PERILAKU PENGGUNA MEDIA SOSIAL FACEBOOK DALAM MENGHADAPI INFORMASI HOAX

ANGELA MERRY SUCIATI, Prof. Dr. Partini, SU

2018 | Tesis | MAGISTER KAJIAN BUDAYA DAN MEDIA

Media sosial menjadi salah satu media yang paling banyak digunakan dalam menyebarkan informasi hoax. Sayangnya realita saat ini masih banyak sekali pengguna media sosial yang terjebak pada informasi hoax. Buktinya masih banyak informasi hoax yang tersebar luas, dan berhasil dipercayai oleh ribuan pengguna, bahkan informasi hoax sudah berhasil menggiring opini publik dan menyesatkan masyarakat. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan mengetahui perilaku pengguna media sosial ketika dihadapkan pada informasi hoax serta berbagai hambatan yang dihadapi sehingga tidak memaksimalkan upaya pencegahan terjebak pada informasi hoax. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan desain thick description atau diskripsi mendalam. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, serta dokumentasi. Analisis data penelitian menggunakan proses reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber untuk mendapatkan informasi sudah bergeser dari media massa elektronik dan cetak menjadi media sosial. Pengguna media sosial cenderung memilih informasi dengan topik yang sesuai dengan minat mereka, dirasa penting dan menarik. Topik yang paling banyak ditemukan hoaxnya secara berturut-turut yaitu: Politik, Entertainment, Kesehatan dan Bencana Alam. Sedangkan media sosial yang paling banyak terdapat informasi hoaxnya adalah Facebook dan yang kedua Youtube. Hambatan yang dihadapi yaitu sulitnya mengidentifikasi informasi hoax karena terkesan sangat meyakinkan, membutuhkan waktu lebih untuk mengecek kebenaran suatu informasi, mencari sumber berita klarifikasi, referensi maupun data pendukung kadang tidak mudah, banyaknya informasi yang sama saat melakukan penelusuran di google, tidak semua informasi di media sosial dibahas di media massa elektronik atau cetak, tidak ada teman diskusi yang lebih paham pada topik tertentu. Saran yang dapat diajukan oleh peulis adalah membuat program-program edukasi untuk menambah kesadaran publik akan bahaya hoax serta menambah kemampuan dalam mengidentifikasi informasi hoax. Peran aktif pemerintah untuk menutup akun atau domain penyebar informasi hoax sangat perlu dilakukan secara berkala. Memperbanyak komunitas atau akun klarifikasi informasi hoax dapat menjadi senjata alternatif untuk mencegah seseorang terjebak informasi hoax.

Social media is one of the most widely used media in disseminating hoax information. Unfortunately the reality is that there are still many social media users who are trapped in hoax information. The proof is that there is still a lot of hoax information that is widely spread, and is trusted by thousands of users, even hoax information has succeeded in driving public opinion and misleading the public. Therefore in this study will know the behavior of social media users when faced with hoax information and various obstacles so cannot maximize efforts to prevented stuck in hoax information. The method used in this research is qualitative with thick description design or indepth description. Data collection uses in-depth interview, observation, and documentation techniques. Analysis of research data using the process of data reduction, data presentation, drawing conclusions and verification. The results of the study show that the sources for obtaining information have shifted from electronic and print mass media to social media. Social media users tend to choose information on topics that suit their interests, are considered important and interesting. The most common topics that found hoaxes are: Politics, Entertainment, Health and Natural Disasters. While the most social media that contain a lot of hoax information is Facebook and the second Youtube. The obstacles that user faced are difficulty of identifying hoax information because it seems very convincing, requires more time to check the truth of an information, looking for news sources clarification, references and supporting data is sometimes not easy, the same amount of information when searching on Google, not all information in the media socially discussed in electronic or print mass media, there are no discussion friends who are more aware of certain topics. Suggestions that can be submitted by the authors are to make educational programs to increase public awareness of the dangers of hoaxes and increase the ability to identify hoax information. The government's active role in closing accounts or domains of hoax information dissemination needs to be done periodically. Increasing the community or hoax information clarification accounts can be an alternative weapon to prevent someone from getting caught up in hoax information.

Kata Kunci : Hoax, Media Sosial, Perilaku Informasi