completeness of the required data, the researchers also conducted interviews with the facilitators of the Baturaden Nature School about the teaching methods they did directly to the children. Interviews have also been carried out on the students of Baturraden Nature School regarding what they have learned and their experiences while studying at the Baturraden Nature School. In order to complete the point of view to be more comprehensive, researchers have also conducted interviews with parents of the children of Baturraden Nature School regarding their motivation to send their children to school and how the interaction of the Baturaden Nature School with parents. The results showed that liberating education is applied in the Baturraden Nature School. Furthermore, the position of the Natural School in the context of education in Indonesia has become a criticism where a happy education initiated by a natural school conceptor named Lendo Novo was successfully practiced at the Baturraden Nature School. This shows that the education struggle is still wide open in Indonesia. Meanwhile, the consolidation process was also carried out on students and facilitators of the Baturraden Nature School. This consolidation process can then keep the Baturraden Nature School to remain in a purely educational struggle and free from the trap of educational capitalism.
Kata Kunci : Pendidikan yang membebaskan dan sekolah alam.